
Ini Alasan di Balik Moncernya Kinerja BBNI Kuartal I 2023

- Laba bersih BBNI melesat mencetak rekor baru pada kuartal I 2023 tumbuh 3,18% yoy menjadi Rp5,2 triliun
- Pada kuartal I 2023, kredit mencapai Rp634,32 triliun atau tumbuh 7,2% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
- Pendapatan bunga bersih (net interest income) mencapai Rp10,4 triliun, naik 12,7% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Jakarta, CNBC Indonesia -PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) memecahkan rekor baru. Laba bersih bank pelat merah ini mencapai Rp5,2 triliun pada kuartal I-2023, naik 3,18% dari periode yang sama 2022. Angka ini adalah keuntungan kuartalan terbesar yang pernah diraih.
Pencapaian moncer ini tidak lepas dari strategi perseoran pada pertumbuhan yang berfokus pada kualitas. Ini artinya, mereka cukup selektif dalam memilih debitur berkualitas tinggi dalam mendongkrak kredit.
Strategi ini berbuah manis, kredit BBNI tumbuh moderat pada level 7,2% (yoy) namun diimbangi dengan perbaikan tajam pada biaya kredit. Biaya kredit merosot tajam menjadi hanya 1,4% pada kuartal I tahun ini, jauh dibandingkan 2,5% pada periode yang sama tahun lalu.
Penurunan biaya kredit ini salah satunya ditopang oleh perbaikan pada rasio pinjaman berisiko atau Loan At Risk ratio yang turun menjadi 16,3% pada Maret dari 22,1% pada akhir tahun lalu.
Sementara itu pada sisi pendanaan, dana murah atau Current Account Saving Account (CASA) tumbuh cukup baik sebesar 6,9% (yoy). Ini sejalan dengan tingkat pertumbuhan kredit.
Adapun biaya dana pihak ketiga (DPK) naik 46 basis poin. Menurut manajemen BBNI, hal itu sesuai dengan ekspektasi karena tiga alasan. Pertama, tren kenaikan suku bunga. Kedua, tingginya reserve requirement ratio oleh Bank Indonesia dan Ketiga, buffer likuiditas yang ditetapkan manajemen menjelang libur lebaran.
BuahTransformasi
Pencapaian apik dari BBNI pada kuartal I 2023 tidak lepas dari program transformasi internal. Saat ini, dalam struktur manajemen senior, BBNI melakukan beberapa perubahan peran eksekutif untuk menyelaraskan dengan arah strategis kami ke depan.
Salah satu langkah startegis yang dilakukan bank korporasi ini adalah menambahkan fungsi Tresuri ke dalam Perbankan Korporasi, yang dipimpin oleh Silvano Rumantir. Penambahan fungsi ini memastikan koordinasi yang lancar untuk mengoptimalkan penjualan silang berbagai layanan kepada klien perbankan korporat.
Dari sisi jaringan internasional, BBNI juga memiliki jaringan di tujuh pusat keuangan di dunia. Jaringan intrenasional di bawah Corporate Bankingpenting karena semakin banyak bisnis Indonesia yang berkembang secara global.
Transformasi kelembagaan juga membuat BBNI mampu membangun struktur pendanaan yang lebih kuat terutama terdiri dari dana murah CASA, dan mengurangi ketergantungan pada pendanaan dengan tarif khusus, yang pada akhirnya akan menurunkan biaya dana dalam jangka panjang.
BBNIsemakin mengedepankan pentingnya perubahan portfolio kredit agar menghasilkan keuntungan yang lebih tinggi dan lebih berkesinambungan untuk para pemegang saham.
Dua tahun lalu hanya 61% portfolio kredit BBNI yang siap bertumbuh sementara 39% sisanya masih mengalani problem dari sisi kualitas aset.
BBNI sukses meningkatkan Growth Portfolionya sebanyak 15% per tahun secara compounding alias CAGR, sementara kategori Selective Portfolio sukses diturunkan 9% per tahun CAGR
Kategori Growth Portfolio terdiri atas kredit perusahaan swasta, konglomerasi, Kredit Usaha Rakyat (KUR), dan kredit konsimsi sementara kategori Selective Portfolio terdiri atas kredit untuk BUMN, kredit komersil, dan kredit UMKM.
Perlu di catat, dua tahun lalu pertumbuhan kredit hanya berada di kisaran 6% per tahun CAGR dalam dua tahun terakhir
Karena hasil dari kerja keras inilah resiko portfolio kredit BBNI turun drastis yang bisa dilihat dari Risk Weighted Asset (RWA) yang turun dari 81% ke 76%
Perbaikan kualitas resiko tidak hanya menghasilkan pertumbuhan laba bersih yang tinggi dalam dua tahun terakhir, akan tetapi ke depan juga akan mengurangi volatilitas laba yang akan muncul ketika perekonomian mengalami siklus penurunan.
Hal inilah yang ingin dilihat oleh manajemen BBNI yakni naiknya level Return on Equity (RoE) yang berkesinambungan
Meskipun demikian masih banyak PR yang perlu dikerjakan di kategori Selective Portfolio
Meskipun adanya perbaikan yang signifikan dalam dua tahun terakhir, BBNI masih memiliki Rp 49 triliun Loan at Risk (LAR) di kategori Selective Portfolio yang perlu dikurangi secara perlahan.
Memang masih diperlukan berberapa tahun lagi untuk melakukan hal ini. Saat ini BBNI tetap menggunakan Pendapatan Operasional Sebelum Pencadangan (PPOP) untuk menciptakan pencadangan yang menyeluruh, dimana saat ini mampu mengcover 46% dari kredit beresikonya.
Saat ini komposisi Growth Portfolio sudah jauh lebih dominan di angka 71% dibanding dua tahun lalu yang hanya berada di angka 61%.
Ini artinya BBNI akan tetap memiliki ruang untuk bertumbuh apabila kondisi ekonomi tetap kondusif.
Hal inilah yang membedakan BBNI dibanding dengan pesaingnya sesama perbankan KBMI 4, meskipun dari sisi top line pertumbuhanya masih kalah dibanding bank lain, akan tetapi dari sisi bottom line, pertumbuhan BBNI menjadi salah satu yang paling kuat.
CNBC INDONESIA RESEARCH
Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
(mum/mum)