Fundamental Pundit

Waspada Saham Siklikal, Kinerja UNTR Sudah di Pucuk?

Muhammad Reza Ilham Taufani, CNBC Indonesia
03 May 2023 11:20
Karyawan beraktivitas di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Rabu (23/11/2022). IHSG ditutup menguat 0,33 persen atau 23,53 poin ke 7.054,12 pada akhir perdagangan, sebanyak 249 saham menguat, 255 saham melemah, dan 199 saham stagnan. (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Karyawan beraktivitas di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Rabu (23/11/2022). IHSG ditutup menguat 0,33 persen atau 23,53 poin ke 7.054,12 pada akhir perdagangan, sebanyak 249 saham menguat, 255 saham melemah, dan 199 saham stagnan. (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
  • Kinerja PT United Tractors Tbk (UNTR) telah mencapai puncaknya pada kuartal II 2022, sehingga potensi pertumbuhan laba terbatas.
  • Siklus batu bara telah mencapai titik tertinggi, sehingga potensi penguatan harga akan mengalami penurunan.
  • Potensi komoditas batu bara untuk jangka panjang lebih dari 1,5 tahun cenderung akan menurun akibat harga terus menemukan ekuilibrium baru.

Jakarta, CNBC Indonesia - PT United Tractors Tbk. atau yang memiliki kode saham UNTR merupakan perusahaan yang bergerak di bidang alat pertambangan, kontraktor pertambangan dan juga memiliki konsensi pertambangan.

Komoditas tambang merupakan produk yang pergerakan harganya volatile bergantung permintaan dan penawaran dunia. Semakin tinggi permintaan dan terbatasnya persediaan menyebabkan harga komoditas mengalami kenaikan.

Bisnis UNTR yang banyak bersentuhan dengan komoditas tambang tentunya dapat digolongkan sebagai perusahaan siklikal. Penurunan harga komoditas menyebabkan permintaan produk dan jasa UNTR mengalami penurunan, sehingga berpotensi menurunkan average selling price (ASP) perseroan.

Penurunan ASP yang tidak diiringi dengan jumlah volume akan menyebabkan penurunan pendapatan. Selain itu, beban pokok pendapatan perusahaan akan cenderung tidak mengalami perubahan, sehingga margin perusahaan berpotensi menurun.

Oleh sebab itu, investor harus paham siklus dari bisnis perusahaan untuk tidak terjebak dalam berinvestasi pada puncak kejayaan suatu siklus. Investor sering kali terjebak dalam puncak suatu siklus disebabkan melihat rasio keuangan yang terlihat murah.

Price-to-earning (PE) rasio yang seolah terlihat kecil disebabkan oleh lonjakan laba akibat boom komoditas. Tanpa disadari, siklus tersebut sudah di ujung dan kinerja perusahaan mengalami penurunan yang menyadarkan bahwa harga saham perusahaan kembali terlihat mahal. Hal tersebut mengakibatkan harga saham akan kembali pada nilai wajarnya.

Bisnis

UNTR merupakan anak usaha PT Astra International Tbk (ASII), perusahaan holding company yang menguasai berbagai industri dan sektor. Pemegang saham UNTR diantaranya ASII sebanyak 59,5%, masyarakat 40,5%.

Perusahaan ini didirikan pada 13 Oktober 1972 dan tercatat di bursa pada 19 September 1989 melalui skema initial public offering (IPO). Harga IPO perusahaan senilai Rp7.250 per lembar.

Perseroan bergerak dalam beberapa bisnis yaitu mesin konstruktsi yang meliputi penjualan alat berat asal Jepang dengan merek Komatsu, UD Trucks, Scania, suku cadang sekaligus servisnya. Kontraktor penambangan yang dijalankan oleh PT Pamapersada Nusantara (PAMA).

Pertambangan batu bara yang meliputi batu bara termal dan metalurgi. Pertambangan emas di Tapanuli Selatan, Sumatera Utara. Industri konstruksi yang dijalankan oleh anak usahanya yang juga sudah publik yaitu PT Acset Indonusa Tbk (ACST). Pengembangan sektor energi ramah lingkungan meliputi solar PV, PLTA, PTLM, PLTB, dan PLTU.

Pendapatan Segmen Bisnis

Pendapatan terbesar perseroan berasal dari segmen kontraktor pertambangan sebesar, mesin konstruksi dan penambangan batu bara. Ketiga segmen tersebut berkontribusi sebesar 94% dari total pendapatan.

Laba rugi perusahaan sebelum pajak tahun buku 2022 menunjukkan penambangan batu bara merupakan bisnis yang paling menguntungkan, diikuti dengan kontraktor pertambangan dan mesin konstruksi.

Secara margin laba sebelum pajak tahun buku 2022, bisnis perseroan dengan margin tertinggi yaitu energi, penambangan emas, batu bara, dan kontraktor pertambangan.

Tingginya harga batu bara menyebabkan margin pertambangan batu bara menjadi yang terbesar, sehingga mampu mendorong laba sebelum pajak segmen tersebut menjadi yang terbesar.

Kinerja Finansial

Kenaikan harga batu bara dan komoditas menyebabkan pendapatan perseroan membukukan titik tertinggi. Pendapatan tahun 2022 sebesar Rp123 triliun, laba kotor Rp34,7 triliun, dan laba bersih Rp21 triliun.

Namun, harga saham perseroan belum menyentuh titik tertinggi seperti tahun 2018 yang mencapai lebih dari Rp39 ribu. Salah satu faktornya adalah sentimen batu bara sebagai sumber energi yang tidak terbarukan dan menyebabkan pencemaran.

Valuasi Komparasi

UNTRABMMHEXAKOBX
Valuation
PE Ratio4.712.096.688.47
PBV1.141.032.070.96
Efficiency and Effectiveness
GPM25%32%20%14%
NPM15%24%8%-5%
ROA15%14%11%2%
Solvency
DER0.672.481.944.02
Quick Ratio1.411.060.460.55

UNTR memiliki valuasi yang cukup murah jika dibandingkan dengan kompetitornya. Kemampuan perusahaan dalam efisiensi dan memaksimalkan pendapatan menunjukkan kompetensi manajemen.

Selain itu, kesehatan keuangan perusahaan dan kemampuan pembayaran utang berbunga perusahaan cukup baik. Namun, dari kacamata investor harus berhati-hati karena industri pertambangan yang berisiko mengalami penurunan.

Harga komoditas turun mendorong laba perusahaan turun, sehingga harga saham perusahaan juga mengalami penurunan.

Layak Beli atau Tidak? 

United Tractors merupakan perusahaan yang bergerak di berbagai bisnis terkait pertambangan. Diversifikasi bisnis perseroan memberikan nilai positif karena dapat menjadi sumber cash flow bagi investor untuk jangka panjang.

Namun, investor harus berhati-hati, harga batu bara sudah anjlok dari titik tertingginya dan potensi untuk mencapai nilai tersebut cenderung lebih kecil.

Kinerja yang sudah mencapai titik tertinggi berpotensi tidak dapat mengalahkan kinerja sebelumnya, sehingga laba UNTR berpotensi terkoreksi untuk tahun selanjutnya. Penurunan kinerja berpotensi menyebabkan penurunan harga saham perseroan.

Laba bersih perusahaan berpotensi sudah mencapai titik tertinggi dan sulit untuk kembali pada posisi tersebut. Potensi investor mendapat keuntungan melalui dividen yang akan dibagikan. Namun, untuk jangka waktu lebih dari satu tahun prospek keuntungan secara capital gain cenderung terbatas.

Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

(mza/mza)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation