IPO Watch

Punya Utang Jumbo, JATI Perusahaan Pengembang AI Mau IPO

Susi Setiawati, CNBC Indonesia
02 May 2023 08:55
Karyawan beraktivitas di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Rabu (23/11/2022). IHSG ditutup menguat 0,33 persen atau 23,53 poin ke 7.054,12 pada akhir perdagangan, sebanyak 249 saham menguat, 255 saham melemah, dan 199 saham stagnan. (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Karyawan beraktivitas di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Rabu (23/11/2022). IHSG ditutup menguat 0,33 persen atau 23,53 poin ke 7.054,12 pada akhir perdagangan, sebanyak 249 saham menguat, 255 saham melemah, dan 199 saham stagnan. (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
  • JATI sedang melakukan pengembangan pada aplikasi Artificial Intelligence (AI).
  • Margin yang didapatkan dari bisnis JATI saat ini masih terbilang cukup rendah.
  • Debt to Equity Ratio (DER) JATI berada di angka yang kurang sehat di 174.02%.

Jakarta, CNBC Indonesia - Salah satu calon emiten di sektor teknologi yakni PT Informasi Teknologi Indonesia Tbk (JATI) akan segera melantai di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 9 Mei 2023.

Harga penawaran awal berada di Rp100-Rp120 dengan jumlah saham yang ditawarkan sebesar 6.525.000 juta lot. Dana IPO yang akan diraih berkisar Rp65,3 miliar-Rp78,3 miliar dengan market cap Rp326,3 miliar-Rp391,5 miliar.

Menariknya akan ada waran gratis dengan rasio 1:1 yang berarti setiap pembelian satu saham baru JATI akan mendapatkan gratis satu waran.

Bisnis dari JATI sangat mengikut trend pada masa kini. JATI sedang melakukan pengembangan pada aplikasi Artificial Intelligence (AI). Industri AI pun di prediksi dapat melesat cepat hingga tahun 2025.

Namun sayangnya margin yang didapatkan dari bisnis JATI saat ini masih terbilang cukup rendah dan harga IPO yang ditawarkan terbilang cukup mahal.

Lalu bagaimana dengan prospek ke depannya?

Penggunaan dana IPO

a) 27,58% akan digunakan untuk pengembangan aplikasi Artificial Intelligence (AI).
b) 27,94% akan digunakan untuk pengembangan modul aplikasi panel interface marketplace WhatsApp eCommerce.
c) Sisanya akan digunakan untuk keperluan modal kerja Perseroan.

Bisnis

Bisnis PT Informasi Teknologi Indonesia Tbk (JATI) bergerak di sektor teknologi dengan terbagi dua macam kegiatan.
a) Kegiatan Utama:
- usaha Jasa Konten SMS Premium
- usaha Jasa Sistem Komunikasi Data
- usaha Aktivitas Pemrograman Berbasis Kecerdasan Artifisial

b) Kegiatan Usaha Penunjang
- usaha Aktivitas Pemrograman Komputer Lainnya, mencakup konsultasi yang berkaitan dengan analisis, desain dan pemrograman dari sistem yang siap pakai lainnya
- usaha Portal Web Dan/Atau Platform Digital Dengan Tujuan Komersial
- usaha Peradangan Eceran Komputer dan Perlengkapannya
- usaha Perdagangan Eceran Piranti Lunak (Software)

Pertumbuhan Pendapatan

Pendapatan JATI yang menurun dari 2019 ke 2020 diakibatkan oleh Covid-19. Namun, jika melihat dari 2020 hingga tahun 2022 JATI sudah menunjukkan perbaikan kinerja dengan meningkatnya pendapatan yang berasal dari jasa pengiriman pesan singkat, jasa pengiriman WhatsApp dan jasa lainnya.

Pertumbuhan Laba

Laba bersih berjalan JATI juga meningkat dari tahun 2020 hingga tahun 2022. Peningkatan laba bersih JATI berasal dari peningkatan pendapatan dan juga peningkatan pada laba usaha. Peningkatan laba usaha ini menandakan JATI mampu mengontrol biaya dengan baik sehingga tidak menggerus laba bersih.

Rasio Keuangan

Melihat dari harga IPO yang ditawarkan oleh JATI cukup mahal dengan PBV di atas 2. Artinya, calon investor harus membayar dua kali lebih mahal.

Secara sektoral PER JATI berada di 13,90 hingga 16,70 terbilang undervalued alias murah dengan PER di bawah 30 untuk sektor teknologi. 

Dalam menghasilkan margin JATI belum cukup baik, dimana Gross Profit Margin (GPM) berada di 17,14% saja. Masih di bawah industrinya 30%.

Dalam menghasilkan laba bersih JATI juga belum maksimal, Net Profit Margin (NPM) hanya berada di angka 4,62% saja. Masih jauh di bawah rata-rata industri di 10%.

Namun untuk Return On Equity (ROE) berada di angka yang cukup baik di 24,84%. Hal ini menandakan bahwa dalam kemampuan mengelola modal terhadap laba bersihnya cukup baik.

Kemudian untuk Return On Asset (ROA) berada di angka yang cukup baik di 9,07%. Hal ini menandakan bahwa dalam kemampuan mengelola aset terhadap laba bersihnya cukup baik.

Sayangnya untuk Debt to Equity Ratio (DER) berada di angka yang kurang sehat di 174,02%. Angka ini melebihi 100% yang menandakan bahwa total hutangnya jauh lebih besar dibandingkan total modalnya, sehingga dalam kemampuan membayar kewajiban terhadap modalnya dianggap buruk.

Untuk likuiditas yakni Cash Ratio (CR) berada di angka yang cukup sehat di 141,78%. Hal ini menandakan likuiditas JATI cukup besar, dalam kemampuan membayar kewajiban lancar terhadap aset lancar pada kas cukup baik.

Kompetitor

Investor bisa membandingkan beberapa emiten teknologi yang memiliki bisnis sejenis. Secara sektoral PER untuk saham teknologi dapat dikatakan murah jika di bawah 30. Sehingga melihat dari lima emiten di atas MCAS yang paling overvalued alias mahal dibandingkan yang lainnya dengan PER 317,43.

Melihat dari margin yang didapatkan dari para emiten di atas, margin tertinggi berada di EMTK dengan 21,85%. Disusul JATI, WIRG, MTDL dan terendah MCAS hanya dengan 1,73% saja. Meski dari kelima emiten di atas masih berada di bawah standar margin industri di 30%.

Net Profit Margin EMTK paling baik dibandingkan keempat emiten lainnya. Untuk keempat emiten lainnya dapat dikatakan kurang maksimal dalam menghasilkan profit karena masih di bawah NPM 10%.

Prospek Bisnis

Menurut laporan dari International Data Corporation (IDC), pengeluaran global untuk teknologi AI diperkirakan akan mencapai $57,6 miliar pada tahun 2021 dan diperkirakan akan terus meningkat hingga $102 miliar pada tahun 2025.

Diketahui dana IPO JATI sebanyak 27,58% akan digunakan untuk pengembangan aplikasi Artificial Intelligence (AI). Industri AI akan terus berkembang dengan sangat cepat. Hal ini mengapa JATI juga akan mengembangkan industri tersebut dengan harapan dapat menopang kinerja Perseroan.

Menurut riset Google, Temasek, dan Bain & Company, nilai ekonomi sektor e-commerce Indonesia mencapai US$59 miliar pada 2022, setara 76,62% dari total nilai ekonomi digital Indonesia yang besarnya US$77 miliar.

Nilai ekonomi sektor e-commerce pada 2022 sudah meningkat 22% dibandingkan tahun sebelumnya (year-on-year/yoy) yang masih US$48 miliar. Jika dibanding sebelum pandemi, nilai ekonomi e-commerce Indonesia tahun ini bahkan naik 136% dari pencapaian tahun 2019 yang hanya US$25 miliar.

Google, Temasek, dan Bain & Company juga memproyeksikan e-commerce Indonesia bakal terus tumbuh hingga mencapai US$95 miliar pada 2025.

Peningkatan tersebut tentunya akan menguntungkan pihak yang bekerja sama dengan e-commerce Indonesia. Dimana JATI sedang pengembangan modul aplikasi panel interface marketplace WhatsApp eCommerce. Hal ini diharapkan dapat menopang kinerja dari JATI atas peningkatan e-commerce Indonesia.

Layak Beli atau Tidak?

Jika melihat dari pertumbuhan pendapatan dan laba, JATI cukup baik. Namun sayangnya, Margin dan Net Profit Margin yang di hasilkan masih cukup rendah sehingga belum maksimal dalam mencapai profit. Utang yang cukup besar juga masih menjadi perhatian untuk Perseroan agar bisa segera mengurangi tingkat Debt to Equity Ratio-nya hingga di bawah 100%.

Serta valuasi yang terbilang overvalued alias mahal juga menjadi perhatian untuk para calon investor apakah dengan hutang besar dan Net Profit Margin yang cukup rendah layak untuk di hargai dengan harga yang ditawarkan saat ini.

Meski industri Artificial Intelligence (AI) dan bisnis e-commerce diprediksi cerah hingga tahun 2025, terdapat banyak faktor yang harus dibereskan oleh Perseroan agar investor yakin meletakkan dananya di saham JATI.

Investor bisa menunggu setelah IPO, bisa saja harga saham JATI akan mendapat diskon sembari menunggu JATI dapat memaksimalkan laba dengan lebih tinggi di semester satu tahun ini.

Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

(saw/saw)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation