Newsletter

Amerika Loyo, Semoga Ada Angpao dari China Buat Lanjut Pesta

mae, CNBC Indonesia
28 April 2023 06:00
Masih Dihantui Virus Corona, IHSG Merah. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Masih Dihantui Virus Corona, IHSG Merah. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
  • Pasar keuangan Tanah Air masih membukukan kinerja cemerlang kemarin
  • Wall street menutup perdagangan kemarin dengan kinerja cemerlang
  • Melambatnya ekonomi AS perlu diwaspadai tetapi realisasi investasi kuartal I-2023 diharapkan bisa menjadi sentimen positif dari dalam negeri

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar keuangan Indonesia melanjutkan pesta kemarin. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), rupiah, dan Surat Utang Negara(SBN) mengakhiri perdagangan di zona hijau.

Namun, pasar keuangan Tanah Air diperkirakan akan menghadapi hadangan cukup berat hari ini. Selengkapnya mengenai proyeksi pergerakan pasar dan sentimen hari ini bisa dibaca pada halaman 3 dan 4 artikel ini.

IHSG ditutup menguat 0,51% pada perdagangan Kamis (27/4/2023) ke posisi 6.945,48. Penguatan kemarin memperpanjang tren positif bursa Tanah Air yang juga menguat dalam dua hari perdagangan sebelumnya.

Sebanyak 303 saham menguat, 225 anjlok, sementara 203 lainnya stagnan.



Nilai transaksi mencapai sekitar Rp. 11,5 triliun dengan melibatkan 24 miliar saham yang berpindah tangan sebanyak 1,6 juta kali.

Investor asing mencatatkan net buy sebesar Rp 398,18 miliar. Nilai tersebut jauh lebih kecil dibandingkan yang dicatatkan pada hari sebelumnya yakni Rp 1,8 triliun.

IHSG mengawali perdagangan di zona merah dengan melemah 0,41% pada sesi awal perdagangan.

Namun, IHSG berbalik menguat dan mengakhiri perdagangan sesi I dengan menguat 0,77%. Pada penutupan perdagangan, IHSG juga tetap hijau.
Sektor energi memimpin penguatan hampir empat 4%, ditopang oleh kembali perkasanya harga batu bara.

Lima saham yang berperan besar dalam penguatan IHSG kemarin adalah Bayan Resources yang naik 7,49%, Bank Rakyat Indonesia (BBRI) yang menguat 2,49%, GoTo Gojek Tokopedia yang melesat 4,21%, serta Unilever Indonesia yang terbang 7,32%.

Mayoritas bursa Asia-Pasifik juga ditutup menguat pada perdagangan Kamis (27/4/2023).Hanya Straits Times Singapura dan ASX 200 Australia yang terkoreksi.

Pergerakan saham kemarin dibayangi oleh kekhawatiran investor atas krisis perbankan di Amerika Serikat (AS) serta ambruknya Wall Street.

Namun, sejumlah sentimen positif berhasil meredam kabar buruk dari AS.

Kembali perkasanya harga batu bara, dampak positif Lebaran, kinerja perbankan yang cemerlang di kuartal I-2023, serta pencalonan Ganjar Pranowo menjadi calon presiden (capres) membuat pasar saham menghijau.

Dua bank melaporkan kenaikan laba yang signifikan, kemarin. BBRI mencatat kenaikan laba 27,37% pada kuartal I-2023 menjadi Rp 15,56 triliun.

Sementara itu, Bank Central Asia membukukan laba bersih Rp 11,5 triliun pada kuartal I-2023, naik 12% dibandingkan tahun sebelumnya.

Kabar kurang tidak sedap dari dalam negeri hanya datang dari data uang beredar. Bank Indonesia melaporkan pertumbuhan uang beredar melambat pada Maret 2023 menjadi 6,2% (year on year/yoy) dari 7,9% (yoy).

Uang beredar yang tumbuh lebih lambat pada Maret bisa menjadi sinyal jika masyarakat tengah menahan belanja

Padahal, Maret adalah periode Ramadan yang biasanya menjadi puncak konsumsi masyarakat.

Dari pasar mata uang, rupiah menguat tajam melawan dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Kamis (27/4/2023).

Dolar AS yang tertekan akibat tanda-tanda pelambatan ekonomi serta masalah utang membuat rupiah mampu melanjutkan penguatan.

Melansir data Refinitiv, rupiah menutup perdagangan di Rp 14.700/US$, melesat 0,88% di pasar spot.

Indeks dolar AS sendiri turun 0,4% pada perdagangan Rabu akibat tekanan dari dalam negeri. Dengan penguatan kemarin maka mata uang Garuda sudah terapresiasi selama dua hari beruntun.

Dari pasar obligasi, yield atau imbal hasil SUN tenor 10 tahun menguat ke kisaran 6,53% dari 6,66% pada perdagangan hari sebelumnya.

Imbal hasil yang menurun menunjukkan SUN tengah dicari banyak orang sehingga harganya naik dan sebaliknya imbal hasil melandai.

Dari Paman Sam, tiga bursa utama Wall Street terbang pada perdagangan kemarin, Kamis (27//4/2023).

Indeks Dow Jones menguat 524,29 poin atau 1,57% ke posisi 33.826,16 sementara indeks S&P terbang 79,36 poin atau 1,96% ke posisi 4.135,35.
Posisi penutupan kedua bursa tersebut adalah yang terbaik sejak Januari.

Sementara itu, indeks Nasdaq melesat 287,89 poin atau 2,43% ke posisi 12.142,24. Posisi tersebut adalah yang terbaik sejak Maret tahun ini.

Ketiga bursa melesat ditopang oleh kinerja perusahaan teknologi yang cemerlang. Kinerja tersebut mampu menghapus sentimen negatif yang datang dari perlambatan ekonomi AS.

Tiga raksasa teknologi yakni Microsoft, Google, dan Facebook membukukan kinerja keuangan yang jauh di atas ekspektasi pasar pada Januari-Maret 2023.

Pendapatan Microsoft naik 7% menjadi US$ 52,9 miliar pada Januari- Maret 2023.

Pendapatan tersebut lebih besar dibanding proyeksi analis yakni US$ 51,02 miliar ataupun tahun lalu yang tercatat US$ 49 miliar.

Induk Facebook, MetaPlatforms, melaporkan pendapatan sebesar US$ 28,65 miliar pada kuartal I-2023, lebih tinggi dibandingkan proyeksi analis yakni US$ 27,65 miliar.

Sementara itu, induk Google, Alphabet, mencatat kenaikan pendapatan 3% menjadi US$ 69,8 miliar. Pendapatan tersebut lebih besar dari proyeksi analis yakni US$ 68,9 miliar.

Cemerlangnya kinerja perusahaan membuat saham ketiganya terbang.



Saham Meta terbang 13,9%, saham Google naik 3,7%, sementara Microsoft mengiat 3,2%. Saham Meta bahkan sudah terbang 98% sepanjang tahun ini.

"Kinerja Facebook dan beberapa perusahaan besar terus memberi kejutan yang positif. Ada banyak proyeksi yang menyebut sektor ini akan mengecewakan. Kenyataannya, model bisnis mereka terbukti tangguh," tutur Mona Mahajan, senior investment strategist dari Edward Jones, dikutip dari Reuters.

Membaiknya kinerja keuangan membuat proyeksi profit dari kinerja perusahaan S&P membaik, Pasar kini memperkirakan earnings dari perusahaan di bursa S&P hanya akan turun 2,4%, dibandingkan turun 5,1% pada dua pekan lalu.

Namun, data ekonomi AS yang memburuk membuat antusiasme pasar tertahan.

"Secara umum pasar mengetahui jika ekonomi AS akan melambat. Kita perkirakan The Fed masih akan menaikkan suku bunga sekali lagi pekan depan. Kami harap ekonomi akan berbalik arah pada paruh dua tahun ini," imbuh Mahajan.

Departemen Perdagangan AS melaporkan ekonomi AS tumbuh melandai 1,1% (year on year/yoy) pada kuartal I-2023, lebih rendah dibandingkan estimasi yakni 2%.

Pertumbuhan pada Januari-Maret 2023 juga jauh lebih rendah dibandingkan pada kuartal IV-2022 yang tercatat 2,6%.

Kendati melandai, ekonomi AS tetap tumbuh dalam tiga kuartal secara berturut-turut.

Melandainya pertumbuhan lebih disebabkan oleh melemahnya investasi. Suku bunga yang tinggi membuat ongkos pinjama pinjaman naik sehingga pelaku bisnis mengendurkan ekspansi.

Perlambatan investasi ini menunjukkan jika ekonomi AS sudah mulai terdampak oleh kebijakan ketat bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed).

Sebagai catatan, The Fed telah menaikkan suku bunga acuan sebesar 475 bps menjadi 4,75-5,0% dalam setahun terakhir.

Sebaliknya, konsumsi masih sangat kencang. Konsumsi rumah tangga tumbuh 3,7% (yoy) pada kuartal I-2023, jauh lebih tinggi dibandingkan 1% pada kuartal IV-2022.
Masih panasnya pasar tenaga kerja AS menjadi salah satu alasan mengapa konsumsi masih tetap tinggi di tengah lonjakan inflasi.

Sebagai catatan, inflasi AS memang melanda menjadi 5% (yoy) pada Maret 2023 tetap angkanya masih jauh di atas target The Fed di kisaran 2%.
Maret, dibandingkan 3,7%

Pertumbuhan yang melandai sementara di sisi lain inflasi masih tinggi inilah yang membuat ekonomi Negara Paman Sam terancam masuk ke fase "stagflasi".

Sejumlah sentimen positif akan mengguyur pasar keuangan RI pada perdagangan terakhir pekan ini. Sentimen positif bukan hanya datang dari luar negeri tetapi juga dalam negeri.

Namun, investor perlu mencermati sejumlah data yang akan rilis pada hari ini. Dari luar negeri, cemerlangnya kinerja Wall Street diharapkan menular ke pasar saham Indonesia.

Bursa Wall Street yang semula muram pada awal pekan kini justru berbalik arah menjadi sangat positif menjelang akhir pekan.

Kinerja perusahaan teknologi yang di luar ekspektasi membuat pasar meyakini jika sektor tersebut tidak seburuk perkiraan sebelumnya.

Di tengah pesimisme, mereka masih tetap membukukan kenaikan pendapatan yang signifikan. Kondisi ini diharapkan juga membawa angin segar kepada perusahaan teknologi Tanah Air.

Namun, perlambatan ekonomi AS serta persoalan plafon utang pemerintah AS bisa memuat kinerja bursa Tanah Air loyo.

Hingga kini, kongres belum juga menyepakati kenaikan plafon utang pemerintah AS.

Utang pemerintah AS sudah menembus US$ 31 triliun atau sekitar Rp 460.000 triliun (kurs Rp 14.900/US$) untuk pertama kali dalam sejarah pada Oktober tahun lalu.

Menteri Keuangan AS Janet Yellen sudah memperingatkan kegagalan kongres untuk menaikkan plafon utang pemerintah bisa membuat AS gagal bayar utang dan memicu malapetaka ekonomi.

Ekonomi AS hanya tumbuh 1,1% (yoy) pada kuartal I-2023, jauh di bawah ekspektasi pasar yakni 2%.

Di sisi lain, inflasi AS sulit diturunkan. Kondisi ini menimbulkan kekhawatiran jika ekonomi AS terjebak dalam stagflasi. Jika terus berlanjut maka hal ni akan membuat The Fed sulit melunakkan kebijakan moneter ketatnya.


Perlu dicatat, AS adalah pasar ekspor kedua terbesar bagi Indonesia setelah China. Amerika juga menjadi salah satu investor terbesar Tanah Air.

Perkembangan di AS tentu saja akan berimbas kepada ekonom Tanah Air, baik langsung atau tidak langsung.

AS sendiri hari ini akan mengumumkan sejumlah data penting. Di antaranya adalah data belanja pribadi warga AS untuk Maret serta Michigan consumer sentiment. 

Kedua data ini sangat penting karena menjadi pertimbangan The Fed dalam menentukan kebijakan moneternya pada pekan depan. 

Sebagai catatan, pengeluaran pribadi warga AS tumbuh 0,2% (mtm) pada Februari 2023. Jika pengeluaran masih tetap kencang maka sulit bagi The Fed untuk melunak.

Dari dalam negeri, sentimen positif diharapkan datang dari data realisasi investasi pada kuartal I-2023.

Kinerja perusahaan pada kuartal I yang masih kinclong juga diharapkan bisa menopang kinerja IHSG.

Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat realisasi investasi pada kuartal IV-2022 melonjak 30,3% menjadi Rp314,8 triliun.  

Menarik di simak sejauh mana pemulihan ekonomi mampu mendongkrak investasi pada kuartal I-2023. 

Terlebih, kuartal I tahun ini akan berbeda dengan tiga tahun terakhir. Pada periode Januari- Maret 2020-2022, Indonesia masih dikhawatirkan dengan pandemi hingga lonjakan kasus Covid-19, mulai dari Alpha, Beta, hingga Omicron.

Bisa dibilang kuartal I tahun ini, ekonomi Indonesia tidak terganggu dengan lonjakan kasus. Kondisi ini tentu saja akan berpengaruh kepada sektor-sektor mana yang investasinya tumbuh kuat. 

Menarik dicatat pula apakah investasi di sektor komoditas dan logam dasar masih menjadi primadona.

Dalam beberapa kuartal terakhir, sektor logam dasar menjadi primadona hingga mampu melambungkan investasi di Sulawesi Tengah dan Maluku Utara.

Perlu disimak pula siapa investor asing terbesar di Indonesia. Sebagai informasi, China merupakan investor asing terbesar pada kuartal IV-2022. Tiongkok menggeser Singapura yang selama bertahun-tahun menjadi investor terbesar dalam satu kuartal. 

Pengecualian terjadi pada kuartal IV-2019 di mana China juga secara mengejutkan menjadi investor terbesar pada kuartal tersebut.

Dalam beberapa kuartal terakhir, Singapura dan China saling bersaing untuk menjadi investor terbesar RI.

Program hilirisasi membuat banyak perusahaan Tiongkok menanamkan modal di Indonesia sehingga investasi meningkat tajam dari US$ 2,4 miliar pada 2018 menjadi US$ 8,2 miliar pada 2022.

Dari korporasi, PT Indosat akan mengumumkan kinerja kuartal I-2023 pada hari ini.

Setelah perbankan mencatatkan kinerja cemerlang, pasar kini menunggu bagaimana kinerja perusahaan telekomunikasi pada Januari-Maret 2023.
CEO PT Yugen Bertumbuh Sekuritas, William Suryawijaya memperkirakan IHSG berpotensi menguat dan akan bergerak di kisaran 6767 - 6954.

CEO PT Yugen Bertumbuh Sekuritas, William Suryawijaya memperkirakan IHSG akan sedikit tertekan pada hari ini dan bergerak di kisaran 6767 - 6954.

"Pekan depan merupakan awal bulan dimana rilis data perekonomian terkait inflasi akan dirilis, yang pada umumnya dapat memberikan sentimen positif sebagai salah satu faktor penopang pola gerak IHSG," tutur William dalam analisisnya.


Agenda dan rilis data ekonomi:

Agenda ekonomi:
1. Bank sentral Jepang akan mengumumkan kebijakan moneter (10:00 WIB)

2. BKPM akan mengumumkan data realisasi investasi kuartal I-2023 (14:00 WIB)

3. AS akan mengumumkan data belanja pribadi warga AS untuk Maret (19:30 WIB) dan  Michigan consumer sentiment (21:00 WIB)

 

Agenda korporasi:

* Laporan  kinerja kuartal I-2023 PT Indosat (16:00 WIB)
* RUPS AKR Corporindo
* RUPS Eagle High Plantations
* Tanggal DPS Dividen Tunai Astra Otoparts 
* Tanggal cum Dividen Tunai PT Avia Avian
* Tanggal ex Dividen Tunai Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur
* Tanggal Pembayaran Dividen Tunai PT Bank Maybank Indonesia
* Tanggal Pembayaran Dividen Tunai PT Nippon Indosari Corpindo
* Tanggal Pembayaran Dividen Tunai PT Industri Jamu Dan Farmasi Sido Muncul

CNBC Indonesia Research


[email protected]

 

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular