
Laba Bersih Lompat 25% di Q1 2023, BMRI Kejar Valuasi Baru
Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten bank BUMN PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) sukses mencetak kinerja cemerlang selama kuartal I 2023. Strategi jitu manajemen membawa laba bersih bank melompat dua digit.
Merujuk laporan keuangan Bank Mandiri, laba bersih konsolidasi melompat 25,2% secara tahunan (YoY) menjadi Rp12,6 triliun pada kuartal I 2023.
Laba bersih yang tumbuh signifikan tersebut seiring dengan peningkatan penyaluran kredit Bank Mandiri sebesar 12,46% YoY secara konsolidasian menjadi Rp1.205 triliun. Ini menunjukkan Bank Mandiri mampu memanfaatkan kondisi ekonomi makro yang tetap solid tahun ini di tengah ketidakpastian global.
Total pendapatan bunga bersih secara konsolidasian Bank Mandiri pun meningkat 12,36% YoY menjadi Rp23,01 triliun selama 3 bulan 2023, dari sebelumnya Rp20,48 triliun.
Strategi Bank Mandiri, sebagaimana disinggung oleh Direktur Utama Bank Mandiri, berfokus pada pendekatan bisnis baik dari sisi pembiayaan maupun pendanaan mampu mendulang total aset konsolidasi bank tumbuh 10,04% yoy menjadi Rp1.908 triliun per akhir Maret 2023.
"Melalui pencapaian fungsi intermediasi ini, Bank Mandiri mempertegas peranan sebagai agen pembangunan yang berupaya untuk berkontribusi maksimal terhadap perekonomian di Indonesia,"ujar Darmawan di Jakarta, belum lama ini.
Bank Mandiri pun tetap berimbang dalam menjalankan fungsi intermediasi. Ini terlihat dari kredit wholesale yang meningkat 9,09% YoY pada kuartal I 2023 menjadi Rp599 triliun. Tidak ketinggalan, kredit ritel ikut tumbuh 11,92% YoY mencapai Rp327 triliun.
Yang perlu digarisbawahi, di tengah pertumbuhan kredit yang positif tersebut, BMRI tetap konsisten menjaga prinsip kehati-hatian. Konsistensi ini tampak dari rasio kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) bank only yang terjaga hingga ke level 1,70% per Maret 2023. Angka tersebut turun dari 2,74% pada periode yang sama pada tahun sebelumnya.
Lebih lanjut, Bank Mandiri juga telah membentuk pencadangan pada posisi yang aman, terlihat dari coverage ratio yang berada di level 337% secara bank only. Pada gilirannya, kualitas kredit yang terus membaik tersebut ikut menekan biaya kredit atau cost of credit (CoC). Per akhir Maret 2023, posisi CoC Bank Mandiri telah berada di level terendah sepanjang sejarah, yakni 1,00% secara bank only.
Posisi tersebut lebih baik dibandingkan kuartal I 2022 yang kala itu berada di level 1,45%.
Hasilnya, pertumbuhan kredit yang signifikan dengan tetap menjaga kualitas kredit pada akhirnya ikut memicu profitabilitas Bank Mandiri.Lihat saja, Return on Equity (ROE) Tier-1 bank only mencapai 24,6% atau naik 241 basis poin (bps) YoY. Marjin bunga bersih atau net interest margin (NIM) konsolidasi BMRI pun tetap tinggi di level 5,40%.
Digitalisasi Buahkan Hasil
Di era ekonomi internet seperti saat ini, Bank Mandiri tetap terus berusaha melakukan inovasi dan strategi digital, terutama melalui Super App Livin' by Mandiri.
Super App tersebut mampu mengelola hampir 600 juta transaksi hingga kuartal I 2023. Angka tersebut meningkat 45% YoY dengan jumlah pengunduh menembus 25 juta sejak diluncurkan pertama kali.
Nilai transaksi Livin' pun tumbuh 45% atau mencapai Rp725 triliun YoY selama triwulan pertama tahun ini.
Selain Livin', layanan Wholesale Digital Super Platform Kopra by Mandiri, juga berhasil mengelola lebih dari Rp 4.834 triliun transaksi hingga kuartal I 2023, tumbuh 19% YoY.
Pengguna Kopra by Mandiri, yang kini juga telah hadir dalam versi mobile app, juga meningkat lebih dari 2,5 kali lipat dalam satu tahun terakhir menjadi 98,5 ribu pengguna per akhir Maret 2023.
"Kehadiran Livin' dan Kopra by Mandiri juga turut menyumbang pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) khususnya dana murah yang signifikan. Ini membuktikan bahwa transformasi digital yang dilakukan Bank Mandiri telah berhasil berkontribusi signifikan terhadap kinerja keuangan dengan tren yang terus membaik," jelas Darmawan.
Penjelasan Darmawan memang tak berlebihan. Total dana pihak ketiga (DPK) konsolidasi Bank Mandiri tumbuh positif 9,62% YoY dari Rp 1.269 triliun di kuartal I 2022 menjadi Rp 1.391,14 triliun pada periode yang sama 2023.
Pertumbuhan DPK tersebut ditopang oleh peningkatan dana tabungan yang naik 9,7% YoY menjadi Rp 549 triliun secara konsolidasi.
Tidak hanya itu, berkat kinerja positif Kopra by Mandiri tren pertumbuhan dana giro Bank Mandiri pun ikut menanjak. Hingga akhir kuartal I 2023, total dana giro Bank Mandiri secara konsolidasi berhasil melonjak signifikan sebesar 23,2% secara tahunan mencapai Rp483 triliun.
Dana murah yang menjadi andalan perbankan pun membanjiri Bank Mandiri seiring strategi digitalisasi tersebut.
Rasio dana murah atau current account saving account (CASA) bank only Bank Mandiri kini telah menyentuh 79,2% per Maret 2023 naik 422 bps secara YoY. Ini menjadi level tertinggi sejak Bank Mandiri didirikan.
Pertajam Kewirausahaan UMKM
Tidak hanya mengejar profitabilitas perseroan semata, Bank Mandiri juga terus berkomitmen untuk berkontribusi dalam pembangunan nasional.
Ini tercermin dari penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang mencapai Rp 6 triliun hanya dalam tiga bulan pertama 2023.
Di samping itu, Bank Mandiri juga telah membantu distribusi produk perbankan ke seluruh Indonesia dengan kehadiran 148 ribu Mandiri Agen dan 2,3 juta rekening agen branchless.
Bank Mandiri juga telah menerapkan tiga aspek utama dalam mendorong pertumbuhan berkelanjutkan yakni Lingkungan, Sosial dan Tata Kelola (LST).
Melalui serangkaian program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) Bank Mandiri berfokus untuk memberikan ragam kegiatan dan aksi nyata untuk membantu menyejahterakan masyarakat di Indonesia khususnya pelaku UMKM.
Program Rice Milling Unit (RMU) menjadi salah satu contoh, yakni dengan memberikan pelatihan dan pendampingan kepada lebih dari 11.000 petani serta membangun ekosistem korporasi yang cerdas.
Lebih lanjut, yakni Bank Mandiri lewat program Mandiri Sahabatku memberikan program pelatihan manajemen keuangan dan kewirausahaan bagi Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang telah menghasilkan 17 ribu lebih wirausaha.
"Bank Mandiri akan terus memperkuat perannya sebagai agen pembangunan dan mitra bagi pemerintah untuk memberikan dampak positif kepada masyarakat di Indonesia melalui serangkaian inisiatif untuk menciptakan Indonesia yang inklusif," papar Darmawan.
Kinerja Moncer, Valuasi Masih Murah
Menariknya, kinerja moncer Bank Mandiri masih belum sepenuhnya diapresiasi investor. Buktinya, saat ini harga saham BMRI masih di bawah nilai wajar (fair value).
Untuk melihat nilai wajar BMRI, diterapkan model valuasi Two-Stage Dividend Discount Model (DDM) dengan menggunakan asumsi pertumbuhan laba bersih secara compounding sampai 2027 sebesar 10,47%, dengan asumsi dividend payout ratio 60% hingga tahun 2026 dan 70% di tahun 2027.
Lebih lanjut, dengan asumsi cost of equity (CoE) di fase pertumbuhan tinggi 8,78% dan CoE di fase pertumbuhan stabil sebesar 9,7% dan terminal growth mengikuti prospek pertumbuhan ekonomi nasional 5%, maka menurut perhitungan Tim Riset CNBC Indonesia nilai wajar saham BMRI pasca stock split ada di angka Rp 5.800/unit.
Maka, dengan menggunakan patokan harga penutupan perdagangan Selasa lalu (18/4) yang sudah disesuaikan dengan harga setelah stock split (Rp5.175/saham), maka dapat diimplikasikan adanya potensi keuntungan sebesar 12,08% dari target harga BMRI tersebut di atas.
Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research, divisi penelitian CNBC Indonesia. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau aset sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(trp/pap)