Fundamental Pundit

Jangan Kaget! Ini Potensi Cuan BMRI Usai Stock Split

CNBC Indonesia Research, CNBC Indonesia
06 April 2023 07:20
Gedung Bank Mandiri
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Luthfi Rahman
  • Usai stock split, harga saham BMRI resmi diperdagangkan separuh dari harga sebelumnya
  • Aksi pecah saham membuat saham BMRI menjadi lebih hemat buat kantong investor ritel
  • Ke depan, valuasi yang masih murah menjadi keuntungan bagi pemegang saham BMRI

Jakarta, CNBC Indonesia - Saham PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) resmi diperdagangkan dengan harga baru usai pemecahan nilai nominal (stock split) saham, Selasa (4/4/2023). Pasca-aksi pecah saham ini, saham BMRI jadi lebih terjangkau sekaligus masih terbilang murah (undervalued).

Informasi saja, menurut keterbukaan informasi, usai stock split dengan rasio 1:2 harga teoretis saham BMRI pada hari ini untuk pasar reguler dan pasar negosiasi sebesar Rp5.262,5/saham atau disesuaikan dengan fraksi harga menjadi Rp5.250/saham.

Pada penutupan perdagangan Selasa (4/4/2023), harga saham BMRI ditutup di level Rp5.200/saham.

Sebelumnya, pada Senin (3/4), saat cum date di pasar reguler, harga saham BMRI ditutup di Rp10.525/saham.

Lebih lanjut, sebelum stock split, nilai nominal saham BMRI adalah Rp250 per saham dengan jumlah saham sebesar 46.666.666.666 saham.

Setelah pemecahan saham, nilai nominal saham BMRI adalah Rp125 per saham dengan jumlah saham sebesar 93.333.333.332 saham.

Sementara itu, untuk saham Seri A Dwiwarna akan tetap dipertahankan satu saham dan sisanya akan diperhitungkan menambah saham Seri B milik Negara Republik Indonesia.

Dengan harga di kisaran Rp5.000-an/saham tersebut, investor akan mengeluarkan dana lebih sedikit untuk 1 lot (100 saham) BMRI.

Sebagai gambaran, apabila sebelum stock split investor akan merogoh kocek Rp1,05 juta untuk 1 lot BMRI, usai aksi pecah saham investor tersebut hanya perlu mengeluarkan dana sekitar Rp520 ribu untuk 1 lot saham Bank Mandiri.

Ini pada gilirannya akan membantu para investor ritel yang memiliki modal terbatas untuk berinvestasi di salah satu emiten bank kakap yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) tersebut.

Valuasi Masih Murah

Kinerja mentereng Bank Mandiri sepanjang 2022, dengan torehan laba bersih yang mencapai Rp 41,2 triliun sepanjang 2022 atau meningkat 46,9% secara tahunan (YoY) dibandingkan 2021, berpotensi berlanjut di tahun ini.

Dengan peluang kredit yang masih tumbuh dobel digit dan apabila dilanjutkan dengan perbaikan kualitas aset, maka bukan tidak mungkin laba bersih BMRI hingga tahun 2023 juga ikut terkerek dobel digit.

Menurut perkiraan Tim Riset CNBC Indonesia, laba bersih BMRI bisa naik 13% di tahun 2023 menjadi Rp 44,6 triliun.

Sementara, untuk melihat nilai wajar BMRI, diterapkan model valuasi Two-Stage Dividend Discount Model (DDM) dengan menggunakan asumsi pertumbuhan laba bersih secara compounding sampai 2027 sebesar 10,47%, dengan asumsi dividend payout ratio 60% hingga tahun 2026 dan 70% di tahun 2027.

Lebih lanjut, dengan asumsi cost of equity (CoE) di fase pertumbuhan tinggi 8,78% dan CoE di fase pertumbuhan stabil sebesar 9,7% dan terminal growth mengikuti prospek pertumbuhan ekonomi nasional 5%, maka menurut perhitungan Tim Riset CNBC Indonesia nilai wajar saham BMRI pasca-stock split ada di angka Rp 5.800/unit.

Dengan menggunakan patokan harga penutupan perdagangan Selasa (4/4) yang sudah disesuaikan dengan harga setelah stock split (Rp5.200/saham), maka dapat diimplikasikan adanya potensi keuntungan sebesar 11,54% dari target harga BMRI menurut perhitungan Tim Riset CNBC Indonesia di atas.

Kisah Stock Split 2017

Selain ditopang fundamental solid dan valuasi yang masih murah, pengalaman positif stock split BMRI pada 2017 silam bisa memberikan ketenangan bagi investor.

Saat itu itu, tepatnya pada 13 September 2017, Bank Mandiri melakukan stock split dengan rasio yang sama seperti rasio pecah saham saat ini, yakni 1:2. Harga saham BMRI pun terbagi, dari di kisaran Rp13.000-an/saham menjadi Rp6.000-an/saham.

Aksi stock split pada tahun itu disambut positif oleh investor. Ini terlihat, dari kinerja saham BMRI yang melonjak 21,67% sejak stock split hingga akhir 2017 di posisi Rp8.000/saham.

Dalam periode yang lebih panjang, kendati sempat terganggu oleh kehadiran pandemi Covid-19 pada 2020, harga saham BMRI melambung tinggi 60% sejak stock split 13 September 2017 hingga penutupan perdagangan 4 April 2023.

Sebelumnya, manajemen menjelaskan, aksi korporasi ini dilakukan dengan memperhatikan harga pasar saham BMRI di Bursa Efek Indonesia yang dipengaruhi adanya perbedaan nilai nominal dengan perusahaan dengan kegiatan usaha yang sejenis.

Dalam keterbukaan informasi (6/2/2023), perusahaan memaparkan dua tujuan yang melatarbelakangi pelaksanaan stock split.

"Pertama, peningkatan likuiditas perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia, dengan meningkatkan jumlah unit saham yang beredar. Kedua, perluasan distribusi kepemilikan saham melalui penyesuaian harga saham sehingga mencapai trading range yang optimal untuk menjangkau berbagai lapisan investor," tulis manajemen Bank Mandiri dalam keterbukaan informasi.

Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research, divisi penelitian CNBC Indonesia. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau aset sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

(trp/pap)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation