Newsletter

Mirip Jokowi, Ganjar Pranowo Effect Bisa Bikin IHSG Terbang?

mae, CNBC Indonesia
26 April 2023 06:02
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
  • Pasar keuangan Indonesia kembali dibuka setelah libur Lebaran sepekan
  • Bursa Wall Street ditutup melemah karena kekhawatiran krisis perbankan
  • Publik menunggu seberapa besar dampak pencalonan Ganjar Pranowo ke pasar keuangan RI di tengah banyaknya sentimen negatif dari AS

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar keuangan Indonesia tidak beroperasi selama sepekan kemarin karena libur Hari Raya Idul Fitri

Pasar keuangan akan kembali dibuka pada hari ini, Rabu (26/4/3023) di tengah banyaknya sentimen negatif dari luar negeri. Selengkapnya mengenai sentimen penggerak pasar hari ini bisa dibaca pada halaman 3 dan 4 artikel ini.

Ada lag yang cukup panjang dalam waktu satu minggu terakhir di mana perdagangan pasar keuangan global diwarnai oleh berbagai sentimen.

Banyak sentimen yang terlewatkan sehingga pelaku pasar mungkin butuh waktu untuk menyesuaikan diri saat perdagangan kembali dibuka hari ini.



Sebelum melihat arah pergerakan pasar hari ini, alangkah baiknyaflashbackke masa perdagangan sebelum ditutup.

Pada perdagangan terakhir sebelum Lebaran, Selasa (18/4/23), Indeks Harga Saham Gabungan (HSG) ditutup di zona hijau dengan menguat 0,50% di posisi 6.821,80 secara harian.
Posisi tersebut adalah yang terkuat sejak 4 April 2023 atau delapan hari perdagangan.

Dari pasar mata uang, rupiah melemah melawan dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan hari terakhir sebelum libur Lebaran.

Melansir Refinitiv, rupiah menutup perdagangan di Rp 14.840/US$, melemah 0,37% di pasar spot.

Artinya, rupiah sudah melemah dua hari beruntun setelah rally panjang selama enam hari perdagangan sebelumnya dengan penguatan mencapai 1,53%.

Sementara itu, yield Surat Utang Negara (SUN) tenor 10 tahun meningkat menjadi 6,67% dari hari sebelumnya 6,64%. Kenaikan yield ini menandai obligasi tengah ditinggal investor sehingga harganya jatuh dan yield naik.

Tidak ada data ekonomi strategis yang dikeluarkan AS dalam sepekan terakhir atau selama libur panjang Lebaran. Data yang cukup penting hanyalah klaim pengangguran mingguan pada Kamis pekan lalu,

Pada pekan yang berakhir pada 15 April, jumlah klaim pengangguran di AS meningkat menjadi 245.000, naik tipis dibandingkan 240.000 pada pekan sebelumnya.

Kendati tidak banyak data yang dirilis sepekan terakhir tetapi pasar tetap bergerak fluktuatif karena beberapa pejabat bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed) menyampaikan sejumlah komentar penting.

Di antaranya adalah Presiden Fed St. Louis James Bullard. Pada Selasa (18/4/2023), Bullard mengatakan The Fed perlu terus menaikkan suku bunga karena inflasi AS masih membandel.

Bullard bahkan menyampaikan dia mendukung kenaikan suku bunga sebesar 50 bps pada pertemuan 2-3 Mei mendatang.  Pernyataan Bullard ini membuat ekspektasi pasar mengenai kebijakan hawkish The fed mengemuka lagi.

CME FedWatch tool kini menunjukkan pasar bertaruh 91% jika The Fed akan menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 bps.

Lesunya bursa Wall Street juga menjadi salah satu sentimen negatif pada perdagangan pasar global sepekan terakhir.  Dalam sepekan terakhir, indeks Dow Jones turun 2%, indeks S&P terkoreksi 1,31%, dan indeks Nasdag anjlok 2,9%.

Sementara itu, pertumbuhan ekonomi China dan Korea Selatan juga menjadi sentimen penggerak bursa Asia.

Ekonomi Tiongkok melesat 4,5% (year on year/yoy) pada kuartal I-2023, dari 2,9% yoy) pada kuartal IV-2022.

Sementara itu, ekonomi Korea Selatan tumbuh 0,8% (yoy) pada kuartal I-2023, turun dibandingkan 1,3% pada kuartal sebelumnya.

Dalam sepekan terakhir, indeks saham utama Asia mayoritas. Nikkei 225 melemah 0,14% sepekan, indeks Hang Seng terkoreksi 5%, Straits Times anjlok 3,8%, dan indeks Kospi jatuh 3,2%.

Dari Negeri Paman Sam, tiga bursa utama mereka kompak mengakhiri perdagangan di zona merah pada perdagangan Selasa (25/4/2023).

Indeks Dow Jones jatuh 344,57 poin atau 1,02% ke 33.530,83. Indeks S&P 500 anjlok 65,41 poin atau 1,58% ke posisi 4.071,63 sementara indeks Nasdaq melemah 238,05 poin atau 1,98% ke posisi 11.799,16.

Jatuhnya bursa AS dipicu oleh kembali meningkatnya kekhawatiran mengenai krisis perbankan AS serta bayang-bayang resesi.

Investor juga menunggu laporan keuangan raksasa teknologi Microsoft Corp yang akan dirilis setelah jam perdagangan berakhir.

Blackout periode menjelang rapat Federal Open Market Committee (FOMC) pada 2-3 Mei mendatang juga ikut membuat pasar wait and see.

"Investor tengah mencoba untuk menyatukan berbagai sentimen pekan ini di tengah banyaknya laporan keuangan perusahaan besar, rilis data ekonomi, serta rapat The Fed minggu depan," tutur Carol Schleif, chief investment officer dariBMO Family Office, dikutip dari Reuters.

Krisis perbankan kembali menghantui AS setelah apa yang terjadi pada First Republic Bank.

Saham First Republic Bank jatuh 49,4% setelah perusahaan melaporkan jumlah dana pihak ketiga mereka turun 40% atau US$ 104,5 miliar atau sekitar Rp1.550 triliun pada kuartal I-2023. 

Bloomberg juga melaporkan perusahaan tengah mencoba menyeimbangkan neraca keuangan mereka, termasuk dengan menjual sekuritas dan loan senilai US$ 100 miliar.

Kesehatan First Republic Bank terus menjadi sorotan karena bank tersebut rawan kolaps seperti yang dialami pada Silicon Valley Bank dan Signature Bank.

Dalam setahun, sahamnya sudah jatuh 93%.

"Orang-orang kini sedang mencari tahu mengenai kesehatan bank-bank regional. Apakah ini sudah berbahaya?apa pentingnya kesehatan bank bagi bisnis kelas menengah," tutur Carol Schleif, chief investment officer dari BMO Family Office, dikutip dari Reuters.

Kinerja perusahaan juga masih menjadi perhatian investor pekan ini.

Perusahaan yang akan mengeluarkan laporan keuangan pada pekan ini di antaranya adalah Microsoft (Selasa), induk Google Alphabet (Selasa), dan Amazon (Kamis).

Saham Google jatuh 2% sementara Microsoft terkoreksi 2,25% menjelang laporan keuangan.

"Untuk pertama kalinya sejak musim laporan keuangan di mulai (pekan lalu), kita akhirnya melihat reaksi pasar yang sesungguhnya. Ada saham yang bangkit dan tenggelam. Ada reaksi jual setelah kinerja keuangan cukup OK," tutur Art Hogan, chief market strategist dari B. Riley Wealth Management, dikutip dari CNBC International.

Sejumlah perusahaan melaporkan kinerja keuangan mereka kemarin.

Pepsi melaporkan pendapatan sebesar US$ 17,85 miliar pada kuartal I-2023, lebih tinggi dibandingkan ekspektasi pasar yakni US$ 17,22 miliar.

General Motors melaporkan kenaikan pendapatan 11% sebesar US$ 38,96 miliar.

Sementara itu, gerai fast food McDonald's melaporkan pendapatan sebesar US$ 5,9 miliar, lebih tinggi dibandingkan proyeksi (US$ 5,59 miliar).

Setelah libur panjang Lebaran, investor patut mencermati sejumlah sentimen untuk perdagangan pekan ini, terutama hari ini.

Sentimen luar negeri akan datang dari rilis beberapa data ekonomi AS.
Pada Kamis pekan ini, AS akan merilis data pertumbuhan ekonomi kuartal I serta klaim pengangguran.

Setelah tumbuh 2,9% pada kuartal IV-2022, ekonomi AS diperkirakan akan melandai atau bahkan terkontraksi pada kuartal I-2023 akibat kenaikan suku bunga.

Sementara itu, klaim pengangguran diperkirakan meningkat menjadi 280.000 pada pekan yang berakhir pada 22 April, dari 245.000 pada pekan sebelumnya.

Pada Jumat, AS juga akan merilis data pengeluaran individu konsumen untuk Maret serta indeks kepercayaan konsumen April.

Dua data ini sangat penting bagi The Fed dalam mempertimbangkan kebijakan moneternya pada pekan depan.

Jumat pekan ini, bank sentral Jepang (BoJ) juga akan mengumumkan kebijakan moneter mereka. Menarik ditunggu apakah BoJ akan tetap mempertahankan suku bunga ultra rendah mereka di tengah lonjakan inflasi Jepang.

Pengeluaran konsumsi individu AS diperkirakan turun ke 4,5% (yoy) pada Maret 2023, dari 5% pada Februari.

Jika pengeluaran terus menurun maka ada harapan inflasi AS juga terus melandai sehingga The Fed akan segera melunak.

The Fed sendiri kini tengah dalam fase "blackout period" di mana tidak akan ada pernyataan apapun dari bank sentral AS menjelang rapat FOMC pada 2-3 Mei mendatang.

Sebelum jauh melangkah ke depan, investor juga perlu mencermati sentimen apa yang akan mempengaruhi pasar hari ini.

Sentimen utama dari luar negeri akan datang dari pergerakan Wall Street. Melemahnya Wall Street kemarin bisa berimbas negatif ke pasar keuangan dalam negeri.

Terlebih, bayang-bayang krisis perbankan AS masih menghantui ekonomi Negara Paman Sam. Kekhawatiran resesi juga menjadi alasan lain mengapa investor perlu mencermati sentimen dari luar negeri hari ini.

Dengan krisis perbankan yang masih membayang maka ada kekhawatiran investor asing baka meninggalkan pasar keuangan Tanah Air sehingga IHSG akan merana.

Sejumlah sentimen dalam negeri juga bakal mewarnai perdagangan hari ini. Di antaranya adalah dampak positif libur Lebaran serta kebijakan Bank Indonesia (BI).

 Namun, sentimen terbesar yang menarik ditunggu adalah bagaimana dampak pencalonan Ganjar Pranowo sebagai calon presiden (capres) dari PDI-Perjuangan.

Kemeriahan mudik diharapkan bisa ikut membangkitkan ekonomi pada kuartal I dan II tahun ini.

Lebaran adalah puncak konsumsi masyarakat Indonesia sehingga pertumbuhan ekonomi dan penjualan perusahaan diharapkan melonjak pada periode tersebut.
Kementerian Perhubungan memperkirakan pergerakan pergerakan masyarakat selama masa Lebaran mencapai 123,8 juta orang, naik 14,2%.

Ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman memperkirakan dampak aktivitas ekonomi selama Ramadhan dan Lebaran ke pertumbuhan ekonomi bisa menembus 0,25%.

"Dampak Ramadhan dan Lebaran ke pertumbuhan ekonomi adalah dapat mendorong pertumbuhan sebesar 0,14 - 0,25%," tutur Faisal, kepada CNBC Indonesia.

Besarnya dampak pelonggaran mobilitas selama Ramadan dan Lebaran kepada laju ekonomi tercermin dari peredaran uang.

BI memperkirakan perputaran uang selama Lebaran 2023 mencapai Rp 195 triliun, tertinggi setidaknya dalam 10 tahun terakhir.

Peredaran uang ini diharapkan menular kepada penjualan perusahaan, teutama ritel dan consumer goods.

Emiten seperti Matahari Putra Prima, Unilever Indonesia, Indofood Sukses Makmur, dan Mayora Indah adalah perusahaan yang akan panen selama Lebaran.

Demikian juga dengan perusahaan terkait transportasi dan otomotif seperti Garuda Indonesia ataupun Astra International.

Sementara itu, kebijakan BI yang menahan suku bunga di level 5,75% pada pekan lalu diharapkan bisa meningkatkan permintaan kredit. Perusahaan properti dan perbankan diharapkan akan diuntungkan.

Yang paling menarik ditunggu hari ini adalah seberapa besar pencalonan Ganjar Pranowo mampu membawa dampak positif ke IHSG dan rupiah.

PDI-P akhirnya mengumumkan pencalonan Ganjar sehari sebelum Hari Raya Idul Fitri, Jumat (21/4/2023).

Pencalonan Ganjar menarik banyak perhatian karena dia datang dari partai penguasa.

Sebagai catatan, Saat presiden Joko Widodo (Jokowi) resmi dicalonkan sebagai capres PDI-Perjuangan 12 Maret 2014, IHSG melesat 3,23% pada penutupan perdagangan ke posisi 4.390,77.

Indeks berada pada posisi tertinggi sejak 19 September 2013 atau enam bulan terakhir. Kenaikan IHSG sebesar 3,23% sehari juga merupakan yan tertinggi sejak 2 Januari 2014

Nilai tukar rupiah juga menguat tajam 0,26% ke posisi Rp 11.350/US$1.

Melesatnya IHSG dan rupiah tak bisa dilepaskan dari besarnya dukungan masyarakat ke Jokowi pada saat itu.

Berbagai kalangan sudah mendesak PDI-P untuk segera mencalonkan Jokowi tetapi partai tersebut memilih untuk menahan diri.

IHSG kembali menyambut positif Jokowi saat dicalonkan kembali untuk periode kedua pada 23 Februari 2018.

IHSG pada hari tersebut ditutup menguat 0,41% ke 6619,80. IHSG menguat setelah tiga hari sebelumnya terus melemah.

Nilai tukar rupiah terus menguat 0,11% ke Rp 13.665/US$1. Rupiah menguat setelah melemah sepekan sebelumnya.

Berbeda dengan Jokowi, IHSG tidak terlalu antusias menyambut pencalonan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sebagai capres.

Pada saat SBY resmi mencalonkan sebagai capres pada 12 Maret 2004, IHSG ditutup melemah 0,41% smentara rupiah melandai 0,35%.

Namun, pada saat SBY mencalonkan diri untuk capres dua periode, IHSG melesat. Pencalonan SBY diresmikan pada Minggu 19 Oktober 2008 dan IHSG langsung ditutup melonjak 1,97% pada Senin keesokan harinya.

Pencalonan Anies Baswedan sebagai capres di pemilu 2024 juga disambung dingin pasar. Anies resmi dicalonkan Partai Nasional Demokrat (Nasdem) pada 3 Oktober 2022. IHSG pada hari tersebut ditutup melemah 0,44% sementara rupiah melandai 0,49%.

Perlu dicatat jika "Ganjar Pranowo effect" tidak langsung bekerja ke pasar keuangan karena ada jeda cukup lama antara pengumuman dan pasar dibuka kembali hari ini.

"Ganjar Effect" juga harus melawan kutukan dua tahun terakhir di mana IHSG selalu ditutup di zona merah setelah libur panjang Lebaran.

Secara historis, IHSG sebenarnya selalu menguat pada hari pertama pasca Lebaran.

Pada periode 2013-2022 atau 10 tahun terakhir, IHSG ditutup di zona hijau sebanyak enam kali pasca Lebaran dan hanya empat kali melemah.

Pelemahan terjadi pasca Lebaran 2013, 2018, 2021, dan 2022.

Pada periode pra-pandemi, ada kecenderungan IHSG ditutup menghijau setelah Lebaran. Namun, nasib buruk IHSG justru terjadi pasca pandemi. Dalam dua tahun IHSG selalu melemah setelah libur panjang Lebaran.

 

Agenda Ekonomi:


* AS akan merilis data permintaan barang tahan lama untuk maret 2023 (19:30 WIB) 

Agenda perusahaan:

* Tanggal cum Dividen Tunai Astra Otoparts
* Tanggal ex Dividen Tunai PT Bank CIMB Niaga
* Tanggal DPS Dividen Tunai Bank Permata Tbk

* Tanggal cum Dividen Tunai PT Bank OCBC NISP Tbk

 Berikut indikator ekonomi Indonesia:

Indikator

Tingkat

Pertumbuhan Ekonomi (Q 4-2022 YoY)

5,01%

Inflasi (Maret  2023 YoY)

4,97%

BI 7 Day Reverse Repo Rate (April 2023)

5,75%

Surplus Anggaran (APBN Februari 2023)

0,61% PDB)

Surplus Transaksi Berjalan (Q4 2022)

1,3% PDB

Surplus Neraca Pembayaran Indonesia (Q4 2022)

US$ 4,7 miliar

Cadangan Devisa (Maret 2023)

US$ 145,23 miliar

 

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

 


(mae/mae) Next Article Perang Dagang Tinggal Tunggu Waktu, Sanggupkah IHSG-Rupiah Bertahan?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular