
Mirip Jokowi, Ganjar Pranowo Effect Bisa Bikin IHSG Terbang?

Dari Negeri Paman Sam, tiga bursa utama mereka kompak mengakhiri perdagangan di zona merah pada perdagangan Selasa (25/4/2023).
Indeks Dow Jones jatuh 344,57 poin atau 1,02% ke 33.530,83. Indeks S&P 500 anjlok 65,41 poin atau 1,58% ke posisi 4.071,63 sementara indeks Nasdaq melemah 238,05 poin atau 1,98% ke posisi 11.799,16.
Jatuhnya bursa AS dipicu oleh kembali meningkatnya kekhawatiran mengenai krisis perbankan AS serta bayang-bayang resesi.
Investor juga menunggu laporan keuangan raksasa teknologi Microsoft Corp yang akan dirilis setelah jam perdagangan berakhir.
Blackout periode menjelang rapat Federal Open Market Committee (FOMC) pada 2-3 Mei mendatang juga ikut membuat pasar wait and see.
"Investor tengah mencoba untuk menyatukan berbagai sentimen pekan ini di tengah banyaknya laporan keuangan perusahaan besar, rilis data ekonomi, serta rapat The Fed minggu depan," tutur Carol Schleif, chief investment officer dariBMO Family Office, dikutip dari Reuters.
Krisis perbankan kembali menghantui AS setelah apa yang terjadi pada First Republic Bank.
Saham First Republic Bank jatuh 49,4% setelah perusahaan melaporkan jumlah dana pihak ketiga mereka turun 40% atau US$ 104,5 miliar atau sekitar Rp1.550 triliun pada kuartal I-2023.
Bloomberg juga melaporkan perusahaan tengah mencoba menyeimbangkan neraca keuangan mereka, termasuk dengan menjual sekuritas dan loan senilai US$ 100 miliar.
Kesehatan First Republic Bank terus menjadi sorotan karena bank tersebut rawan kolaps seperti yang dialami pada Silicon Valley Bank dan Signature Bank.
Dalam setahun, sahamnya sudah jatuh 93%.
"Orang-orang kini sedang mencari tahu mengenai kesehatan bank-bank regional. Apakah ini sudah berbahaya?apa pentingnya kesehatan bank bagi bisnis kelas menengah," tutur Carol Schleif, chief investment officer dari BMO Family Office, dikutip dari Reuters.
Kinerja perusahaan juga masih menjadi perhatian investor pekan ini.
Perusahaan yang akan mengeluarkan laporan keuangan pada pekan ini di antaranya adalah Microsoft (Selasa), induk Google Alphabet (Selasa), dan Amazon (Kamis).
Saham Google jatuh 2% sementara Microsoft terkoreksi 2,25% menjelang laporan keuangan.
"Untuk pertama kalinya sejak musim laporan keuangan di mulai (pekan lalu), kita akhirnya melihat reaksi pasar yang sesungguhnya. Ada saham yang bangkit dan tenggelam. Ada reaksi jual setelah kinerja keuangan cukup OK," tutur Art Hogan, chief market strategist dari B. Riley Wealth Management, dikutip dari CNBC International.
Sejumlah perusahaan melaporkan kinerja keuangan mereka kemarin.
Pepsi melaporkan pendapatan sebesar US$ 17,85 miliar pada kuartal I-2023, lebih tinggi dibandingkan ekspektasi pasar yakni US$ 17,22 miliar.
General Motors melaporkan kenaikan pendapatan 11% sebesar US$ 38,96 miliar.
Sementara itu, gerai fast food McDonald's melaporkan pendapatan sebesar US$ 5,9 miliar, lebih tinggi dibandingkan proyeksi (US$ 5,59 miliar).
(mae/mae)