
Anies Vs Ganjar dalam Penanganan Banjir, Siapa Lebih Baik?

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 tinggal sekitar 10 bulan lagi, beberapa partai politik (parpol) besar sudah menyiapkan atau mengusung calon Presiden Indonesia pada periode selanjutnya.
Adapun calon Presiden Indonesia yang sudah terlihat 'hilalnya' yakni mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.
Anies resmi dicalonkan oleh Partai Nasional Demokrat sebagai bakal calon presiden dalam Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden 2024-2029 pada Oktober tahun lalu. Sedangkan Ganjar resmi dicalonkan oleh Partai PDI Perjuangan (PDIP) kemarin pagi, tepatnya pukul 10:00 WIB.
Sebelum menghitung kemungkinan terpilih sebagai orang nomor 1 di negeri ini, CNBC Indonesia menganalisis capaian keduanya memimpin daerah masing-masing, terutama terkait dengan penaganan banjir tahunan yang kerap terjadi di Jakarta dan Ibukota Jawa Tengah yakni Semarang.
Berikut Capaian Anies dan Ganjar berdasarkan penanganan banjir tahunan yang direkap oleh Tim Riset CNBC INDONESIA
1. Anies Baswedan
Bencana banjir sudah menjadi masalah klasik di Ibu Kota. Setiap pemimpin Jakarta berganti, program baru pun bermunculan untuk menangani banjir. Beberapa program lama yang sudah baik ikut dipertahankan.
Selama menjabat sebagai gubernur DKI Jakarta, Anies mendorong program naturalisasi sungai untuk mencegah banjir. Anies pun menghapus program normalisasi sungai dari draf perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD).
Program normalisasi atau betonisasi sungai adalah upaya penanganan banjir yang dicetuskan gubernur DKI sebelumnya.
"Salah satu upaya yang dilakukan oleh Pemprov DKI Jakarta untuk mengurangi dampak daya rusak air adalah melalui pembangunan dan revitalisasi prasarana sumber daya air dengan konsep naturalisasi," demikian mengutip draft perubahan RPJMD 2017-2022, Selasa (9/2/2021).
Selain program naturalisasi sungai, Anies juga memiliki program penanganan banjir lainnya, seperti pembangunan sumur resapan, perbaikan sistem polder, pengerukan sungai dan waduk, hingga penggunaan pompa air.
Namun, program-program tersebut belum menunjukkan hasil yang signifikan dalam mengurangi banjir Jakarta. Nyatanya, setiap kali Jakarta dilanda hujan deras yang cukup lama, banjir tetap menggenangi, meski genangan air cenderung tidak separah beberapa tahun lalu.
Jakarta juga seringkali mendapat banjir kiriman dari Kabupaten Bogor, Depok, atau daerah hulu lainnya. Meski begitu, kawasan banjir di Jakarta yang masih kerap terjadi cenderung bergeser ke arah selatan, tepatnya di Jakarta Selatan.
Namun, proyek normalisasi sungai yang dicanangkan Pemprov DKI untuk menangani banjir belum berjalan maksimal. Sebagai informasi, proyek normalisasi kali Ciliwung terhenti sejak masa kepemimpinan Anies Baswedan dan baru kembali dilanjutkan oleh Plt. Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi.
Selain itu, beberapa sumur resapan juga belum mampu menyelesaikan banjir di Jakarta. sumur resapan yang berada di Jalan Kamboja, Lebak Bulus, Cilandak, Jakarta Selatan, disebut tak menyelesaikan masalah banjir.
Meski begitu, diharapkan banjir di Jakarta akan lebih berkurang kedepannya setelah bendungan Ciawi dan Sukamahi selesai pembangunan dan resmi dibuka oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Desember 2022.
