
Ini Kinerja Ganjar vs Anies Atasi Kemiskinan, Bagus Siapa?

Jakarta, CNBC Indonesia - Ganjar Pranowo telah ditetapkan sebagai Calon Presiden dari PDIP. Ganjar yang saat ini merupakan Gubernur Jawa Tengah (Jateng) akan maju dalam pemilihan presiden (pilpres) tahun mendatang. Lalu, bagaimana kiprah Ganjar mengentaskan kemiskinan di Jawa Tengah.
Ganjar dilantik sebagai Gubernur Jateng bersama pasangnya H Taj Yasin Maimoen pun pada September 2018.
Selama dipimpin Ganjar, tingkat kemiskinan di Jawa Tengah cenderung mengalami penurunan baik dari sisi jumlah maupun persentasenya. Namun, angka penurunannya sangat kecil.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan jumlah penduduk miskin Jateng pada September 2018 atau periode sebelum Ganjar tercatat 3,87 juta atau secara rasio mencapai 11,19%.
Empat tahun setelah Ganjar memimpn atau per September 2022, jumlah penduduk miskin Jateng tercatat 3,86 juta. Sementara itu, tingkat kemiskinan turun menjadi 10,98%.
Secara nominal, penduduk miskin hanya berkurang sekitar 100.000 orang selama empat tahun. Tingkat kemiskinan hanya turun tipis 0,21%.
Tingkat kemiskinan di Jawa Tengah jauh di atas rata-rata nasional yang tercatat 9,57% per September 2022. Juga, jauh di atas rata-rata provinsi di Pulau Jawa yakni 8,67%.
Wilayah termiskin adalah Kabupaten Brebes dengan jumlah mencapai 290,66 ribu dan tingkat kemiskinan 16,05%. Penduduk miskin paling sedikit tercatat di Kota Semarang yakni 4,34 juta jiwa dengan tingkat kemiskinan 4,25%.
Angka kemiskinan sempat melonjak tajam pada 2020 akibat pandemi Covid-19. Pada September 2020, angka kemiskinan di Jawa Tengah tercatat 11,84% sementara jumlah penduduk miskin tercatat 3,98 juta.
Indeks keparahan kemiskinan Jawa Tengah juga jauh di atas nasional. Indeks keparahan kemiskinan menggambarkan penyebaran pengeluaran di antara penduduk miskin.
Semakin tinggi nilai indeks, semakin tinggi ketimpangan pengeluaran di antara penduduk miskin.
Indeks keparahan kemiskinan di Jawa Tengah tercatat 0,42% pada September 2022. Indeks lebih tinggi dibandingkan nasional yakni 0,38%, atau rata-rata di Pulau Jawa yakni 0,28%.
Tingginya angka kemiskinan di Jawa Tengah tidak bisa dilepaskan dari sektor penyumbang tenaga kerja.
Struktur lapangan pekerjaan di Jawa Tengah di dominasi oleh pertanian, kehutanan dan perikanan yang menyerap tenaga kerja sebesar 24,78% dari total penduduk yang bekerja.
Industri Pengolahan menjadi lapangan usaha penyerap tenaga kerja terbesar ke dua dengan penyerapan sebesar 21,89%. Lapangan usaha perdagangan besar dan eceran menyerap tenaga kerja sebesar 19,39%.
Garis kemiskinan Jawa Tengah per September 2022 ada di angka Rp 464.879 per kapita. Artinya, penduduk dengan pengeluaran sebesar itu masuk kelompok miskin.
Garis kemiskinan Jawa Tengah ada di bawah nasional yang tercatat Rp 535.547,00/kapita/ bulan.
Kinerja Anis Atasi Kemiskinan
Anies Baswedan memimpin Jakarta pada Oktober 2017-September 2022.
Sebelum dipimpin Anies atau per September 2017, jumlah warga miskin di Jakarta tercatat 393,13 ribu sementara tingkat kemiskinan tercatat 3,78%.
Pada akhir periode Anies yakni September 2022, jumlah penduduk miskin tercatat 494,93 ribu orang dan tingkat kemiskinan 4,61%.
Artinya, selama Anies memimpin, jumlah warga miskin di Jakarta bertambah 101,8 ribu. Tingkat kemiskinan bertambah 0,83%.
Lonjakan kemiskinan Jakarta tidak bisa lepas dari pandemi Covid-19. Angka kemiskinan Jakarta sempat turun ke 3,42% pada periode September 2019 atau sebelum pandemi.
Tingkat kemiskinan di Jakarta melaju kencang saat pandemi menjadi 4,72% per Maret 2021 dan sedikit melandai ke 4,69% per Maret 2022.
Data BPS menunjukkan dampak pandemi Covid-19 lebih terasa di perkotaan. Jakarta di mana sebagian besar wilayah adalah perkotaan jelas mengalami dampak berat.
Kendati kemiskinan Jakarta meningkat menjadi 4,61% per September 2022, angka tersebut adalah sala satu yang terendah di seluruh Indonesia.
Dari 34 provinsi di Indonesia, hanya Bali yang memiliki tingkat kemiskinan lebih rendah dibandingkan Jakarta.
Tingkat kemiskinan Jakarta juga jauh di bawah rata-rata nasional yang ada di angka 9,57%.
Perlu dicatat juga jika garis kemiskinan Jakarta sangat tinggi yakni Rp 773.370 per kapita per bulan pada September 2022. Masyarakat dengan pengeluaran di bawah itu termasuk miskin.
Garis kemiskinan Jakarta jauh di atas nasional yakni Rp 535.547,00/kapita. Artinya, penduduk yang masuk kategori miskin di Jakarta belum tentu masuk kategori miskin di provinsi lain.
Berbeda dengan provinsi lain, warga miskin Jakarta juga hanya menghabiskan 69,15% pengeluarannya untuk makanan sementara 30,85%nya untuk non makanan.
Proporsi tersebut di bawah provinsi lain di mana 74-75% pengeluaran warga miskin adalah untuk makanan.
Sementara itu, indeks keparahan kemiskinan Jakarta tercatat 0,158% pada September 2022. Angka tersebut tersebut sangat rendah dibandingkan rata-rata nasional yang mencapai 0,38%.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(mae/mae)