Macro Insight

Maaf, Hilal Suku Bunga Turun Belum Kelihatan

mae, CNBC Indonesia
18 April 2023 16:40
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo saat menyampaikan Hasil Rapat Dewan Gubernur Bulanan Bulan April 2023.
Foto: Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo saat menyampaikan Hasil Rapat Dewan Gubernur Bulanan Bulan April 2023. (CNBC Indonesia/Cantika Adinda Putri)
  • BI menahan suku bunga di level 5,75% pada bulan ini
  • BI memperkirakan inflasi akan melandai lebih cepat dari proyeksi sebelumnya
  • Analis memperkirakan BI belum akan menurunkan suku bunga meski inflasi melandai

Jakarta, CNBC Indonesia - Seperti ekspektasi pasar, Bank Indonesia (BI) mempertahankan suku bunga acuan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) di level 5,75% pada bulan ini.

Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada hari ini, Selasa (18/4/2023) juga memutuskan untuk mempertahankan suku bunga Deposit Facility di level 5,0%, dan suku bunga Lending Facility di level 6,50%.

BI mengerek suku bunga acuan hingga 225 basis points (bps) sejak Agustus 2022 menjadi 5,75% pada Januari 2023. Suku bunga sebesar 5,75% kemudian ditahan selama tiga bulan terakhir.

Gubernur BI Perry Warjiyo menjelaskan keputusan BI menahan suku bunga sejalan dengan laju inflasi yang terkendali. Perry bahkan optimis jika inflasi akan melandai lebih cepat dari proyeksi sebelumnya.

"Kita memperkirakan inflasi penurunannya lebih cepat dan rendah dari yang kita perkirakan," tutur Perry dalam konferensi pers hasil RDG, Selasa (18/4/2023).
Perry mengakui ekspektasi inflasi pasca kenaikan BBM over shouting atau terlalu tinggi. Padahal, nyatanya inflasi melambat lebih cepat.

Inflasi dalam negeri sudah melandai menjadi 4,97% (year on year/yoy) pada Maret 2023, terendah dalam tujuh bulan.

Inflasi inti juga sudah kembali ke bawah 3% yakni 2,94% (yoy) pada Maret, terendah sejak delapan bulan.


Inflasi umum menembus 5,95% (yoy) pada September 2022 setelah pemerintah menaikkan harga BBM. Sementara itu, inflasi inti sempat menembus 3,36% pada Desember 2022 tetapi dengan cepat kembali ke bawah 3%.

Menurut perry, ada empat faktor yang membuat inflasi turun sangat cepat.

Di antaranya adalah respon kebijakan moneter yakni kenaikan suku bunga, rendahnay imported inflation, koordinasi pemerintah pusat dan daerah, serta subsidi pemerintah yakni bantuan sosial untuk memitigasi kenaikan suku bunga.

Perry memperkirakan inflasi umum bisa turun ke bawah 4% mulai Agustus 2023 sementara inflasi inti akan bergerak di kisaran 3% sampai akhir tahun.


Kendati inflasi Indonesia akan melandai lebih cepat, Perry belum mengindikasikan apapun mengenai kenaikan suku bunga

Saat ditanya mengenai kemungkinan pemangkasan suku bunga, Perry memilih tidak menjawabnya.

Ekonom Bahana Sekuritas Satria Sambijantoro menjelaskan BI kemungkinan besar tidak akan menurunkan suku bunga tahun ini.

Bahkan, ada kemungkinan bank sentral RI tersebut menaikkan suku bunga 25 bps menjadi 6% jika bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed) akan hawkish.

Perry memperkirakan The Fed tidak akan mengubah stance nya dari hawkish ke dovish dalam waktu singkat. The Fed diperkirakan akan menaikkan sekali lagi suku bunga acuannya menjadi 5,25% pada Mei mendatang sebelum menahannya hingga akhir tahun.

The Fed sudah mengerek suku bunga hingga 475 bps dalam setahun terakhir menjadi 4,75-5,0%.

"Kami tidak yakin jika BI akan memangkas suku bunga tahun ini. The Fed diperkirakan akan tetap hawkish dan harga energi tetap naik," tutur Satria, kepada CNBC Indonesia.

Satria menambahkan Indonesia juga akan menghadapi periode rentan inflasi tinggi sejalan dengan datangnya pemilu.

Indonesia akan menggelar pemilu legislatif dan presiden tahun depan tetapi masa kampanye sudah mulai pada 28 November 2023.

"Belanja terkait pemilu akan meningkatkan peredaran uang, aktivitas ekonomi, serta inflasi inti," tambah Satria.

Senada, ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman juga memperkirakan BI belum akan menurunkan suku bunga tahun ini.

Menurutnya, kemungkinan besar BI baru memangkas suku bunga acuan pada kuartal I-2024.

"Suku bunga kemungkinan akan bertahan di level 5,75% hingga akhir tahun di tengah situasi global yang masih penuh ketidakpastian. Ruang BI untuk memangkas suku bunga acuan terbuka pada kuartal I-2024," ujar Faisal, dalam MacroBrief.

Ekonom Bank Danamon Irman Faiz juga memperkirakan BI belum akan menurunkan suku bunga acuan pada tahun ini.


CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular