
Maaf, Hilal Suku Bunga Turun Belum Kelihatan

Kendati inflasi Indonesia akan melandai lebih cepat, Perry belum mengindikasikan apapun mengenai kenaikan suku bunga
Saat ditanya mengenai kemungkinan pemangkasan suku bunga, Perry memilih tidak menjawabnya.
Ekonom Bahana Sekuritas Satria Sambijantoro menjelaskan BI kemungkinan besar tidak akan menurunkan suku bunga tahun ini.
Bahkan, ada kemungkinan bank sentral RI tersebut menaikkan suku bunga 25 bps menjadi 6% jika bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed) akan hawkish.
Perry memperkirakan The Fed tidak akan mengubah stance nya dari hawkish ke dovish dalam waktu singkat. The Fed diperkirakan akan menaikkan sekali lagi suku bunga acuannya menjadi 5,25% pada Mei mendatang sebelum menahannya hingga akhir tahun.
The Fed sudah mengerek suku bunga hingga 475 bps dalam setahun terakhir menjadi 4,75-5,0%.
"Kami tidak yakin jika BI akan memangkas suku bunga tahun ini. The Fed diperkirakan akan tetap hawkish dan harga energi tetap naik," tutur Satria, kepada CNBC Indonesia.
Satria menambahkan Indonesia juga akan menghadapi periode rentan inflasi tinggi sejalan dengan datangnya pemilu.
Indonesia akan menggelar pemilu legislatif dan presiden tahun depan tetapi masa kampanye sudah mulai pada 28 November 2023.
"Belanja terkait pemilu akan meningkatkan peredaran uang, aktivitas ekonomi, serta inflasi inti," tambah Satria.
Senada, ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman juga memperkirakan BI belum akan menurunkan suku bunga tahun ini.
Menurutnya, kemungkinan besar BI baru memangkas suku bunga acuan pada kuartal I-2024.
"Suku bunga kemungkinan akan bertahan di level 5,75% hingga akhir tahun di tengah situasi global yang masih penuh ketidakpastian. Ruang BI untuk memangkas suku bunga acuan terbuka pada kuartal I-2024," ujar Faisal, dalam MacroBrief.
Ekonom Bank Danamon Irman Faiz juga memperkirakan BI belum akan menurunkan suku bunga acuan pada tahun ini.
CNBC INDONESIA RESEARCH