Sectoral Insight

Heboh Divestasi Saham Vale, Ternyata Ini Isi 'Harta Karunnya'

mae, CNBC Indonesia
Jumat, 14/04/2023 16:40 WIB
Foto: VALE (REUTERS/Denis Balibouse)
  • Kontrak Karya Vale Indonesia akan berakhir pada 2025 mendatang
  • Vale masih memiliki tugas untuk melakukan divestasi saham 11% sebelum kontrak berakhir
  • Vale memiliki potensi luar biasa dengan cadangan nikelnya

Jakarta, CNBC Indonesia - Divestasi saham Vale Indonesia (INCO) masih menjadi tanda tanya. Dengan segala potensi dan 'harta karun' yang dimiliki Vale, proses divestasi kemungkinan bisa a lot.

Kontrak Karya (KK) Vale Indonesia akan berakhir pada 28 Desember 2025 mendatang.

Setelah 57 tahun menandatangani kontrak pertama pada 1968 dan akan berakhir dua tahun mendatang, Vale masih menyisakan banyak pekerjaan rumah (PR). Salah satunya adalah terkait divestasi 11% saham milik mereka.

Saat ini, saham Vale sebagian besar masih dimiliki asing, yakni Vale Canada Limited (VCL) 44,3%, Sumitomo Metal Mining Cp. Ltd (SMM) 15%, lalu holding BUMN tambang MIND ID 20%, dan publik 20,7%.

MIND ID sendiri masih belum memutuskan untuk membeli saham divestasi. Pasalnya, penambahan saham 11% tidak akan menjadikan MIND ID sebagai pemegang saham mayoritas.


Pembicaraan divestasi dan kontrak karya Vale diperkirakan bakal alot mengingat strategisya peran nikel saat ini dan besarnya cadangan nikel yang dimiliki Vale.

Vale juga masih bisa berkembang pesat ke depan dengan luasnya lahan eksplorasi serta konsumsi nikel global yang diproyeksi terus meningkat.

Lalu, apa 'harta karun' Vale yang masih tersimpan atau sudah dieksplorasi?


1. Cadangan bijih nikel ratusan juta ton

Laporan Tahunan 2022 menyebutkan cadangan mineral dan produksi bijih nikel perusahaan per akhir Desember 2022 tercatat 111,55 juta ton.

Cadangan terbukti mencapai 65,8 juta ton sementara cadangan terkira mencapai 45,74 juta ton.

Cadangan Vale turun tipis dibandingkan 2021 yang tercatat 112,5 juta ton.

Cadangan bijih nikel Indonesia per 2021 diperkirakan mencapai 4,5 miliar ton. Artinya, cadangan yang dimiliki Vale setara dengan 2,% dari cadangan total Indonesia.

2. Produksi nikel jutaan ton
Total volume produksi bijih nikel pada 2022 menembus 11,55 juta ton. Jumla tersebut memang sedikit menurun dibandingkan pada 2021 yang tercatat 12,88 juta ton.

Dalam enam tahun terakhir, produksi bijih nikel rata-rata berada di 12,8 juta ton.
Bijih nikel ini kemudian diolah, salah satunya dalam bentuk nikel matte. Produk ini merupakan produk antara untuk digunakan dalam pembuatan nikel olahan.

Rata-rata kandungannya adalah 78% nikel, 1-2% kobalt, serta 20- 21% sulfur.

Total produksi nikel dalam matte pada 2022 mencapai 60.090 ton, lebih rendah 8,1% dari tahun 2021.

Nikel dalam matte merupakan produk setengah jadi yang dapat dijual secara komersial yang berasal dari bijih yang mengandung nikel.


(mae/mae)
Pages