CNBC Indonesia Research

Ini Bukti Dedolarisasi dan Deglobalisasi AS Makin Nyata

mae, CNBC Indonesia
11 April 2023 19:37
Presiden Prancis Emmanuel Macron (kiri) berjabat tangan dengan Presiden China Xi Jinping selama pertemuan pers bersama di Aula Besar Rakyat di Beijing pada 6 April 2023.
Foto: Presiden Prancis Emmanuel Macron (kiri) berjabat tangan dengan Presiden China Xi Jinping selama pertemuan pers bersama di Aula Besar Rakyat di Beijing pada 6 April 2023. (POOL/AFP via Getty Images/NG HAN GUAN)

Tak hanya di sektor ekonomi, kedigdayaan Negara Paman Sam di bidang politik juga mulai dipertanyakan.

Sekutu-sekutu terdekat mereka bahkan sudah berani menyuarakan perlawanan.

Presiden Prancis Emmanuel Macron dengan lantang menyuarakan agar negara Eropa  melepaskan ketergantungan terhadap pengaruh AS.

Berbicara kepada wartawan dari Les Echos dan Politico, Minggu (9/4/2023), Macron mengatakan Eropa harus menjadi kekuatan ketiga dalam tatanan dunia, bersama dengan AS dan China.

Macron menyampaikan hal tersebut setelah bertemu dengan Presiden China Xi Jinping dalam lawatannya ke Beijing, pekan lalu.

Sekutu terdekat AS di Timur Tengah, Arab Saudi juga sudah menunjukkan perlawanan.

Arab Saudi dan Iran bulan lalu setuju untuk membangun kembali hubungan diplomatik penuh setelah sekitar delapan tahun terputus. Normalisasi ini ditengahi oleh China.

Kesepakatan ini tentu saja seperti pukulan keras bagi AS yang sangat anti Iran.

Salah satu dekat AS lain Jerman juga melakukan langkah yang tidak biasa. Pada November 2022, Kanselir Jerman Olaf Scholz melakukan kunjungan Beijing.

Olaf menjadi pemimpin negara G-7 pertama yang berkunjung ke China dalam tiga tahun. 

Kunjungan tersebut adalah upaya Jerman dalam meningkatkan hubungan ekonomi dengan China. Investasi perusahaan Jerman di China bahkan mencapai rekor pada tahun lalu.

Pada semester I-2022, investasi perusahaan Jerman di China menembus 10 miliar euro.

Olaf juga membuat langkah tidak populer dengan mendorong pembelian saham Hamburg port terminal oleh China Ocean Shipping Co (COSCO).

Olaf bahkan tidak mendengarkan keberatan Negara Barat. Termasuk di dalamnya AS yang berharap  pembelian dibatalkan.

COSCO akhirnya diizinkan membeli saham tapi hanya 25%, dari 35% yang diusulkan.

Perang Rusia-Ukraina juga menunjukkan betapa banyak negara kini sudah mulai tidak mendengar AS dan Negara Barat.

Saat Negara Barat menjatuhkan embargo pembelian batu bara dari Rusia, negara-negara lain seperti India malah meningkatkan pembelian batu bara Rusia.

Hal ini membuat embargo kurang efektif karena penerimaan Rusia tetap mengalir dari berbagai negara.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

(mae/mae)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular