Macro Insight

Deretan Negara Ini Tak Ragu Buang Dolar AS, Termasuk RI?

Maesaroh, CNBC Indonesia
06 April 2023 17:19
Money Changer
Foto: Petugas menhitung uang asing di penukaran uang DolarAsia, Blok M, Jakarta, Senin, (26/9/2022). (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)
  • Semakin banyak negara yang meninggalkan dolar AS demi mengurangi eksposure tekanan global
  • China merupakan negara yang paling ambisius menggeser 'King Dolar"
  • Indonesia juga terus menjalin kesepakatan dengan berbagai negara untuk mengurangi dolar AS

Jakarta, CNBC Indonesia - Semakin banyak negara yang mengurangi porsi dolar Amerika Serikt (AS) dalam transaksi perdagangan mereka. Indonesia termasuk salah satunya.

Data Dana Moneter Internasional (IMF) menunjukkan cadangan devisa global berdenominasi dolar AS sudah turun tajam dari 71% pada 2000 menjadi 58,36% pada 2022.

Per akhir 2022, cadangan devisa di seluruh dunia menyentuh US$ 11,09 triliun. Dari jumlah tersebut, mata uang berdemoniasi dolar AS mencapai US$ 6,47.

Di bawah dolar AS terdapat euro dengan share sebesar 20,47% kemudian menyusul yen Jepang (5,51%) dan poundsterling (4,95%).

Renminbi China yang digadang-gadang akan menggantikan 'king dollar' hanya memiliki share 2,69%.

Cadangan devisa dalam denominasi euro setara dengan US$ 2,27 triliun sementara dalam bentuk renminbi China setara dengan US$ 298,44 miliar.

Cadangan devisa dalam bentuk mata uang dolar semakin berkurang karena semakin banyak negara yang meninggalkan dolar AS.

Selain karena kerja sama, beberapa negara meninggalkan dolar AS karena mendapatkan sanksi dari AS seperti Kuba dan Iran.

Banyak pula kemudian negara-negara ini yang membentuk blok ataupun kesepakatan bilateral untuk menghadang kesaktian dolar. Di antaranya adalah:

1. China

China adalah negara yang paling ambisius menjadikan mata uang mereka sendiri, renminbi, untuk menggeser dolar AS dari tahtanya.

Tidak hanya melalui sektor perdagangan, Tiongkok juga berambisi meningkatkan share renminbi dalam cadev dunia melalui program investasi ambisius mereka The Belt and Road Initiative.

China juga mengurangi kepemilikan mereka di surat utang pemerintah AS (US Treasury).  Kepemilikan China atas US Treasury pada Januari 2023 tercatat US$ 859,4 miliar, terendah sejak Mei 2009.

2. Brazil
China dan Brazil ini menghasilkan kesepakatan besar pada akhir Maret 2023 untuk menggantikan dolar dalam transaksi perdagangan mereka.

Nilai perdagangan China dan Brasil menembus US$ 171,49 miliar. China mengimpor produk senilai US$ 109,52 miliar.

Brazil adalah mitra dagangan terbesar ke 1-0 bagi Tiongkok sementara bagi Brazil, Tiongkok adalah mitra dagang besar bagi mereka.

China mengambilalih posisi AS sebagai mitra dagang utama utama Brazil pada 2009. Brazil juga menjadi penerima investasi terbesar China di kawasan Amerika Latin.

Nilai perdagangan kedua negara bisa meningkat dalam beberapa tahun ke depan mengingat China masih sangat membutuhkan besarnya kebutuhan baja dan kedelai.
Selain baja dan kedelai, kedua negara saling bertukar produk mulai dari tekstil hingga elektronik.

3. India

India mengeluarkan kebijakan baru untuk semakin meningkatkan penggunaan rupee dalam perdagangan mereka. Kebijakan yang berlaku pada April tahun ini memungkinkan Indai dan mitra dagang utama mereka menggunakan rupee dalam bertransaksi.

Kebijakan terutama diberlakukan kepada negara-negara yang kesulitan mendapatkan dollar AS seperti Bangladesh dan Pakistan.

India juga menjalin kesepakatan dengan negara lain seperti Malaysia untuk menggunakan mata uang masing-masing dalam transaksi perdagangan.

4. BRICS

 Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan semakin mematangkan persiapan dalam menciptakan alat pembayaran baru. Proses ini dibuat berdasarkan strategi pengurangan total mata uang dolar atau euro.

Hal tersebut diutarakan anggota parlemen Rusia Alexander Babakov saat berkunjung ke India. Dikutip dari media India, Livemint, Kamis (6/3/2023), sebuah laporan mengindikasikan bahwa mata uang baru akan diamankan dengan emas dan komoditas lain termasuk elemen tanah jarang.

5. ASEAN

Ke-10 negara anggota ASEAN sepakat untuk mengurangi penggunaan dolar AS dengan melakukan kerja sama transaksi pembayaran lintas batas dengan menggunakan mata uang lokal atau disebut dengan local currency transaction (LCT).

Lima negara ASEAN, yakni Indonesia, Thailand, Malaysia, Singapura, dan Filipina telah meneken kerjasama transaksi pembayaran lintas batas sejak November 2022, di tengah pelaksanaan KTT G20 Indonesia.

Kerja sama pembayaran lintas batas 5 negara ASEAN tersebut mencakup kode QR, fast payment, data, RTGS, dan transaksi mata uang lokal.

Tiga negara ASEAN lainnya, seperti Laos, Kamboja, dan Brunei Darussalam juga tertarik untuk bekerja sama.

6. Indonesia

Indonesia juga memiliki kesepakatan dengan sejumlah negara untuk mengurangi eksposure terhadap dolar AS.

Indonesia sudah menandatangani kerangka kerja sama penyelesaian transaksi dengan mata uang lokal atau Local Currency Settlement (LCS) dengan sejumlah negara.  Di antaranya adalah Malaysia, Thailand, Jepang, China, dan Korea Selatan. 

Bank Indonesia menyebutkan nilai LCS paling besar sejauh ini adalah dengan China dan Jepang dengan nilai masing-masing hampir US$ 2 miliar.

Indonesia juga sudah memiliki kesepakatan pembayaran melalui QRIS dengan Thailand, Malaysia, dan Singapura.  Fasilitas tersebut diharapkan bisa menekan penggunaan dolar AS di antara wisatawan ketiga negara.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular