FX Insight

Jokowi Ingatkan Dampak Domino SVB, Ngaruh ke Rupiah Gak?

Research - Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
16 March 2023 08:25
Pekerja memperlihatkan uang dolar di salah satu gerai money changer di Jakarta, Senin (4/7/2022).  (CNBC Indonesia/ Tri Susilo) Foto: Ilustrasi dolar Amerika Serikat (AS). (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
  • Rupiah sukses menguat melawan dolar AS Selasa kemarin, sementara pada perdagangan Kamis pengumuman kebijakan moneter Bank Indonesia menjadi perhatian utama. 
  • Bank Indonesia diprediksi masih akan mempertahankan suku bunga acuannya, tetapi pasar menanti pernyataan BI terkait kondisi sektor perbankan saat ini setelah kolapsnya Silicon Valley Bank dan Signature Bank di AS. 
  • Presiden Joko Widodo sebelumnya mengingatkan efek domino dari kolapsnya kedua bank tersebut. Sentimen pelaku pasar yang memburuk akibat kolapsnya kedua bank tersebut menyulitkan rupiah untuk terus menguat.

Jakarta, CNBC Indonesia - Rupiah menguat 0,13% melawan dolar Amerika Serikat (AS) ke Rp 15.360/US$ Rabu kemarin. Pada Kamis (16/3/2023), pengumuman kebijakan moneter Bank Indonesia (BI) menjadi perhatian utama.

Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memproyeksi bank sentral akan menahan suku bunga acuan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR).

Dari 12 institusi yang terlibat dalam pembentukan konsensus, semuanya memperkirakan BI akan menahan suku bunga di level 5,75%.

Meski demikian, pelaku pasar tentunya akan mencermati pernyataan BI khususnya terkait kondisi sektor perbankan dunia setelah kolapsnya Silicon Valley Bank (SVB) dan Signature Bank di Amerika Serikat.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) bahkan sudah mengingatkan atas dampak domino dari tumbangnya bank-bank di AS.

"Ada kebangkrutan bank di Amerika, Silicon Valley Bank. Semuanya ngeri begitu ada satu bank yang bankrut. Dua hari, muncul lagi bank berikutnya yang kolaps, Signature Bank," tutur Jokowi pada pembukaan Business Matching Produk Dalam Negeri, Jakarta, Rabu (15/3/2023).Presiden juga meminta semua pihak untuk waspada mengingat dampak besar dari krisis perbankan tersebut.

"Semua negara sekarang ini menunggu efek dominonya akan kemana, oleh sebab itu kita hati-hati," imbuhnya.

Dengan kondisi tersebut, sentimen pelaku pasar tentunya memburuk dan menyulitkan rupiah untuk terus menguat.

Secara teknikal, belum ada perubahan level-level yang harus diperhatikan. Resisten di kisaran rerata pergerakan 100 hari (moving average 100/MA 100) Rp 15.410/US$ dan Fibonacci Retracement 38,2% di Rp 15.450/US$, sebelumnya sukses menahan pelemahan rupiah.

Area tersebut menjadi resisten kuat, rupiah langsung menguat pada Senin (13/3/2023) setelah menyentuh level tersebut.

Indikator Stochastic pada grafik harian kini berada di wilayah jenuh beli (overbought) dalam waktu yang lama dan mulai menurun.

idrGrafik: Rupiah (USD/IDR) Harian
Foto: Refinitiv 

Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.

Dengan stochastic berada di wilayah overbought, ruang penguatan rupiah tentunya lebih besar.

Support terdekat berada di kisaran Rp 15.320/US$ - Rp 15.300/US$. Rupiah bisa menguat lebih jauh jika mampu menembus konsisten ke bawah level tersebut.

Sementara selama tertahan di atas support, rupiah berisiko melemah menguji lagi resisten Rp 15.410/US$ - Rp 15.450/US$.

Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

Minggu Lalu Ngamuk! Rupiah Tembus Rp 15.000/US$ Pekan Ini?


(pap/pap)
Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading