Sectoral Insight

Krisis 2008 Bisa Terulang Karena SVB, RI Mesti Waspada

mae, CNBC Indonesia
11 March 2023 14:00
SVB
Foto: Reuters

Pertumbuhan ekonomi Indonesia sendiri melambat menjadi 4,5% pada 2009 dari 6,1% pada 2008. Pertumbuhan tersebut adalah yang terendah sejak 2001. 

Indonesia relatif bisa terhindar dari perlambatan ekonomi yang dalam karena struktur ekonomi banyak didorong permintaan domestik. Inflasi juga tercatat rendah 2,78%.

Namun, Indonesia tidak kebal sepenuhnya dari goncangan global. Krisis di AS menjalar di tingkat global melalui sektor keuangan.

 Pasar keuangan Indonesia baik saham, mata uang, hingga obligasi jatuh akibat aksi jual. Sektor keuangan Indonesia terimbas besar karena derasnya arus modal ke luar (capital outflow).

Merujuk data Refinitiv, pelemahan rupiah tercatat pada 1 Desember 2008 di mana rupiah ditutup di posisi Rp 12.150/US$, atau mengalami depresiasi sebesar 22,8% dibandingkan awal tahun.

Sebagai upaya untuk menstabilkan nilai tukar rupiah, cadangan devisa terkuras cukup dalam dari US$ 60,56 miliar pada Juli 2008 menjadi US$ 51,6 miliar dolar AS pada akhir tahun 2008.

Yield surat utang pemerintah tenor 10 tahun melambung ke level tertingginya pada 28 Oktober 2008 ke 21,48%.

Sementara itu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok 60,73% dari posisi tertingginya pada 9 Januari 2008 di posisi 2.830,26 menjadi 1.111,39 pada 28 Oktober 2008.


Krisis ekonomi 2008-2009 melahirkan sejumlah aturan dan kebijakan baru, terutama dalam pengawasan perbankan. Di antaranya adalah kenaikan penjaminan simpanan masyarakat di perbankan yang dijamin oleh LPS dari Rp100 juta menjadi Rp 2 miliar.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) juga lahir setelah terjadinya krisis keuangan 2008/2009.

 

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

(mae/mae)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular