Newsletter

Tak Ada Kabar Baik Dari Powell, Awas Gonjang-Ganjing Jilid II

Aulia Mutiara Hatia Putri, CNBC Indonesia
09 March 2023 05:55
Jerome Powell (REUTERS/Erin Scott)
Foto: Jerome Powell (REUTERS/Erin Scott)
  • Pasar keuangan Tanah Air masih saja dihantui 'momok' mengerikan dari Amerika Serikat (AS), terlebih pasca Powell memberikan gambaran bahwa suku bunga bakal naik lebih tinggi dari perkiraan.
  • Dari dalam negeri, pada dasarnya tak ada kabar yang membuat gonjang-ganjing pasar namun pengaruh eksternal tampak kuat menyelimuti bursa Tanah Air.
  • Kabar perekonomian AS menjadi fokus investor akhir-akhir ini. Data ekonomi penting masih dinantikan sebagai acuan seberapa besar kenaikan suku bunga yang bakal dinaikkan.

Jakarta, CNBC Indonesia - Imbas pidato pejabat The Fed yang mengisyaratkan kenaikan suku bunga yang lebih tinggi pasar keuangan Tanah Air benar-benar tak berdaya pada perdagangan kemarin. Efek suku bunga nyata adanya, Indeks acuan Tanah Air ambles hingga Mata Uang Garuda tak berdaya melawan dolar Amerika.

Dari sisi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup di zona hijau dengan apresiasi 0,14% ke 6.776,37 pada perdagangan Rabu (8/3/2023), indeks berbalik arah menguat setelah konsisten berada di zona merah sejak pembukaan perdagangan akibat efek pidato Powell.

Jerome Powell memperingatkan, kenaikan suku bunga kemungkinan akan lebih tinggi dari yang diperkirakan oleh pembuat kebijakan bank sentral. Powell mengatakan tren saat ini menunjukkan bahwa tugas melawan inflasi Fed belum berakhir.

Dengan penguatan perdagangan kemarin, indeks acuan Tanah Air mematahkan perlemahan 3 hari beruntun pekan lalu. Namun IHSG masih mencatatkan koreksi hingga 1% dan ambles 2,36% sebulan terakhir.

Sebanyak 365 saham melemah, hanya 166 saham mengalami kenaikan dan 195 lainnya tidak berubah. Perdagangan menunjukkan nilai transaksi sekitar Rp 9,48 triliun dengan melibatkan 23 miliar saham.

Pada perdagangan kemarin aksi beli (net buy) menyelimuti pasar yakni sebesar Rp 253,78 miliar di pasar reguler.

Berdasarkan data Refinitiv, empat dari total sektor melemah. Sektor teknologi menjadi sektor yang paling menguntungkan IHSG menguat 0,87% sementara sektor barang pokok menjadi yang paling beban melemah 1,45%. Berikut rinciannya.

Dari pasar keuangan lain Rupiah kembali tak berdaya di hadapan dolar AS. Pada penutupan perdagangan hari ini, Rabu (8/3/2023), rupiah ditutup di posisi Rp 15.430/US$1. Rupiah anjlok 0,55%.

Penurunan kemarin memperpanjang tren pelemahan menjadi dua hari. Pada perdagangan Selasa (7/3/2023), rupiah juga anjlok 0,36% ke posisi Rp 15.345/US$1. Dalam dua hari terakhir, rupiah melemah 0,92%.

Pelemahan rupiah tak bisa dilepaskan dari kekhawatiran pelaku pasar mengenai agresifnya bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed) untuk memerangi inflasi yang terlihat masih sulit untuk turun.

Tiga indeks utama Wall Street berakhir beragam pada perdagangan Rabu (8/3/2023) waktu New York. Meskipun mayoritas menghijau, namun Dow Jones tampak masih tertekan pada hingga akhir penutupan perdagangan.

Dow Jones ditutup sedikit lebih rendah karena pasar masih berjuang untuk mengatasi aksi jual pada hari Selasa (8/3/2023), komentar dari Ketua Federal Reserve Jerome Powell yang mengisyaratkan suku bunga yang lebih tinggi lebih lama menjadi pemicunya.

Dow merosot 58,06 poin, atau 0,18%, menjadi berakhir pada 32.798,40, sementara S&P 500 naik 0,14% lebih tinggi menjadi menetap di 3.992,01. Sementara, Nasdaq Composite naik 0,4% menjadi berakhir pada 11.576,00.

Data pasar kerja baru memicu kekhawatiran investor bahwa kenaikan suku bunga yang lebih besar mungkin akan terjadi.

Data menunjukkan bahwa lowongan pekerjaan turun kurang dari yang diharapkan pada bulan Januari, sementara laporan penggajian swasta Februari yang lebih kuat dari perkiraan menegaskan bahwa ekonomi tetap kuat meskipun kenaikan bank sentral. Temuan ini mendahului data pekerjaan Februari pada Jumat setelah angka blockbuster Januari.

Sementara itu, pasca kesaksian Senat di depan Komite Jasa Keuangan DPR pada Rabu (8/3/2023), Powell memperingatkan anggota parlemen bahwa tingkat terminal bank sentral kemungkinan akan lebih tinggi dari yang diantisipasi sebelumnya karena data ekonomi yang sangat tinggi.

"Hari-hari tanpa suku bunga telah berakhir untuk saat ini, dan itu berarti sudah waktunya bagi investor untuk memikirkan kembali bagaimana mereka mengalokasikan uang mereka," kata Aaron Dunn dari Eaton Vance dikutip CNBC International.

″Kami pikir kami berada dalam dekade perilaku pasar yang sama sekali baru," tambahnya ketika membandingkan dengan tahun 1970-an dan 1940-an, ketika inflasi tertanam dalam perekonomian.

Sementara Powell menekankan selama kesaksiannya bahwa belum ada keputusan yang dibuat tentang pertemuan bulan Maret mendatang,

Namun para investor sepertinya bakal bertaruh pada kenaikan yang lebih besar dari perkiraan. menurut alat FedWatch CME Group memperkirakan bahwa kenaikan suku bunga berada pada 50 basis poin.

Wall Street yang ditutup mayoritas menguat pada perdagangan kemarin tentunya membuka peluang penguatan IHSG pada hari ini.Sentimen pasar utama masih diselimuti oleh implikasi atas pengumuman sejumlah data ekonomi.

Suku bunga The Fed masih mewarnai pergerakan bursa saham Tanah Air pekan ini. Apalagi imbas pidato Powell yang mengisyaratkan kenaikan suku bunga lebih lanjut membuat kegalauan pasar keuangan semakin nyata.

Pasar juga terpecah antara menginginkan The Fed menurunkan inflasi, kendati demikian rasa khawatir juga muncul penurunan bakal berlebihan sehingga menyebabkan tekanan ekonomi yang terus berlanjut.

The Fed telah menaikkan suku bunga acuannya 8 kali selama setahun terakhir, yang terbaru adalah kenaikan seperempat poin persentase awal bulan lalu yang membawa suku bunga pinjaman semalam ke kisaran target 4,5%-4,75%.

Sementara itu, pasca kesaksian Senat di depan Komite Jasa Keuangan DPR pada Rabu (8/3/2023), Powell memperingatkan anggota parlemen bahwa tingkat terminal bank sentral kemungkinan akan lebih tinggi dari yang diantisipasi sebelumnya karena data ekonomi yang sangat tinggi.

Artinya ketika data ekonomi yang lebih kuat, maka "tingkat akhir suku bunga kemungkinan akan lebih tinggi dari yang diperkirakan sebelumnya."

Goldman Sachs menaikkan perkiraan kisaran target suku bunga The Fed menjadi 5,5-5,75% sehubungan dengan kesaksian Powell serta sejalan dengan perkiraan pasar saat ini menurut data CME Group.

Pertemuan kebijakan moneter Komite Pasar Terbuka Federal berikutnya pada 21 dan 22 Maret akan sangat penting untuk pasar saham global, dengan investor mengamati dengan cermat apakah pembuat kebijakan memilih kenaikan suku bunga sebesar 25 atau 50 basis poin.

Berdasarkan data Departemen Tenaga Kerja AS yang dirilis Rabu (8/3/2023), lowongan pekerjaan mencatatkan penurunan tipis pada bulan Januari tetapi masih jauh melebihi jumlah pekerja yang tersedia karena gambaran tenaga kerja tetap ketat.

Survei Pembukaan Pekerjaan dan Perputaran Tenaga Kerja Departemen Tenaga Kerja, atau JOLTS, menunjukkan ada 10,824 juta lowongan pada Januari. Angka ini tercatat turun sekitar 410.000 dari Desember atau setara dengan 1,9 lowongan pekerjaan per pekerja yang tersedia dengan selisih 5,13 juta.

Meski mengalami penurunan, jumlah tersebut masih lebih tinggi dari perkiraan FactSet sebesar 10,58 juta. Angka bulan Desember juga direvisi naik lebih dari 200.000.

Pejabat Federal Reserve mengamati laporan JOLTS dengan cermat saat mereka merumuskan kebijakan moneter.

Dalam sambutannya di Capitol Hill minggu ini, Ketua Fed Jerome Powell menyebut pasar pekerjaan "sangat ketat" dan memperingatkan bahwa serentetan data baru-baru ini menunjukkan tekanan inflasi yang bangkit kembali dapat mendorong kenaikan suku bunga lebih tinggi dari yang diharapkan.

Powell mengatakan kepada Komite Perbankan Senat pada hari Rabu (8/3/2023) bahwa laporan JOLTS adalah salah satu poin data penting yang akan dia periksa sebelum membuat keputusan tentang suku bunga pada pertemuan kebijakan 21-22 Maret.

Sebelumnya pada Rabu (8/3/2023), perusahaan penggajian ADP juga melaporkan bahwa perusahaan menambahkan 244.000 pekerja untuk Februari. Artinya, perekrutan masih tangguh meskipun kenaikan suku bunga Fed yang ditujukan untuk memperlambat pertumbuhan ekonomi dan mendinginkan pasar tenaga kerja.

Terakhir, pasar akan mendapatkan pandangan yang lebih komprehensif tentang gambaran pekerjaan ketika Departemen Tenaga Kerja merilis laporan nonfarm payrolls pada hari Jumat mendatang.

Berdasarkan perkiraan ekonom yang disurvei oleh Dow Jones memprediksi bahwa gaji bakal meningkat sebesar 225.000 dan tingkat pengangguran bertahan di 3,4%.

Dari dalam negeri, Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) pada Februari 2023 atau sebulan menjelang Ramadan justru menurun. Sikap pesimis masyarakat terhadap kondisi ekonomi saat ini dan ke depan dikhawatirkan akan berdampak kepada tingkat belanja masyarakat selama Ramadan.

Bank Indonesia (BI) mencatat IKK pada Februari 2023 ada di angka 122,4 atau turun dibandingkan pada Januari yang tercatat 123,0.

Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) masih naik tipis menjadi 112,4 pada Februari 2023 dari 112,1 pada bulan sebelumnya.Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) ambruk dari 133,9 pada Januari 2023 menjadi 132,5 pada Februari.

Ekspektasi mereka dalam melihat kondisi ekonomi saat ini juga turun jauh dari 139,3 pada Januari 2023 menjadi 233,9 pada Februari 2023. Mereka juga sangat pesimis dalam melihat ketersediaan lapangan kerja, penghasilan, dan kegiatan usaha dalam enam bulan ke depan.

Indeks ekspektasi kegiatan usaha dalam enam bulan ke depan anjlok dari 143,6 pada Januari 2023 menjadi 129,3 pada Februari 2023.

Kendati demikian, menurut analis William surya wijaya, CEO at PT YUGEN Bertumbuh Sekuritas dari data perekonomian mengenai tingkat kepercayaan konsumen yang terlansir dalam kondisi membaik dapat menjadi salah satu faktor yang dapat menopang pola gerak IHSG.

Hal ini tentunya mengingat mobilitas masyarakat yang berangsur mulai normal dapat kembali memberikan gairah terhadap kinerja emiten yang dapat kembali mendapatkan kinerja yang baik, hari ini IHSG berpeluang menguat.

Berikut beberapa agenda penting terkait data ekonomi yang akan rilis hari ini:

Data pertumbuhan ekonomi Jepang (06:50)

Data investasi saham asing Jepang (06:50)

Data inflasi China (08:30)

Data Indeks Harga Produsen China (08:30)

Data klaim pengangguran AS (08:30)

Pidato pejabat The Fed (10:00)

Data Perubahan Stok Gas Alam EIA (10:00)

Selain itu, hari ini setidaknya ada beberapa agenda korporasi, diantaranya:

Rapat Umum Pemegang saham Luar Biasa (RUPSLB) BNBA (15:00 WIB) dan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) ARNA (10:00 WIB).

Agenda penting lain yakni akan ada paparan kinerja PT Bukit Asam Tbk. Tahun Buku 2022 (10:00 WIB), PT Bank Negara Indonesia dan bersama CNBC Indonesia mengadakan BNI Emerald Market Outlook dengan tema "Optimizing Financial Opportunities As Epicentrum of Growth. Hadir sebagai pembicara Menteri BUMN Erick Tohir dan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati (16:00 WIB).

Terakhir, berikut adalah sejumlah indikator perekonomian nasional:

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]  

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular