Newsletter

Good News! China Bangkit, PMI Manufaktur Tertinggi di Dekade

Feri Sandria, CNBC Indonesia
02 March 2023 06:20
Bendera Amerika tergantung di luar Bursa Efek New York di New York
Foto: Bendera Amerika tergantung di luar Bursa Efek New York di New York (AP/Frank Franklin II)

Indeks saham utama Amerika Serikat (AS) ditutup bervariasi pada perdagangan perdana bulan Maret setelah data aktivitas manufaktur yang meski masih mengalami kontraksi namun masih lebih baik dari yang diantisipasi.

Pada perdagangan Selasa (1/3), S&P 500 berakhir melemah 0,47% dan indeks padat teknologi Nasdaq terkoreksi 0,66%. Sementara itu indeks blue chip Dow Jones Industrial Average (DJIA) bergerak datar dengan penguatan tipis 0,02%.

Aktivitas manufaktur AS kembali mengalami kontraksi empat bulan beruntun pada Februari lalu. Meski demikian, kontraksi ini tidak secepat yang diharapkan oleh ekonom dan analis dengan pabrik yang disurvei menyebut saat ini terlihat adanya tanda-tanda peningkatan permintaan dan percepatan kenaikan harga di bulan-bulan mendatang.

Data ekonomi yang masih relatif tangguh tersebut ditakutkan akan mendorong The Fed untuk menaikkan suku bunga lebih lanjut dan menjaganya tetap tinggi demi meredam inflasi.

Ketakutan investor tersebut langsung terlihat dari naiknya imbal hasil obligasi. Imbal hasil Treasury 1 tahun naik di atas 5% dan imbal hasil Treasury 10-year yield sempat menembus level 4% untuk pertama kalinya sejak November tahun lalu.

Presiden Federal Reserve Minneapolis Neel Kashkari mengatakan pada hari Rabu bahwa dia "terbuka untuk kemungkinan" kenaikan suku bunga yang lebih besar pada pertemuan kebijakan bulan ini, "apakah itu 25 atau 50 basis poin," tetapi belum mengambil keputusan.

Kepastian besaran kenaikan suku bunga AS menjadi informasi paling ditunggu pasar yang mana ikut mempengaruhi psikologi investor.

"Kinerja [Wall Street] untuk dua bulan pertama tahun ini terutama dipengaruhi oleh perubahan marjinal dalam ekspektasi jalur kebijakan moneter yang tepat pada tahun 2023," kata William Northey, direktur investasi senior di Manajemen Kekayaan Bank AS dilansir CNBC International.

"Kami mengantisipasi lingkungan yang lebih baik untuk obligasi tetapi mengharapkan volatilitas dua sisi yang sedang berlangsung untuk ekuitas global dan ekuitas AS karena pasar mengukur kesehatan konsumen dan aktivitas perusahaan," tambahnya.

Sentimen pasar saham awalnya mendapat dorongan setelah rilis data yang jauh lebih kuat dari perkiraan dari China. Biro Statistik Nasional negara itu mengatakan PMI manufaktur resminya naik menjadi 52,6 pada Februari - tertinggi yang tidak terlihat sejak April 2012.

Pergerakan itu terjadi setelah Wall Street menutup Februari yang merugi untuk saham pada hari Selasa. Dow memimpin dengan penurunan terbesar sepanjang bulan lalu yakni mencapai 4,19%. S&P 500 dan Nasdaq masing-masing juga ikut melemah 2,61% dan 1,11%.

Penurunan Februari menyeret Dow ke wilayah negatif untuk tahun ini, sementara dua indeks lainnya masih mempertahankan kenaikannya.

(fsd/fsd)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular