
Gak Semanis Susunya, Saham Cimory Ambles Nyaris 7%

Jakarta, CNBC Indonesia - Saham emiten produsen dan pemasok olahan susu dan makanan yakni PT Cisarua Mountain Dairy Tbk (CMRY) atau Cimory terpantau kembali ambles dan nyaris menyentuh auto reject bawah (ARB) pada perdagangan sesi I Senin (27/2/2022).
Per pukul 09:48 WIB, saham CMRY ambles 6,95% ke posisi Rp 4.420/unit. Saham CMRY pun nyaris menyentuh ARB pada perdagangan sesi I hari ini.
Saham CMRY sudah ditransaksikan sebanyak 1.381 kali dengan volume sebesar 2,49 juta lembar saham dan nilai transaksinya sudah mencapai Rp 11,08 miliar. Adapun kapitalisasi pasarnya saat ini mencapai Rp 35,07 triliun.
Hingga pukul 09:48 WIB, terdapat 3.169 lot antrian jual di order offer pada harga Rp 4.430/unit. Sedangkan di order bid atau beli, ada antrian 3.488 lot di harga Rp 4.420, di mana pada harga ini juga menjadi batas bawahnya pada pagi hari ini.
Dari rasio harga dan nilai bukunya, price to earnings ratio (PER) CMRY saat ini mencapai 33,52 kali (annualized), sedangkan rasio price to book value (PBV) CMRY saat ini sebesar 6,76 kali.
Jika dibandingkan dengan kompetitornya yakni PT Ultra Jaya Milk Industry Tbk (ULTJ), maka saham CMRY tergolong lebih mahal jika dilihat dari PER dan PBV-nya. Adapun untuk PER ULTJ saat ini mencapai 15,83 kali (annualized) dan PBV-nya mencapai 3,13 kali.
Belum diketahui secara pasti penyebab saham CMRY ambles dan sentuh ARB. Padahal, laporan keuangan kuartal IV-2022 yang sudah dirilis pekan lalu cenderung positif.
Laba bersih Cimory melesat 34,21% menjadi Rp 1,06 triliun pada 2022, dari sebelumnya pada 2021 sebesar Rp 790,19 miliar.
Kenaikan ini ditopang oleh penjualan yang naik 55,74% menjadi Rp 6,37 triliun, dibanding periode sama tahun 2021 senilai Rp 4,09 triliun.
Dalam keterbukaan informasi dijelaskan, penjualan Cimory sepanjang 2022 terdiri atas produk olahan susu sebesar Rp 3,53 triliun. Kemudian, penjualan dari produk makanan konsumsi senilai Rp 2,84 triliun. Sedangkan secara geografis, penjualan Cimory di dalam negeri mencapai Rp 6,33 triliun dan ekspor sebesar Rp 41,10 miliar.
Namun dengan adanya peningkatan aktivitas penjualan, perseraon tidak mampu menahan beban pokok penjualan hingga naik 74,52% (year-on-year/yoy), dari Rp 2,12 triliun di 2021 menjadi Rp 3,70 triliun pada 2022.
"Meski demikian, Cimory membukukan laba bruto senilai Rp 2,66 triliun pada 2022, melesat 35,02% (yoy)," ungkap manajemen Cimory.
Adapun baru-baru ini, Cimory mengumumkan investasi sekunder strategis dari General Atlantic (PE) untuk memperkuat kinerja 2023. General Atlantic menginvestasikan dana US$ 130 juta atau setara Rp 2 triliun yang akan mendukung strategi pertumbuhan ke depan.
CNBC INDONESIA RESEARCH
Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
(chd/chd)