Market Commentary

Duh, Saham Bank Jago Makin Merana, Sebulan Sudah Ambles 21%

Research - Tim Riset, CNBC Indonesia
27 February 2023 09:53
Bank Jago Foto: Dok Bank Jago

Jakarta, CNBC Indonesia - Saham emiten bank digital big cap yakni PT Bank Jago Tbk (ARTO) terpantau kembali ambles pada perdagangan sesi I Senin (27/2/2023).

Per pukul 09:34 WIB, saham ARTO merosot 1,98% ke posisi harga Rp 2.460/unit. Saham ARTO pada pagi hari ini bergerak di rentang harga Rp 2.460 - 2.530.

Saham ARTO sudah ditransaksikan sebanyak 2.736 kali dengan volume sebesar 10,02 juta lembar saham dan nilai transaksinya sudah mencapai Rp 24,87 miliar. Adapun kapitalisasi pasarnya (market cap) saat ini mencapai Rp 34,5 triliun.

Dari rasio harga dan nilai bukunya, price to earnings ratio (PER) ARTO saat ini mencapai 648,02 kali (annualized), sedangkan rasio price to book value (PBV) ARTO saat ini sebesar 4,16 kali.

Diketahui, saham ARTO dalam sebulan terakhir sudah terkoreksi parah hingga 21,18%. Bahkan dalam sebulan terakhir, saham ARTO hanya mencetak penguatan sebanyak empat kali saja, yakni pada 2 Februari, 3 Februari, 15 Februari, dan 17 Februari.

Bahkan pada pekan lalu, saham ARTO tidak sekalipun mencetak penguatan. Sepanjang pekan lalu, saham ARTO tercatat melemah hingga 15,1%.

Belum diketauhi secara pasti penyebab masih amblesnya saham ARTO selain karena investor masih melakukan aksi profit taking. Tetapi, kondisi global yang belum memungkinkan dan saham teknologi global yang cenderung masih lesu membuat saham ARTO juga masih membentuk tren bearish.

Di lain sisi, investor juga masih merespons terkait keluarnya ARTO dari perhitungan indeks MSCI teranyar pada 10 Februari lalu.

Dihapusnya saham ARTO dari indeks MSCI Indonesia Index (MXID) sudah diantisipasi oleh sejumlah kalangan. Salah satunya, riset dari Trimegah Sekuritas pada 7 Februari lalu, yang menjelaskan bahwa market cap free float (US$ 858 juta) ARTO turun di bawah aturan market cap free float yang diwajibkan MSCI (US$ 0,9 miliar).

Sementara, kabar teranyar, ARTO terus memperluas ekosistem dan diversifikasi risiko demi meningkatkan akses keuangan kepada masyarakat.

Hal tersebut dibuktikan perseroan lewat kerja sama dengan 38 partner hingga September 2022, sehingga memiliki banyak produk serta layanan beragam. Jumlah tersebut naik dibandingkan posisi akhir Desember 2021 yang hanya tercatat sebanyak 21 partner.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.

(chd/chd)

[Gambas:Video CNBC]