Polling CNBC Indonesia

10 Ekonom Percaya Suku Bunga Acuan Tetap, 2 Ogah

CNBC Indonesia Research, CNBC Indonesia
15 February 2023 06:25
Petugas menghitung uang di tempat penukaran uang Luxury Valuta Perkasa, Blok M, Jakarta, Kamis, 21/7. Rupiah tertekan pada perdagangan Kamis (21/7/2022) (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Petugas menghitung uang di tempat penukaran uang Luxury Valuta Perkasa, Blok M, Jakarta, Kamis, 21/7. Rupiah tertekan pada perdagangan Kamis (21/7/2022) (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Sementara itu, lembaga yang memproyeksi BI masih agresif pada bulan ini menjelaskan BI perlu menaikkan suku bunga untuk mengantisipasi besarnya tekanan eksternal.

Menurut mereka, masih ada peluang bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed) untuk melanjutkan kebijakan hawkishnya. 

Terlebih, inflasi AS pada Januari 2023 melaju di atas ekspektasi. Inflasi AS menembus 6,4% (yoy) pada Januari 2023, lebih tinggi dibandingkan ekspektasi pasar yang berada di kisaran 6-6,2%.


Data tenaga kerja AS juga masih panas, terbukti dengan tingkat pengangguran AS yang justru melemah. Pada Januari 2023, tingkat pengangguran AS melandai ke 3,4% atau terendah sejak Mei 1969.

Masih tingginya inflasi AS dan masih adanya kemungkinan kelanjutan kebijakan hawkish The Fed bisa membuat rupiah kembali tertekan.

Rupiah bahkan sudah tertekan sepanjang bulan ini karena pasar mulai khawatir The Fed akan kembali hawkish.

Rupiah melemah 1,12% sepanjang Februari 2023. Kondisi ini berbanding terbalik dengan penguatan sebesar 3,9% pada Januari 2023.


CNBC INDONESIA RESEARCH
[email protected]

 

 

(mae/mae)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular