
IHSG Bergairah, 10 Saham Big Cap Ini Kuncinya

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpantau masih menguat pada perdagangan sesi II Selasa (7/2/2023), setelah dirilisnya data cadangan devisa (cadev) yang kembali mencatatkan positif.
Per pukul 14:00 WIB, IHSG menguat 0,71% ke posisi 6.922,64. IHSG pun kembali ke level psikologis 6.900 pada pagi hari ini, setelah kemarin terkoreksi ke level psikologis 6.800.
Setidaknya ada sepuluh saham big cap yang menjadi penopang penguatan IHSG pada perdagangan sesi II hari ini. Berikut saham-saham yang membantu IHSG untuk menguat.
Emiten | Kode Saham | Indeks Poin | Harga Terakhir | Perubahan Harga |
Bank Mandiri | BMRI | 14,37 | 10.175 | 3,04% |
Bayan Resources | BYAN | 13,69 | 19.450 | 3,73% |
Bank Central Asia | BBCA | 7,20 | 8.775 | 0,57% |
GoTo Gojek Tokopedia | GOTO | 5,75 | 122 | 1,67% |
Adaro Energy Indonesia | ADRO | 4,05 | 2.890 | 3,96% |
United Tractors | UNTR | 4,04 | 24.975 | 4,39% |
Bank Rakyat Indonesia | BBRI | 3,67 | 4.760 | 0,42% |
Indo Tambangraya Megah | ITMG | 2,63 | 36.425 | 7,45% |
Kalbe Farma | KLBF | 1,99 | 2.210 | 1,84% |
Bukit Asam | PTBA | 1,80 | 3.440 | 5,52% |
Sumber: Refinitiv & RTI
Saham emiten bank raksasa dengan kapitalisasi pasar terbesar keempat di bursa yakni PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) menjadi penopang terbesar pada sesi II hari ini, yakni mencapai 14,37 indeks poin.
Sedangkan di posisi kedua terdapat saham emiten batu bara Low Low Tuck Kwong yakni PT Bayan Resources Tbk (BYAN) yang juga membantu IHSG menguat hingga mencapai 13,69 indeks poin.
Terakhir, ada saham batu bara BUMN yakni PT Bukit Asam Tbk (PTBA) yang juga mampu membantu IHSG menguat sebesar 1,8 indeks poin.
IHSG masih lanjut bergairah setelah dirilisnya data cadangan devisa pada periode Januari 2023 yang kembali mencatatkan hasil yang positif.
Bank Indonesia (BI) melaporkan posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Januari 2023 mencapai US$ 139,4 miliar, meningkat dibandingkan dengan posisi pada akhir Desember 2022 sebesar US$ 137,2 miliar.
"Peningkatan posisi cadangan devisa pada Januari 2023 antara lain dipengaruhi oleh penerbitan global bond pemerintah serta penerimaan pajak dan jasa," ungkap Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono, Selasa (7/2/2023).
Posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 6,1 bulan impor atau 6,0 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.
CNBC INDONESIA RESEARCH
Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
(chd/chd)