Market Commentary
6 Saham Emas Ngacir Mulu Nih, Udah Punya?

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga saham emiten emas kembali menghijau pada perdagangan sesi I Rabu (1/2/2023), meski harga emas acuan dunia cenderung volatil jelang pengumuman suku bunga terbaru bank sentral Amerika Serikat (AS).
Hingga pukul 09:42 WIB, ada saham emiten emas yang sudah melesat hingga 3% lebih.
Berikut pergerakan saham emiten tambang emas pada perdagangan sesi I hari ini.
Saham | Kode Saham | Harga Terakhir | Perubahan |
Bumi Resources Minerals | BRMS | 190 | 3,26% |
J Resources Asia Pasifik | PSAB | 128 | 3,23% |
Aneka Tambang | ANTM | 2.370 | 2,60% |
Merdeka Copper Gold | MDKA | 4.820 | 2,12% |
Wilton Makmur Indonesia | SQMI | 65 | 1,56% |
Archi Indonesia | ARCI | 336 | 0,60% |
Sumber: RTI
Saham emiten emas Grup Bakrie yakni PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) memimpin penguatan pada perdagangan sesi I hari ini, yakni melonjak 3,26% ke posisi harga Rp 190/saham.
Berikutnya ada saham PT J Resources Asia Pasifik Tbk (PSAB) yang juga melompat 3,23% ke Rp 128/saham.
Sedangkan untuk saham PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) dan PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) juga terpantau melesat lebih dari 2% pada pagi hari ini.
Positifnya harga saham emiten emas terjadi saat harga emas dunia cenderung fluktuatif jelang pengumuman suku bunga terbaru bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed).
Pada penutupan perdagangan Selasa kemarin, harga emas ditutup di posisi US$ 1.927,88 per troy ons, naik tipis 0,28%.
Penguatan tersebut memutus tren buruk emas yang melemah pada tiga hari perdagangan sebelumnya.
Harga emas juga masih menguat pada perdagangan pagi hari ini. Pada Rabu pagi pukul 06:30 WIB, harga emas dunia di pasar spot di posisi US$ 1.927, 94 per troy ons. Emas nyaris tidak bergerak dan hanya menguat tipis 0,003%.
Pelaku pasar memperkirakan The Fed hanya akan menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin (bp) menjadi 4,5-4,75% pada pekan ini. Ekspektasi ini sejalan dengan terus melandainya inflasi AS.
Namun, data pertumbuhan ekonomi dan inflasi menunjukkan jika ekonomi AS masih berjalan kencang sehingga The Fed bisa saja memperpanjang kebijakan agresifnya.
Pasar juga menanti hasil pertemuan bank sentral Eropa (Europe Central Bank/ECB) yang akan keluar Kamis waktu Indonesia. ECB diperkirakan akan menaikkan suku bunga 50 bp pekan ini.
"Pasar sepertinya sudah melakukan priced in terhadap kenaikan. Yang mereka tunggu sekarang adalah apa langkah berikutnya dari The Fed dan ECB," tutur Lukman Otunuga, analis FXTM.
CNBC INDONESIA RESEARCH
Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
[Gambas:Video CNBC]
Top, 7 Saham Emas RI Terbang Lagi Nih
(chd/chd)