IPO Watch

Harga IPO CHIP, Vendor Indosat & BCA Murah! Layak Beli

Research - M Malik Haknuh, CNBC Indonesia
01 February 2023 11:50
Karyawan beraktivitas di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Rabu (23/11/2022). IHSG ditutup menguat 0,33 persen atau 23,53 poin ke 7.054,12 pada akhir perdagangan, sebanyak 249 saham menguat, 255 saham melemah, dan 199 saham stagnan. (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto) Foto: Karyawan beraktivitas di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Rabu (23/11/2022). IHSG ditutup menguat 0,33 persen atau 23,53 poin ke 7.054,12 pada akhir perdagangan, sebanyak 249 saham menguat, 255 saham melemah, dan 199 saham stagnan. (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Produsen serta pemasok SIM Card, PT Pelita Teknologi Global Tbk (CHIP) berencana menghimpun dana masyarakat dengan melakukan penawaran umum saham. Berdasarkan perhitungan valuasi yang dilakukan CNBC Indonesia Research menggunakan rasio harga terhadap kemampuan calon emiten ini mencetak laba (PER) dan rasio harga terhadap nilai buku perseroan (PBV), boleh dibilang harga yang ditawarkan lumayan murah.

PER CHIP yang disetahunkan dengan jumlah lembar saham pasca IPO sebanyak 806 juta lembar saham, dan harga tertinggi penawaran di Rp 180 per unit, maka PER CHIP berada di kisaran cukup murah yaitu 13,1 kali. Lebih rendah bila dibandingkan dengan sesama emiten di sektor teknologi dalam jasa IT dan Software seperti ELIT sebesar 13,3 kali serta WGSH yang sebesar 17,7.

Begitupun dengan PBV yang dimiliki CHIP berada di angka yang cukup murah yaitu sebesar 3,5 kali, di bawah rata-rata di industri yang sama yaitu sebesar 8,73 kali.

Emiten

Sector

Market Cap

P/B

Weight

Cost of P/B Valuatiion

IRSX

Software & IT Service

646.4

8.8

54%

4.78

ELIT

Software & IT Service

278.3

14.3

23%

3.33

WGSH

Software & IT Service

154.3

2.8

13%

0.36

CHIP

Software & IT Service

112.8

3.5

9%

0.26

1,192

100%

8.73

Dengan harga penawaran yang cukup murah dan prospek bisnis ke depan yang lumayan moncer, CNBC Indonesia Research melihat potensi cukup baik dalam jangka panjang untuk emiten ini. Seperti diketahui, industri SIM Card yang tidak terlalu banyak pemain, serta kemampuan perseroan melakukan penetrasi sehingga dapat berhasil mendapat pelanggan utama di segmen connectivity dan jasa IT aplikasi. Maka emiten CHIP layak di beli dengan valuasi yang cukup murah dibanding emiten di sektor teknologi yang sama.

Rencananya, mereka akan melego 200 juta saham atau setara dengan 24,81% dari total modal ditempatkan serta disetor setelah penawaran umum perdana saham, dengan nilai nominal Rp 10. Dalam aksi ini, Perseroan menawarkan harga IPO di kisaran Rp 140 hingga Rp 180 per saham. Sehingga estimasi dana yang terhimpun dari IPO kali ini berkisar antara Rp 28 miliar hingga dengan Rp 36 miliar.

Rencananya, setelah dikurangi biaya-biaya emisi, dana hasil IPO akan digunakan untuk modal kerja, meliputi biaya operasional seperti gaji, biaya angkut, biaya kantor, biaya penjualan, biaya sewa, serta pembelian barang dagangan dan pelunasan utang usaha kepada pemasok (pihak ketiga).

Didirikan pada 2017, PT Pelita Teknologi global Tbk (CHIP) bergerak di bidang aktivitas konsultasi dan perancangan Internet of Things (IoT), dan industri kartu cerdas (Smart Card). Hingga tahun 2020, perseroan masih dalam tahap membangun tim ahli dan melakukan penetrasi pasar telekomunikasi dan membangun awareness kepada operator seluler Indonesia.

Kemudian pada tahun 2021, perseroan mulai melakukan penjualan SIM Card, Scratch Card, dan Fulfillment for Telecomunication kepada Operator Seluler. Kuartal empat 2021, perseroan mulai men-set-up pabrik sendiri di Cikupa.

Masih di tahun 2021, perseroan berhasil menjadi pemasok terbesar untuk sim card operator seluler milik PT Indosat Tbk yaitu Hutchinson Indonesia (operator seluler three).

Satu tahun setelah itu, perseroan memulai penjualan hasil produksi sendiri dari pabrik di Cikupa, yang sebelumnya hanya berbasis trading. Perseroan juga dalam tahap melebarkan sayap target pasar setelah berhasil terdaftar menjadi vendor untuk operator seluler Telkomsel dan Zambia Telecom, menambah lini usaha Solusi IT, dan menambah lini usaha pada jasa enterprise software solution.

Diantara puluhan bahkan ratusan saham yang melakukan IPO. Lantas, untuk mempertimbangkan investasi yang bijak kita perlu memperhatikan dengan detil bagaimana tingkat pertumbuhan fundamental perseroan, prospeknya, serta posisi valuasi perusahaan.

Kinerja Keuangan CHIP

Laporan laba rugi

31-Jul-22

31-Jul-21

Growth

Penjualan

56,635,038

33,257,915

70%

Beban Pokok Penjualan

-46484263

(28,308,546)

64%

Laba bruto

10,150,775

4,949,369

105%

Laba bersih

5,014,838

2,955,593

70%

Data laporan laba rugi per 31 Juli 2021 menunjukkan penjualan perseroan tercatat meningkat signifikan sebesar 70% secara year-on-year, penjualan didominasi oleh segmen bisnis penjualan SIM Card dengan kontribusi terhadap penjualan sebesar 71,33%. Peningkatan ini terutama disebabkan oleh meningkatnya penjualan Operating System & SIM Card dan penambahan pelanggan baru yaitu PT Indosat Tbk.

Pertumbuhan ini juga, diikuti oleh beban pokok penjualan perseroan yang juga meningkat. Namun, pertumbuhannya masih di bawah tingkat pertumbuhan penjualan, ini menunjukkan bahwa perseroan mampu mengelola beban pokok penjualan dengan cukup baik.

chip

Tercermin pada rasio profitabilitas, dimana Gross Profit Margin terpantau mengalami pertumbuhan 18%, lebih tinggi dibandingkan GPM periode yang sama tahun sebelumnya yaitu sebesar 15%. Gross Profit Margin sendiri mengukur tentang biaya langsung yang terkait dengan penjualan, sehingga kita bisa melihat seberapa efisien perusahaan untuk memproduksi barangnya. Semakin besar GPM semakin bagus yang berarti bahwa biaya yang keluar yang dikelola dengan optimal akan menghasilkan laba yang besar juga.

Keputusan CHIP pada kuartal empat 2021, dalam mengelola pabrik sendiri di Cikupa untuk produksi SIM Card salah satu langkah efisiensi yang mampu meningkatkan GPM, sehingga perseroan dapat memiliki ruang untuk mengoptimalkan margin pendapatan.

Dari sisi kemampuan membayar utang, ICR Perseroan pada periode 31 Juli 2022 dan 31 Desember 2021 menunjukkan hasil masing-masing 6,37x dan 2,70x. Hal ini berarti Perseroan menghasilkan pendapatan yang lebih banyak daripada jumlah bunga yang harus dibayarkan. Perseroan cukup mampu membayar bunga atas utangnya dan memiliki risiko yang rendah terhadap gagal bayar bunga pinjaman karena penghasilannya masih cukup untuk membayar tagihan.

Peta Bisnis Usaha CHIP

Perseroan memiliki pesaing usaha langsung, dari perusahaan asing maupun lokal, dimana perusahaan lokal tersebut adalah PT Pura Barutama yang masih berstatus perusahaan swasta. Sementara perusahaan asing diantaranya adalah Thales dan Idemia.

Industri yang mayoritas digeluti perseroan yaitu smart card dan security printing relatif tidak memiliki banyak pemain, karena perusahaan akan berkecimpung di industri ini harus memiliki kompetensi, tidak hanya dalam memproduksi namun juga harus mempunyai solusi operating system dan end-to-end terutama pada supply chain management sesuai kebutuhan pelanggan.

Prospek Usaha CHIP 

chip

Bersumber dari Badan Pusat Statistik mengenai pemanfaatan teknologi dan komunikasi, menujukan bahwa tingkat pertumbuhan penduduk mengakses internet terus tumbuh dan di 2021 tumbuh 62,10% selaras dengan pertumbuhan penduduk yang memiliki telepon seluler. Tentunya, pertumbuhan yang terjadi merupakan ruang pasar bagi perseroan untuk terus bisa melakukan penetrasi dari lini bisnis connectivity yaitu operating system sim card, voucher fisik untuk isi ulang prabayar, serta pengepakan produk kartu perdana untuk telepon seluler.

Perseroan pun saat ini telah menjadi pemasok utama SIM Card bagi PT Indosat Tbk.

Didukung juga oleh data dari Kementerian Komunikasi dan Informatika, yang menunjukkan pelanggan telepon seluler di Indonesia hingga tahun 2021telah mencapai 365,87 juta pelanggan.

chip

Perkembangan penggunaan teknologi informasi dan komunikasi di Indonesia yang semakin meningkat, akan mendorong permintaan atas produk dan jasa yang ditawarkan Perseroan, terutama lini usaha connectivity yang berhubungan dengan perangkat seluler.

chip

Dari segi industri IoT, berdasarkan data dari Statista, pada tahun 2023 diprediksikan terdapat 51,11 miliar perangkat yang terhubung dengan IoT (Internet of Things) di seluruh dunia, dan sampai dengan tahun 2025 mencapai 75,4 miliar perangkat. Perangkat-perangkat tersebut diaplikasikan pada bidang keuangan, keamanan, transportasi dan berbagai industri.

Sebagai contoh aplikasi IoT untuk bidang keuangan adalah penggunaan sim card pada mesin EDC (Electronic Data Capture) dan barcode untuk pembayaran dengan kartu ATM, kartu kredit, dan QR Code melalui smartphone. Diprediksikan pada tahun 2023, pengeluaran Perusahaan di berbagai negara untuk mengadopsi IoT tersebut mencapai USD15,7 triliun. dalam industri ini, CHIP telah memiliki pelanggan utama juga yaitu Bank dengan kapitalisasi raksasa PT Bank Central Asia Tbk.

Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

Hillcon IPO, Bosnya Masih 23 Tahun, Saingan Anak Haji Isam?


(mak/pap)
Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading