Polling CNBC Indonesia

Beras Makin Mahal Tapi Inflasi Januari Malah Diramal Landai

Maesaroh, CNBC Indonesia
31 January 2023 10:05
Harga Bahan Pokok di Pasar Tradisional (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Foto: Harga Bahan Pokok di Pasar Tradisional (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Inflasi Indonesia diperkirakan melandai pada Januari 2023. Melandainya harga sejumlah bahan pangan serta penurunan harga BBM non subsidi ikut menekan laju inflasi Januari.

Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia dari 12 institusi memperkirakan inflasi Januari 2023 akan menembus 0,44% dibandingkan bulan sebelumnya (month to month/mtm). Inflasi akan jauh lebih rendah dibandingkan pada Desember 2022 yang tercatat 0,66%.

Hasil polling juga memperkirakan inflasi secara tahunan (year on year/yoy) akan menembus 5,40% pada bulan ini. Inflasi lebih rendah dibandingkan pada Desember 2022 yang tercatat 5,51%.

Secara tahunan, inflasi akan melandai seiring dengan memudarnya dampak kenaikan harga BBM subsidi.



Seperti diketahui, Badan Pusat Statistik (BPS) akan mengumumkan data inflasi Januari pada Rabu (1/2/2023).

Secara historis, inflasi pada Januari (mtm) terbilang tinggi karena lonjakan harga pangan. Terganggunya panen karena musim hujan membuat harga sayur mayur biasanya lebih mahal.

Rata-rata inflasi (mtm) Januari pada lima tahun terakhir ada di angka 0,43%. Merujuk pada data polling maka inflasi Januari 2023 masih sejalan dengan rata-rata lima tahun terakhir.

Survei Bank Indonesia hingga pekan keempat memperkirakan inflasi akan menyentuh 0,39% pada bulan ini.

Komoditas utama penyumbang inflasi Januari adalah bawang merah, cabai rawit. cabai merah, beras, rokok kretek filter, emas perhiasan, bawang putih, tahu mentah, kangkung, serta nasi dengan lauk.  Namun, sejumlah bahan pangan mencatatkan deflasi seperti telur ayam, daging ayam ras, dan tomat.

Merujuk data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional (PIHPSN), harga beras terus melonjak sejak September 2022. Pada Senin (30/1/2023), harga beras dibanderol Rp 12.900. Harga tersebut menjadi yang tertinggi setidaknya dalam lima tahun.

Sejak PIHPSN mencatat data harga harian beras pada 18 Agustus 2017, beras tidak pernah menembus level Rp 12.900 per kg. Harga beras bahkan jarang sekali menyentuh Rp 12.000 per kg.

Ekonom BNI Sekuritas Damhuri Nasution menjelaskan inflasi bulanan pada Januari akan melandai karena menurunnya permintaan.

"Berakhirnya perayaan Hari Besar Keagamaan Nasional Natal dan libur akhir tahun serta perayaan Tahun Baru sehingga permintaan mulai menurun," tutur Damhuri, kepada CNBC Indonesia.

Dia menambahkan penurunan harga BBM non-subsidi seperti Pertamax, Dexlite dan Pertamina Dex  juga menekan inflasi di kelompok pengeluaran transportasi.

Pertamina menurunkan harga produk BBM non subsidi Pertamax Cs. Misalnya untuk harga Pertamax di DKI Jakarta yang turun Rp 1.100 per liter menjadi Rp 12.800 per.

Sementara untuk Pertamax Turbo turun Rp 1.150 per liter menjadi Rp 14.050 per liter.

Dexlite kini dibanderol Rp 16.150 per liter, turun Rp 2.150 per liter sementara Pertamina Dex juga saat ini dibanderol dengan Rp 16.750 per liter, turun Rp 2.050 per liter.

Ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman menjelaskan melandainya inflasi Januari juga dibantu dengan mulai terkikisnya dampak kenaikan harga BBM subsidi.

"Kami memperkirakan inflasi tahunan akan terus melandai. Namun, angkanya masih akan bergerak di kisaran 2-4% hingga semester I tahun ini," ujar Faisal dalam Macrobrief.



CNBC INDONESIA RESEARCH
[email protected]

(mae/mae)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation