Market Commentary
8 Saham Yang Bikin IHSG Melesat Nyaris 1%

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpantau melesat nyaris 1% pada penutupan perdagangan sesi I Kamis (19/1/2023), di mana saham-saham berkapitalisasi pasar besar (big cap) secara mayoritas bergairah.
Per pukul 11:30 WIB, IHSG melesat 0,94% ke posisi 6.929,104. IHSG pun akhirnya kembali diperdagangkan di level psikologis 6.900 pada hari ini.
Beberapa saham big cap menjadi penopang IHSG pada perdagangan sesi II hari ini. Berikut saham-saham yang menjadi penopang IHSG.
Emiten | Kode Saham | Indeks Poin | Harga Terakhir | Perubahan Harga |
Bank Central Asia | BBCA | 25,32 | 8.825 | 4,13% |
Bank Mandiri | BMRI | 11,97 | 10.075 | 2,54% |
Bank Rakyat Indonesia | BBRI | 9,95 | 4.670 | 1,74% |
GoTo Gojek Tokopedia | GOTO | 3,83 | 117 | 1,74% |
Adaro Energy Indonesia | ADRO | 2,02 | 3.070 | 1,99% |
Sumber Alfaria Trijaya | AMRT | 1,95 | 2.790 | 1,45% |
Bank Negara Indonesia | BBNI | 1,42 | 9.550 | 0,79% |
Astra International | ASII | 1,15 | 5.925 | 0,42% |
Sumber: Refinitiv & RTI
Tiga saham bank raksasa terpantau menjadi penopang terbesar IHSG pada hari ini, di mana saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) menjadi penopang terbesar yakni mencapai 25,32 indeks poin.
Sedangkan di posisi kedua terdapat saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), yang turut membantu IHSG menguat hingga 11,97 indeks poin dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) sebesar 9,95 indeks poin.
Menghijaunya IHSG cenderung mengikuti pergerakan bursa global yang juga cerah. Di bursa Asia-Pasifik, Indeks Nikkei 225 Jepang naik tipis 0,07%, Hang Seng Hong Kong menguat 0,25%, Straits Times Singapura bertambah 0,46%, ASX 200 Australia naik 0,33%, dan KOSPI Korea Selatan terapresiasi 0,61%.
Sedangkan di Amerika Serikat (AS), bursa saham (Wall Street) juga ditutup menghijau kemarin. Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) ditutup menguat 0,61%, S&P 500 berakhir melesat 1,1% dan Nasdaq Composite melejit 1,76%.
Positifnya data pertumbuhan ekonomi AS pada 2022 direspons positif oleh pasar, sehingga mereka hari ini cenderung optimis.
Kemarin, AS mengumumkan ekonomi mereka tumbuh 2,9% (quarter-to-quarter/qtq) pada kuartal IV-2022. Pertumbuhan tersebut di atas ekspektasi pasar yang berada di kisaran 2,6%.
Sepanjang 2022, ekonomi Negeri Paman Sam tumbuh 2,1%. Angka tersebut memang jauh di bawah pertumbuhan pada 2021 yang mencapai 3,2%. Namun, pertumbuhan terbilang tinggi di tengah hantaman tingginya inflasi dan suku bunga di AS.
Selain itu, AS juga mengumumkan data klaim pengangguran pada pekan yang berakhir 21 Januari. Klaim yang diajukan sebanyak 186.000 atau terendah sejak April 2022.
Leih rendahnya klaim pengangguran menunjukkan pasar tenaga kerja AS masih tumbuh kuat di tengah tingginya suku bunga.
Dengan tumbuh positifnya ekonomi AS dan masih kuatnya data tenaga kerja Negeri Paman Sam, maka hal ini akan menjadi pertimbangan bank sentral AS (The Federal Reserve/The Fed) untuk menentukan kebijakan suku bunga acuan selanjutnya.
Ekspektasi pasar sejauh ini memperkirakan suku bunga akan dinaikkan sebesar 25 basis poin (bp). Namun, dengan data-data yang cenderung positif tersebut, maka The Fed bisa saja tetap menaikkan suku bunga sebesar 50 bp.
Di lain sisi, kinerja keuangan dua bank raksasa RI yakni BBCA dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) juga turut membuat saham-saham perbankan cerah hari ini dan berhasil menopang IHSG.
Dari kinerja keuangan BBCA, laba bersih BBCA sepanjang 2022 mencapai Rp 40,7 triliun, meningkat 29,6% dibandingkan periode sebelumnya.
Selain itu, BCA mencatatkan pertumbuhan kredit sebesar 11,7% (year-on-year/yoy) sepanjang tahun 2022. Pencapaian ini dipengaruhi oleh pengembangan ekosistem bisnis secara hybrid, baik pada platform online maupun offline, mendorong frekuensi transaksi kembali mencetak rekor tertinggi.
Pencapaian ini juga mendukung dana giro dan tabungan atau current account saving account (CASA) naik 10,6% (yoy) di Desember 2022.
Sementara itu di BBNI, laba bersihnya pada tahun 2022 mencapai Rp 18,3 triliun, naik 68% dibandingkan laba bersih tahun 2021 yang sebesar Rp 10,9 triliun.
Direktur Utama BNI, Royke Tumilaar mengatakan realisasi laba bersih tersebut lebih tinggi dari estimasi. Bahkan, realisasi ini jauh di atas pencapaian sebelum pandemi dan menjadi rekor tertinggi sepanjang sejarah BNI.
"Itu merupakan hasil kombinasi antara strategi pertumbuhan bisnis yang prudent, selektif. Kredit kami tumbuh 10,9% secara tahunan dengan sumber pertumbuhan dari nasabah yang tentunya berkualitas baik," ujar Royke dalam acara BBNI Earnings Call FY2022, Selasa (24/1/2023) lalu.
Penyaluran kredit yang dilakukan secara selektif oleh BBNI berdampak pada perbaikan kualitas aset dimana ratio loan at risk (LaR) BNI turun dari 23% menjadi 16% dan tingkat biaya kredit atau cost of credit turun dari 3,3% menjadi 1,9% di tahun 2022.
TIM RISET CNBC INDONESIA
Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
[Gambas:Video CNBC]
Thanks! Saham 'Orang Kaya' Bikin IHSG Batal Anjlok Parah Lagi
(chd/chd)