Market Commentary

Jokowi Subsidi Kendaraan Listrik, Saham SLIS, TOBA Cs Melesat

Research - Susi Setiawati, CNBC Indonesia
27 January 2023 10:24
Karyawan beraktivitas di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Rabu (23/11/2022). IHSG ditutup menguat 0,33 persen atau 23,53 poin ke 7.054,12 pada akhir perdagangan, sebanyak 249 saham menguat, 255 saham melemah, dan 199 saham stagnan. (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto) Foto: Karyawan beraktivitas di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Rabu (23/11/2022). IHSG ditutup menguat 0,33 persen atau 23,53 poin ke 7.054,12 pada akhir perdagangan, sebanyak 249 saham menguat, 255 saham melemah, dan 199 saham stagnan. (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pada perdagangan Jumat (27/01/2023) beberapa saham kendaraan listrik melesat pada 10 menit pertama.

Kenaikan tersebut didukung informasi Presiden Joko Widodo telah menyetujui subsidi untuk kendaraan listrik sebesar Rp 7 juta per setiap unit. Hal ini akan diumumkan secara resmi oleh pemerintah pada pekan depan.

Emiten

Harga Tertinggi di 10 Menit

Persentase Kenaikan

SLIS

216

10%

TOBA

635

11%

NFCX

6.500

4%

INDY

2.510

4%

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Panjaitan mengatakan, Presiden Joko Widodo telah menyetujui skema pemberian subsidi untuk pembelian kendaraan listrik. Bukan hanya itu, selain subsidi pemerintah juga akan memberikan kemudahan lain untuk memiliki kendaraan listrik.

Pasar otomotif dalam negeri terbilang besar untuk menampung penetrasi kendaraan listrik. Pemerintah menargetkan mampu menumbuhkan porsi sepeda motor listrik sebesar 10% dalam waktu dekat. Angka ini diasumsikan dari 130 juta unit sepeda motor konvensional yang sudah beredar saat ini.

Presiden Joko Widodo juga mengatakan subsidi pembelian mobil dan sepeda motor listrik diperlukan untuk memacu pertumbuhan industri kendaraan listrik. Hal penting lainnya adalah dapat membuka lapangan pekerjaan seluas-luasnya karena sektor ini juga akan mendorong sektor industri lainnya seperti sektor otomotif dan komoditas nikel.

Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.

(pap/pap)

[Gambas:Video CNBC]