Market Commentary

Cuan 12 Saham Batu Bara Ini Tumpah-Tumpah, Kamu Kebagian?

Research - Chandra Dwi, CNBC Indonesia
18 January 2023 11:06
Pekerja melakukan bongkar muat di kapal tongkang bermuatan batubara dari Kalimantan di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (4/8/2022). (CNBC Indonesia/Tri Susilo) Foto: Pekerja melakukan bongkar muat di kapal tongkang bermuatan batubara dari Kalimantan di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (4/8/2022). (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga saham emiten batu bara terpantau bergairah pada perdagangan sesi I Rabu (18/1/2023), di tengah positifnya harga batu bara acuan.

Hingga pukul 10:25 WIB, ada saham batu bara yang sudah melesat hingga 5% lebih.

Berikut pergerakan saham emiten batu bara pada perdagangan sesi I hari ini.

SahamKode SahamHarga TerakhirPerubahan
Borneo Olah Sarana SuksesBOSS985,38%
Golden Eagle EnergySMMT6553,15%
Delta Dunia MakmurDOID2802,19%
Bukit AsamPTBA3.4101,79%
Baramulti SuksessaranaBSSR4.0601,50%
Mitrabara AdiperdanaMBAP6.9001,47%
Indika EnergyINDY2.5801,18%
Adaro Energy IndonesiaADRO3.1700,96%
Atlas ResourcesARII2660,76%
Adaro Minerals IndonesiaADMR1.6850,60%
Indo Tambangraya MegahITMG35.7000,42%
Bayan ResourcesBYAN19.9750,38%

Saham PT Borneo Olah Sarana Sukses Tbk (BOSS) memimpin penguatan pada perdagangan sesi I hari ini, yakni melonjak 5,38% ke posisi harga Rp 98/saham.

Selanjutnya di posisi kedua, terdapat saham PT Golden Eagle Energy Tbk (SMMT) yang melesat 3,15% ke Rp 655/saham.

Ada juga emiten batu bara PT Delta Dunia Makmur Tbk (DOID) yang juga ikut menghijau, yakni melonjak 2,19% ke Rp 280/saham.

Adapun juga beberapa saham batu bara berkapitalisasi pasar besar (big cap) seperti saham PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO), PT Bayan Resources Tbk (BYAN), PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG), dan PT Bukit Asam Tbk (PTBA) juga terpantau bergairah pada pagi hari ini.

Kenaikan saham batu bara terjadi seiring positifnya kembali harga batu bara acuan dunia kemarin. Pada perdagangan Selasa kemarin, harga batu kontrak Februari di pasar ICE Newcastle ditutup di US$ 330 per ton, melesat 1,19% dibandingkan perdagangan hari sebelumnya.

Penguatan kemarin menjadi kabar baik setelah batu bara melandai pada Jumat pekan lalu hingga Senin pekan ini. Pada dua hari tersebut, harga batu bara ambruk 4,9%.

Harga batu bara menguat mengikuti kenaikan harga gas. Kenaikan harga pasir hitam juga ditopang oleh menurunnya produksi batu bara China serta peningkatan permintaan dari India.

Pasokan gas di Eropa masih berada di kisaran 80% tetapi cuaca yang lebih dingin pada pekan ini bisa mengikis persediaan. Namun, permintaan gas dari Asia juga diperkirakan meningkat sehingga ada kekhawatiran pengiriman ke Eropa akan terganggu.

"Permintaan dari China tentu saja akan meningkat tahun ini meskipun belum setinggi pada 2021," tutur analis Baker Botts LLP, Rob Butler, dikutip dari Reuters.

Sementara itu, produksi batu bara dari China mencapai 402,69 juta ton, setara dengan 12,99 juta ton per hari pada Desember 2022. Produksi tersebut melandai dibandingkan November 2022 yang tercatat 13,04 juta ton.

Meningkatnya kasus Covid-19 di China memaksa pertambangan mengurangi produksi karena banyaknya pekerja yang terinfeksi Covid-19.

Secara keseluruhan produksi batu bara Tiongkok menembus 4,496 miliar ton pada 2022 atau meningkat 9% dibandingkan 2021.

Produksi batu bara diharapkan meningkat menjadi 5,05 miliar ton pada 2023 untuk mengantisipasi kenaikan permintaan dan aktivitas ekonomi.

Harga batu bara juga menguat karena proyeksi kenaikan permintaan dari India. Pasokan batu bara di pembangkit listrik di India ada di kisaran 12 hari, lebih rendah dibandingkan yang seharusnya yakni 24 hari.

"Saat ini, 31% dari pembangkit listrik batu bara di India menghadapi fase krisis karena kekurangan pasokan," tutur analis dari Wood Mackenzie, Abhishek Rakshit, dikutip dari India Times.

India menggantungkan 70% produksi listriknya dari pembangkit batu bara. CRISIL Market Intelligence dan Analytics memperkirakan impor batu bara India akan meningkat 50-60% pada April-Desember 2023. Kenaikan impor untuk mengantisipasi kenaikan permintaan sekaligus menghindari krisis energi seperti tahun lalu.

Sebagai catatan, utilitas India telah mengimpor 42 juta ton batu bara pada April-November 2022, naik 11,9% dibandingkan periode yang sama 2021.

TIM RISET CNBC INDONESIA

Sanggahan: Berita ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli atau menjual saham terkait. Keputusan investasi sepenuhnya ada pada diri anda, dan CNBC Indonesia tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.

(chd/chd)

[Gambas:Video CNBC]