Polling CNBC Indonesia

Neraca Dagang Diramal Ambruk, Sinyal Ekonomi Memburuk?

Maesaroh, CNBC Indonesia
13 January 2023 15:40
Bukit Asam Perkuat Akselerasi Proyek Angkutan Batu Bara
Foto: Dok PTBA

Damhuri  menjelaskan indeks harga komoditas ekspor Indonesia sebenarnya naik 10,8% (month to month/mtm) dan melonjak 83,6% (yoy). Namun, ada penurunan volume pemesanan yang membuat ekspor melandai.

Berdasarkan catatan Refinitiv, rata-rata harga batu bara pada Desember 2022 tercatat US$ 379 per ton, lebih tinggi dibandingkan harga November yakni US$ 3490,2 per ton.

Rata-rata harga minyak sawit mentah pada Desember 2022 ada di kisaran MYR 3.966,86 per ton, turun dibandingkan pada November 2022 yang tercatat MYR 4.170,3 per ton.

"Ekspor menurun akibat koreksi harga komoditas dan perlambatan ekonomi global," ujar ekonom Bank Danamon Irman Faiz, kepada CNBC Indonesia.

Bila ekspor melandai, kinerja impor bahkan lebih buruk. Impor pada Desember 2022 diperkirakan akan mengalami kontraksi. Jika perkiraan tersebut menjadi kenyataan maka impor akan terkontraksi selama dua bulan beruntun.

Secara historis, impor memang kerap melemah pada Desember 2022. Pasalnya, produsen dalam negeri sudah meningkatkan pemesanan buat persiapan akhir tahun pada Oktober-November.

Damhuri menjelaskan salah satu faktor terkontraksinya impor adalah anjloknya harga minyak minyak mentah.

Impor minyak pada Januari-November 2022 menembus US$ 32,68 miliar atau 15% dari total impor Indonesia. Dengan kontribusi yang sangat besar maka pergerakan harga minyak akan berdampak besar terhadap impor secara signifikan. 

Berdasarkan data Refinitiv, rata-rata harga minyak mentah brent ada kisaran US$ 81,34 per barel pada Desember 2022 sementara pada November mencapai US$ 90, 85 per barel.

"Kenaikan suku bunga acuan dan kontraksi PMI manufaktur sejumlah negara maju menjadi sentimen penekan harga minyak," imbuh Damhuri.

 TIM RISET CNBC INDONESIA

(mae/mae)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular