CNBC Indonesia Research

Ngeri! IMF Ramal Sepertiga Dunia Resesi, Ini Faktanya

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
05 January 2023 16:05
Upacara peringatan resmi untuk mendiang mantan Presiden China Jiang Zemin di Aula Besar Rakyat di Beijing pada Selasa, 6 Desember 2022.
Foto: Upacara peringatan resmi untuk mendiang mantan Presiden China Jiang Zemin di Aula Besar Rakyat di Beijing pada Selasa, 6 Desember 2022. (AP/CCTV)

PDB China pada 2021 mencapai US$ 17,7 triliun dengan kontribusi 18,4% ke global, resesi kemungkinan besar tidak akan dialami. Namun, Negeri Tiongkok akan mengalami periode perekonomian tergelap dalam beberapa dekade terakhir.

Survei Reuters terhadap 40 ekonom menunjukkan pada 2022 perekonomian China diperkirakan hanya tumbuh 3,2%, Angka tersebut jauh di bawah target pemerintah 5,5%.

Jika tidak memperhitungkan tahun 2020, ketika dunia dilanda pandemi penyakit akibat virus corona (Covid-19), maka pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) tersebut menjadi yang terendah sejak 1976. Pada 2020 lalu, PDB China tumbuh 2,2% saja, tetapi hal yang sama juga melanda dunia.

Direktur Pelaksana IMF Kristalina Georgieva juga mengungkapkan China akan mengalami masa yang berat.

"Untuk pertama kalinya dalam 40 tahun, pertumbuhan China pada 2022 kemungkinan berada di bawah atau di bawah pertumbuhan global," kata Georgieva kepada CBS, dikutip Reuters, Senin (2/1/2023).

Lonjakan baru kasus Covid yang diperkirakan terjadi di Negeri Tirai Bambu dalam beberapa bulan ke depan kemungkinan akan makin memukul ekonominya tahun ini dan menyeret pertumbuhan regional dan global.

"Untuk beberapa bulan ke depan, akan sulit bagi China, dan dampaknya terhadap pertumbuhan China akan negatif, dampaknya terhadap kawasan akan negatif, dampak terhadap pertumbuhan global akan negatif," katanya.

Amerika Serikat, Uni Eropa, Inggris dan China, gabungan semuanya berkontribusi sekitar 68% dari perekonomian global, negara-negara lain yang mengalami inflasi tinggi dan bank sentralnya agresif menaikkan suku bunga juga berisiko mengalami resesi, sehingga wajar 2023 dikatakan menjadi tahun yang berat.

(pap/pap)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular