Newsdata

NTP Naik, Petani RI Makin Sejahtera di Penghujung 2022

Aulia Mutiara Hatia Putri, CNBC Indonesia
03 January 2023 10:00
Hari yang cerah para petani mulai bekerja memetik daun teh di kawasan Pasir Jambu, Bandung, Jawa Barat. Teh merupakan satu dari 15 komoditas utama dan unggulan perkebunan Indonesia.



Jawa Barat merupakan produsen teh terbesar di Indonesia. Sekitar 70% produksi teh nasional berasal dari provinsi ini.


Jawa Barat menjadi lokasi pengembangan perkebunan teh karena daerahnya yang subur, udaranya sejuk, dan topografinya yang bergunung-gunung yang sangat cocok untuk tanaman teh.



Kebun teh dikawasan ini tak hanya dikelola badan usahan namun terdapat juga kebun teh rakyat. Kebun teh rakyat merupakan budidaya yang diusahakan secara mandiri oleh masyarakat tanpa berbentuk badan usaha. 


Setiap pagi para petani sudah sibuk beraktivitas untuk memetik dan dikumpulkan di wadah yang  dipikul sambil menggunting daun-daun teh terbaik di perkebunan tersebut.


Menurut mereka dalam sehari mereka dapat memetik sebanyak 1 kwintal dari perkebunan teh rakyat ini dan dibawa ke pabrik untuk diolah



Disela sela aktivitas memetiknya, para petani tersebut berkumpul untuk beristirahat diselingi canda gurau untuk menghilangkan letihnya.


Produksi teh dalam negeri beberapa tahun terakhir cenderung melandai karena penyusutan areal perkebunan. 

Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan, produksi daun teh kering dalam negeri bergerak fluktuatif dalam 5 tahun terakhir. Produksi tertinggi daun teh kering sebanyak 154.369 ton yang terjadi pada 2014.

Dalam kurun 18 tahun terakhir, jumlah ekspor teh berkurang lebih dari separuh. Dari 105.581 ton pada 2000 menjadi 49.038 ton pada 2018.



Peringkat Indonesia sebagai negara pengekspor teh turun cukup banyak dari urutan ke-5 di dunia pada 2004 menjadi peringkat ke-12 pada 2018.

(CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto)
Foto: Perkebunan teh di Kawasan Pasir Jambu, Bandung, Jawa Barat (CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan Nilai Tukar Petani (NTP) nasional pada Desember 2022 sebesar 109,00. Angka tersebut naik 1,11% jika dibandingkan dengan NTP sebelumnya di November 2022 yaitu 107,81.

Kenaikan NTP ini dipicu oleh indeks harga yang diterima petani (It) naik sebesar 1,83%. Angkanya lebih tinggi dibandingkan kenaikan indeks harga yang dibayar petani (Ib) sebesar 0,72%. Seluruh subsektor NTP terpantau mengalami kenaikan. Peningkatan NTP paling tinggi dialami oleh subsektor tanaman holtikultura sebesar 4,58%.

Kemudian, NTP subsektor tanaman pangan terpantau meningkat sebesar 1,27%. Lalu, NTP di subsektor tanaman peternakan, perikanan, dan perkebunan rakyat masing-masing tumbuh 0,51%, 0,19%, dan 0,1%.

Berdasarkan wilayahnya, Nusa Tenggara Barat mencatatkan kenaikan NTP tertinggi, yakni 2,26%. Sementara, NTP Sulawesi Barat mengalami penurunan terdalam hingga 2,47%. Sepanjang tahun 2022, NTP di Indonesia mengalami fluktuasi cenderung meningkat.

Sebagai informasi, NTP paling tinggi terjadi pada Maret 2022 sebesar 109,29. Sedangkan, NTP terendah sebesar 104,25 pada Juli 2022.

NTP merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan atau daya beli petani di pedesaan. NTP juga menunjukkan daya tukar (terms of trade) dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(aum/aum)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation