Market Commentary

10 Saham Big Cap Loyo di Awal 2023, Kecuali BYAN-TLKM

Research - Chandra Dwi, CNBC Indonesia
02 January 2023 10:14
Karyawan melintas di depan papan elektronik buursa efek Indonesia Foto: Muhammad Sabki

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengawali perdagangan perdana tahun 2023 di zona merah.

Pada pembukaan perdagangan sesi I Senin (2/1/2023), IHSG turun tipis 0,02% ke posisi 6.836,5. Sedangkan per pukul 09:52 WIB, pelemahan IHSG cenderung meningkat sedikit yakni melemah 0,18%.

Mayoritas saham berkapitalisasi pasar 10 terbesar terkoreksi pada pagi hari ini dan turut membebani pergerakan IHSG, di mana dari 10 saham yang terkoreksi, hanya 2 saham yang menghijau dan turut menahan koreksi IHSG

Berikut pergerakan saham-saham big cap 10 besar pada awal perdagangan sesi hari ini.

EmitenKode SahamHarga TerakhirPerubahan Harga
Adaro Energy IndonesiaADRO3.630-5,71%
Bank Rakyat IndonesiaBBRI4.860-1,62%
Chandra Asri PetrochemicalTPIA2.540-1,17%
Unilever IndonesiaUNVR4.660-0,85%
Bank Negara IndonesiaBBNI9.150-0,81%
Astra InternationalASII5.675-0,44%
Bank Central AsiaBBCA8.525-0,29%
Bank MandiriBMRI9.900-0,25%
Telkom IndonesiaTLKM3.7600,27%
Bayan ResourcesBYAN21.6252,98%

Saham emiten batu bara PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) menjadi yang paling parah koreksinya di awal perdagangan sesi I hari ini, di mana saham ADRO sudah ambles 5,71% ke posisi harga Rp 3.630/unit.

Berikutnya ada saham emiten perbankan dengan kapitalisasi pasar terbesar kedua yakni PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) yang merosot 1,62% menjadi Rp 4.860/unit.

Keduanya pun turut membebani IHSG pada pagi hari ini, di mana saham BBRI memberatkan indeks hingga 12,7 indeks poin, sedangkans saham ADRO membebani IHSG sebesar 7,2 indeks poin.

Namun, beberapa saham terpantau menghijau dan menjadi penyelamat IHSG agar koreksinya tidak bertambah besar. Adapun saham tersebut yakni PT Bayan Resources Tbk (BYAN) dan saham PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM).

Saham BYAN terpantau melesat 2,98% ke posisi Rp 21.625/unit, sedangkan saham TLKM menguat 0,27% menjadi Rp 3.760/unit. Saham BYAN turut menahan koreksi IHSG hingga 11,4 indeks poin, sedangkan saham TLKM juga menahan koreksi IHSG sebesar 1,2 indeks poin.

IHSG di awal tahun berpotensi bergerak beragam dengan resisten terdekat berada di level 6.920. Sedangkan support terdekat berada di 6.800.

Adapun awal pekan 2023 diwarnai berbagai sentimen dari dalam maupun luar negeri. Mayoritas adalah rilis data makro yang mampu menggerakkan pasar keuangan.

Pertama, rilis data aktivitas manufaktur oleh S&P Global yang rilis di awal pekan dalam laporan PMI Manufaktur. Investor perlu memperhatikan PMI Manufaktur China dan Amerika Serikat (AS) yang merupakan mitra dagang utama Indonesia.

Menurut survey Caixin, aktivitas manufaktur China pada Desember diperkirakan akan melambat menjadi 48,8 dari sebelumnya 49,4. Data aktivitas manufaktur China tersebut akan dirilis pada Selasa besok.

Begitu juga dengan AS, yang mana aktivitas manufaktur diperkirakan turun ke 48,5 dari 49 menurut ISM yang akan dirilis pada Rabu (4/1/2023).

Perhatian investor dunia juga tertuju pada pembacaan notulensi rapat bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) yang dilakukan pada Desember lalu.

Investor akan menanti komentar pejabat The Fed mengenai langkah bank sentral tersebut pada 2023.

Seperti diketahui, The Fed telah mengakhiri era easy money pada 2022 seiring dengan inflasi yang memanas. Atas langkah tersebut serta diikuti banyak bank sentral di negara, resesi dunia pun mengancam pada tahun ini.

Maka dari itu, "bocoran" pada pembacaan notulensi akan menyedot animo investor. Selain itu mengingat laju inflasi dunia mulai melandai. Pembacaan notulensi tersebut akan digelar pada Kamis pekan ini.

TIM RISET CNBC INDONESIA

Sanggahan: Berita ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli atau menjual saham terkait. Keputusan investasi sepenuhnya ada pada diri anda, dan CNBC Indonesia tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.

(chd/chd)

[Gambas:Video CNBC]