Newsletter

China, Teman Dekat RI Akan Beri Kabar Baik Hari Ini?

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
20 December 2022 05:55
G20-SUMMIT/
Foto: via REUTERS/POOL

Merosotya Wall Street tentunya menjadi kabar buruk. Sebagai kiblat bursa saham dunia, ketika Wall Street merosot artinya sentimen pelaku pasar tidak bagus dan berisiko menyeret bursa saham lainnya, termasuk IHSG. Rupiah dan SBN pun juga bisa kena dampaknya. Selain itu perhatian kini tertuju ke China yang sedang menghadapi masa 'tergelap' dalam hampir 5 dekade terakhir.

Survei terbaru dari Reuters yang melibatkan 40 ekonom menunjukkan perekonomian China diperkirakan tumbuh 3,2% di 2022, jauh di bawah target pemerintah 5,5%.

Jika tidak memperhitungkan tahun 2020, ketika dunia dilanda pandemi penyakit akibat virus corona (Covid-19), maka pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) tersebut menjadi yang terendah sejak 1976.

Oleh karena itu dukungan moneter diperlukan guna memacu perekonomian tahun depan.

"Kebijakan moneter perlu dilonggarkan lebih lanjut untuk menurunkan biaya pinjaman," kata Ming Ming, kepala ekonom di Citic Securities, sebagaimana dilansir Bloomberg, Senin (12/12/2022).

Ia memperkirakan PBoC akan menurunkan loan prime rate (LPR) hari ini atau di awal 2023.

Sementara itu Ken Cheung, strategis valuta asing di Mizuho Bank Ltd, LPR tenor 5 tahun, yang menjadi referensi kredit perumahan mungkin akan diturunkan jika pemerintah China memberikan sinyal perlu dukungan kebijakan untuk sektor properti.

Penurunan suku bunga tersebut bisa menjadi secercah cahaya bagi gelapnya ekonomi China, dan tentunya akan menjadi sentimen positif ke pasar finansial global, termasuk di Indonesia.

Sebelumnya di awal bulan ini, PBoC sudah menurunkan Giro Wajib Minimum (GWM) sebesar 25 basis poin guna menambah likuiditas ke perekonomian.

Kebijakan tersebut membuat perbankan bisa mengalirkan dana senilai US$ 70 miliar, dan dikatakan memberikan ruang untuk penurunan LPR tenor 5 tahun.

"Penurunan GWM pada Desember menciptakan ruang untuk pemangkasan LPR dalam waktu dekat, khususnya tenor 5 tahun. Kami pikir upaya untuk membantu perekonomain (khususnya pasar perumahan) harus dilakukan secepatnya ketimbang ditunda," kata analis Citi dalam sebuah catatan yang dikutip Reuters, Senin (19/12/2022).

Analis Citi tersebut memperkirakan LPR tenor 5 tahun yang saat ini sebesar 4,3% akan dipangkas sebesar 10 basis poin. Sementara LPR tenor 1 tahun tetap sebesar 3,65%.

Citi menjadi salah satu analis dari 27 analis yang disurvei Reuters terkait suku bunga PboC. Dari semua analis tersebut, sebanyak 17 orang memprediksi PBoC masih akan mempertahankan LPR di semua tenor.

Sementara itu 8 analis memprediksi LPR tenor 5 tahun akan dipangkas, dan 2 analis melihat pemangkasan di semua tenor.

Selain PBoC, ada bank sentral Jepang (Bank of Japan/BoJ) yang akan mengumumkan kebijakan moneternya hari ini. Reuters melaporkan BoJ diperkirakan akan merubah target inflasi 2% di tahun depan. Pasar pun melihat BoJ akan mulai mengetatkan kebijakan moneternya. Hal ini bisa menambah derita dunia, apalagi jika bank sentral pimpinan Haruhiko Kuroda tersebut menjadi agresif seperti bank sentral utama lainnya. 

HALAMAN SELANJUTNYA >>> Simak Rilis Data dan Agenda Hari Ini

(pap/pap)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular