
China, Teman Dekat RI Akan Beri Kabar Baik Hari Ini?

Bursa saham AS (Wall Street) melemah 4 hari beruntun pada perdagangan Senin. Artinya, Wall Street tidak pernah menguat sejak bank sentral AS (The Fed) menaikkan lagi suku bunganya.
Indeks Down Jones turun 0,4% ke 32.757,54, S&P 500 merosot 0,9% ke 3.817,66, dan Nasdaq jeblok hingga 1,5% ke 10.546,03
The Fed pada Kamis pelan lalu menaikkan suku bunga sebesar 50 basis poin menjadi 4,25% - 4,5%.
Kenaikan tersebut memang lebih rendah dari sebelumnya yakni 75 basis poin 4 kali berturut-turut, tetapi memproyeksikan suku bunga ke depannya berada di kisaran 5% - 5,25% dan akan dipertahankan hingga 2024.
Artinya, higher for longer. Bank sentral lainnya pun sama, tetap berkomitmen menaikkan suku bunga sampai inflasi menurun.
Alhasil, ancaman dunia resesi tahun depan kian nyata dan semakin dekat.
"Kebijakan moneter secara cepat menjadi restriktif sekarang, The Fed menaikkan suku bunga 400 basis poin dalam tempo 9 bulan. Risiko resesi akan semakin meninggi sekarang setelah Ketua The Fed Jerome Powell mengindikasikan kita harus bersiap untuk kenaikan selanjutnya," kata Ed Moya, strategist pasar senior di Oanda dalam catatannya kepada klien yang dikutip CNBC International.
Powell sebelumnya mengatakan suku bunga akan terus dinaikkan, meski belakangan inflasi sudah mulai menurun.
"Data inflasi yang kita lihat pada Oktober dan November menunjukkan penurunan kenaikan harga secara bulanan. Tetapi masih diperlukan bukti yang substansial agar yakin inflasi berada pada jalur penurunan," kata ketua The Fed, Jerome Powell dalam konferensi pers Kamis pekan lalu.
Pernyataan Powell tersebut mengindikasikan kampanye The Fed menurunkan inflasi masih jauh dari kata selesai, suku bunga meski sudah berada di level tertinggi dalam 15 tahun terakhir akan kembali dinaikkan dan ditahan pada level tinggi dalam waktu yang lama.
"Pada awal pekan (minggu lalu) kita memiliki harapan, melihat rilis data inflasi, kita akan berharap The Fed, dan beberapa bank sentral lainnya di dunia akan menjadi kurang hawkish, kata founder Bokeh Capital, Kim Forrest, sebagaimana dilansir CNBC International, Jumat pekan lalu.
Sebagai catatan, inflasi berdasarkan consumer price index (CPI) Amerika Serikat sudah mengalami penurunan 5 bulan beruntun, pada November tumbuh 7,1% year-on-year (yoy). Angka itu turun jauh dari puncaknya 9,1% pada Juni lalu yang merupakan level tertinggi dalam lebih dari 40 tahun terakhir.
"Tetapi nyatanya tidak dan mereka dengan tegas memberikan pesan ke investor maupun konsumen jika bank sentral fokus untuk menurunkan inflasi secepatnya. Harapan jika perekonomian akan mengalami soft landing (pelambatan ekonomi yang tidak tajam) menjadi sirna," kata Forrest.
HALAMAN SELANJUTNYA >>> Cermati Sentimen Penggerak Pasar Hari Ini
(pap/pap)