Polling CNBC Indonesia
Hantu yang Ditakutkan Jokowi Muncul Lagi, Ini Buktinya!

Jakarta, CNBC Indonesia- Kenaikan sejumlah bahan pangan diperkirakan akan mendongkrak inflasi (month to month/mtm) pada November. Kenaikan inflasi yang dipicu lonjakan harga pangan ini mengulang periode awal hingga pertengahan tahun di mana kelompok volatile menjadi pemicu utama inflasi.
Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia dari 12 institusi memperkirakan inflasi November akan menembus 0,20% dibandingkan bulan sebelumnya (mtm).
Kondisi ini berbanding terbalik dengan catatan pada bulan lalu di mana Indonesia mencatatkan deflasi sebesar 0,11%.
Hasil polling juga memperkirakan inflasi secara tahunan (yoy) akan menembus 5,54% pada bulan ini. Inflasi lebih rendah dibandingkan pada Oktober yang tercatat 5,71%.
Sementara itu, inflasi inti diperkirakan merangkak naik menjadi 3,45% pada November (yoy) dibandingkan 3,31% pada Oktober.
Polling CNBC juga sejalan dengan proyeksi Bank Indonesia (BI). Berdasarkan Survei Pemantauan Harga pada minggu IV November 2022, BI memperkirakan inflasi November menembus 0,18% (mtm).
Badan Pusat Statistik (BPS) akan mengumumkan data inflasi November pada Kamis (1/12/2022).
Ekonom BNI Sekuritas Damhuri Nasution mengatakan inflasi November lebih didorong faktor musiman. Harga pangan mulai merangkak naik menjelang musim tanam serta persiapan Natal dan Tahhun Baru.
Merujuk data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional (PIHPSN), mayoritas harga pangan merangkak naik pada November. Rata-rata harga beras pada Selasa (29/11/2022) dibanderol Rp 12.300 per kg. Harganya sudah naik 0,82% sebulan.
Harga beras menyentuh Rp 12.000/kg sejak 9 September 2022, level yang tidak pernah terjadi sejak April 2021 atau 17 bulan sebelumnya.
Kemudian, harga daging ayam naik 3,68% sebulan menjadi Rp 35.200 per kg pada Selasa pekan ini.
Harga telur ayam sudah melonjak 5,28% sebulan menjadi Rp 29.900 per kg dan harga minyak goreng menembus Rp 19.150 per kg. Harganya naik 0,52% sebulan.
Kenaikan harga pangan merupakan salah satu kekhawatiran besar Presiden Joko Widodo pada tahun ini. Pasalnya, harga kelompok bahan pangan melonjak sejak awal tahun hingga pertengahan tahun. Inflasi pada kelompok pangan bahkan menembus 2,51% (mtm) pada Juni 2022 atau yang tertinggi sejak Desember 2015.
Untuk menekan inflasi pangan, pemerintah kemudian mengeluarkan sejumlah kebijakan seperti memperbolehkan pemerintah daerah menggunakan APBD untuk operasi pasar.