Newsletter

Wall Street Melejit, IHSG Bisa Bangkit?

Robertus Andrianto, CNBC Indonesia
11 November 2022 06:10
wall street
Foto: REUTERS/Brendan McDermid

Indeks utama Wall Street naik menjadi reli terbesar sejak 2020 setelah rilis data inflasi Amerika Serikat yang turun di bawah 8%. Hal ini meningkatkan ekspektasi bahwa The Fed akan mengurangi agresivitasnya dalam menaikkan suku bunga acuan.

Pada perdagangan Kamis (10/11/2022) Do Jones dibuka melonjak 3,7% ke 33.715. Sementara S&P500 melejit 5,54% ke 3.956,7 dan NASDAQ melambung 7,35% ke 11.114, menjadi yang terbaik sejak Maret 2020.

Tingkat inflasi yang mengacu Indeks Harga Konsumen Amerika Serikat naik hanya 0,4% pada Oktober dibandingkan dengan bulan sebelumnya (month-to-month/mtm). Sementara inflasi tahunan tercatat melandai ke 7,7% year-on-year/yoy. Sementara inflasi inti bertumbuh 0,3% mtm dan 6,3% yoy

Ini merupakan kenaikan tahunan terendah sejak Januari. Ekonom mengharapkan kenaikan 0,6% mtm dan 7,9% yoy.

"Suku bunga masih menjalankan segalanya di pasar," kata Tim Courtney dari Exencial Wealth. 

"Dengan turunnya angka CPI hari ini, pasar sekarang bertaruh dengan cukup jelas bahwa mereka berpikir [kenaikan] suku bunga akan segera berakhir. Jadi, Anda melihat saham-saham yang sensitif terhadap suku bunga itu bekerja dengan sangat, sangat baik."

Sesaat setelah pengumuman inflasi, para pelaku pasar memperkirakan The Fed akan menaikkan suku bunga acuan sebesar 50 basis poin, lebih rendah dari sebelumnya yakni 75 basis poin.

Saham teknologi yang paling terpukul oleh inflasi yang memanas dan lonjakan suku bunga memimpin kenaikan pada perdagangan Kamis. Saham Amazon naik sekitar 12,2%. Saham Apple dan Microsoft masing-masing melonjak lebih dari 8%. Saham Meta mlambung lebih dari 10% dan Tesla menguat 7%.

Saham semikonduktor mendapat dorongan juga, dengan saham Lam Research menguat 12% dan Applied Materials meningkat lebih dari 11%. Kemudian saham KLA terbang 9%.

(ras/luc)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular