Makin Banyak Bukti RI Jauh Dari Resesi, Sudah Boleh Happy?
Jakarta, CNBC Indonesia - Serangkaian data ekonomi yang dirilis sejak awal November menunjukkan bagaimana bagusnya perekonomian Indonesia jauh dari resesi. Terbaru, rilis data Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) yang mengalami peningkatan.
Bank Indonesia melaporkan IKK Oktober sebesar 120,3, lebih tinggi dari bulan sebelumnya 117,2. IKK menggunakan angka 100 sebagai ambang batas antara zona optimis dan pesimis. Di atasnya 100 artinya optimis, semakin tinggi tentunya semakin bagus.
Saat konsumen semakin optimistis, maka belanja bisa mengalami peningkatan yang pada akhirnya mendongkrak pertumbuhan ekonomi Indonesia. Seperti diketahui, belanja rumah tangga merupakan tulang punggung perekonomian Indonesia, di kuartal III-2022 kontribusinya lebih dari 50%.
Jika dilihat lebih detail, kenaikan IKK ditopang oleh Indeks Ekonomi Saat Ini (IKE) dan Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK). Keduanya tercatat naik menjadi 112,3 dan 128,3 dari sebelumnya 108,3 dan 126,1.
Kenaikan tersebut terbilang tajam, melihat IEK juga memberikan optimisme ke depannya perekonomian Indonesia masih akan kuat meski dunia terancam mengalami resesi di 2023.
Perekonomian Indonesia juga tumbuh tinggi di kuartal III-2022.
Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan realisasi produk domestik bruto (PDB) Indonesia pada kuartal III-2022 tumbuh 5,72% (year on year (yoy). Rilis tersebut sedikit lebih tinggi dari proyeksi pemerintah 5,7%, dan Bank Indonesia (BI) 5,5%.
Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia dari 14 institusi juga memperkirakan pertumbuhan ekonomi mencapai 5,6%.
"Tren pertumbuhan ekonomi tahunan persisten selama empat kuartal berturut sejak kuartal IV 2021. ini menandakan pemulihan ekonomi terus berlanjut dan semakin menguat," ungkap Kepala BPS Margo Yuwono dalam konferensi pers, Senin (7/11/2022).
Pertumbuhan tersebut cukup tinggi, bahkan jika menghilangkan periode anomali akibat low base effect pada kuartal II-2021, pertumbuhan ekonomi kuartal III-2022 adalah yang tertinggi sejak kuartal IV-2012 atau dalam 10 tahun terakhir di mana ekonomi Indonesia tumbuh 5,87%.
Seperti disebutkan sebelumnya, konsumsi rumah tangga menjadi tulang punggung perekonomian mampu tumbuh 5,39% (yoy).
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Margo Yuwono menjelaskan pertumbuhan ekonomi kuartal III didorong oleh pelonggaran mobilitas masyarakat sejalan dengan melandainya kasus Covid-19.
"Pelonggaran syarat perjalanan, penyelenggaraan event international, dan aktivitas keagamaan mendorong peningkatan mobilitas. Jumlah penumpang di seluruh moda transportasi juga meningkat," tutur Margo, dalam konferensi pers, Senin (7/11/2022).
Dia menambahkan respon pemerintah dalam menjaga daya beli masyarakat juga mampu menjadi bumper untuk meredam kenaikan harga. Di antaranya adalah program perlindungan sosial dan subsidi energi BBM.
"Meningkatnya aktivitas belanja pada kelompok masyarakat menengah ke atas khususnya untuk kebutuhan tersier membantu konsumsi rumah tangga," imbuh Margo.
HALAMAN SELANJUTNYA >>> Sudah Boleh Happy?
(pap/pap)