
Indonesia Makin Jauh Dari Resesi, Ini Bukti Terbaru!

Meredanya tekanan inflasi tersebut juga terkonfirmasi oleh laporan Badan Pusat Statistik (BPS).
Kemarin, BPS melaporkan inflasi Indonesia pada Oktober 2022 mencapai 5,71% secara year on year (yoy), lebih rendah dibandingkan periode sebelumnya yaitu 5,95%.
"Inflasi di Oktober ini terlihat mulai melemah. Pada Oktober 2022 terjadi inflasi sebesar 5,71%," kata Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa (Disjas) BPS, Setianto dalam konferensi pers, Selasa (1/11/2022).
Setianto mengemukakan laju inflasi nasional saat ini masih jauh lebih baik dibandingkan negara lainnya, terutama negara G-20.
Setianto mengatakan, inflasi AS mencapai 8,2%, Jerman mencapai 10%, dan Turki menembus 83,5%. Sementara itu, inflasi di Korea Selatan mencapai 5,6%, dan Jepang menembus 16,8% khusus inflasi di sektor energi.
"Secara global, tekanan inflasi masih cukup tinggi di negara G20," kata Setianto.
Inflasi menjadi faktor yang paling penting untuk dikendalikan saat ini. Sebab, terkait dengan daya beli masyarakat. Semakin tinggi inflasi maka daya beli masyarakat akan menurun, dan berdampak ke pertumbuhan ekonomi.
Belanja rumah tangga merupakan penyumbang PDB terbesar berdasarkan pengeluaran, pada kuartal II-2022 kontribusinya lebih dari 51%.
Dengan inflasi yang bisa dikendalikan, maka perekonomian yang terus tumbuh dan semakin menjauhi resesi.
Detail laporan BPS menunjukkan inflasi inti mengalami kenaikan menjadi 3,31% (yoy) dari sebelumnya 3,21%.
Sementara itu untuk harga yang diatur pemerintah alami kenaikan menjadi 13,28% akibat kebijakan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM). Penurunan signifikan ada pada harga bergejolak menjadi 7,19%, sehingga mampu meredam inflasi tahunan Indonesia.
"Komponen harga bergejolak 7,19% mengalami penurunan dibandingkan September 9,02%," Setianto.
(pap/pap)