Newsletter

Wall Street Cenderung Mixed, IHSG Masih Lanjut Reli Nih?

Annisa Aflaha, CNBC Indonesia
09 August 2022 06:00
Layar digital pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)
Foto: Layar digital pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar keuangan Indonesia kemarin cukup optimistis, ditandai dengan menguatnya pasar saham Indonesia, rupiah, dan obligasi pemerintah atau Surat Berharga Negara (SBN).

Pada Senin (8/8/2022), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat tipis sebesar 0,03% ke posisi 7.086,84. Di sepanjang perdagangan, IHSG memang lebih banyak bergerak di zona merah, tapi IHSG masih mampu bertahan di kisaran harga 7.080.

Nilai transaksi indeks mencapai sekitar Rp 14 triliun dengan melibatkan 30 miliaran saham yang berpindah tangan dengan frekuensi sebanyak 1,4 juta kali. Sebanyak 241 saham menguat, 263 saham melemah, dan 186 saham lainnya mendatar.

Setelah menguat 5 hari beruntun pada pekan lalu, sebenarnya wajar jika IHSG mengalami koreksi. Penguatan signifikan dan yang terjadi terus menerus memang membuka peluang adanya risiko aksi jual investor (profit taking).

Penguatan IHSG terjadi seiring dengan Bursa Asia Pasifik yang ditutup bervariasi. Indeks Hang Seng Hong Kong menjadi yang paling besar koreksinya. Hang Seng ditutup merosot 0,77% ke posisi 20.045,77 dan Straits Times melemah 0,36% menjadi 3.270,98.

Sedangkan sisanya ditutup di zona hijau. Indeks Nikkei Jepang ditutup menguat 0,26% ke posisi 28.249,24, Shanghai Composite China bertambah 0,31% ke 3.236,93, ASX 200 Australia, dan KOSPI Korea Selatan berakhir naik tipis masing-masing 0,07% dan 0,09%.

Tidak jauh berbeda, rupiah berakhir menguat 0,1% di hadapan dolar AS menjadi Rp 14.875/US$. Namun, penguatan rupiah baru terjadi menjelang akhir perdagangan karena di sesi perdagangan sebelumnya rupiah berada di kisaran level Rp 14.900/US$.

Penguatan rupiah dipicu oleh terkoreksinya indeks dolar AS di pasar spot. Indeks dolar AS yang mengukur kinerja greenback terhadap enam mata uang dunia lainnya, berakhir melemah 0,2% ke 106,4 pada Senin (8/8/2022).

Di Asia, Mata Uang Garuda berhasil menduduki juara kedua, di mana mayoritas mata uang lainnya terkoreksi terhadap si greenback.

Sementara itu, dolar Singapura menjadi mata uang berkinerja terbaik di Asia, di mana menguat 0,2% terhadap dolar AS.

Dari pasar obligasi, mayoritas investor kembali ramai memburu SBN pada hari ini, ditandai dengan turunnya imbal hasil (yield). Hanya SBN tenor 1, 3, dan 15 tahun yang cenderung dilepas oleh investor, ditandai dengan naiknya yield.

Melansir data dari Refinitivyield SBN bertenor 1 tahun menguat 3,7 basis poin (bp) ke level 4,133%. Sedangkan yield SBN tenor 5 tahun menanjak 1,6 bp ke 4,531%, dan SBN berjangka waktu 15 tahun naik 0,5 bp ke posisi 7,019%.

Sementara untuk yield SBN berjatuh tempo 10 tahun yang merupakan SBN acuan negara kembali melandai 4,7 bp menjadi 7,096%.

Yield berlawanan arah dari harga, sehingga turunnya yield menunjukkan harga obligasi yang sedang menguat, demikian juga sebaliknya. Satuan penghitungan basis poin setara dengan 1/100 dari 1%.

Indeks acuan Amerika Serikat (AS) bergerak variatif pada awal perdagangan pekan ini (8/8/2022), karena kekhawatiran akan permintaan untuk industri semikonduktor membebani perusahaan teknologi.

Indeks S&P 500 tergelincir 0,12% ke 4.140,06 dan Nasdaq turun 0,1% ke 12.644,46. Sementara indeks Dow Jones menguat tipis 0,09% ke 32.832,54.

Nvidia melaporkan pendapatan yang lebih rendah dari ekspektasi pasar, memberikan tekanan pada saham-saham semikonduktor. Saham Nvidia terkoreksi lebih dari 6%. Sementara saham AMD dan Broadcom yang merupakan perusahaan sejenis juga tertekan.

Beberapa saham terkait energi bersih menguat setelah senator AS mengesahkan Rancangan Undang-undang (RUU) Pengurangan Inflasi senilai US$ 430 miliar dan diprediksikan akan diberikan pada rumah tangga AS pada pekan ini.

Saham Disney merupakan saham teratas dari indeks Dow Jones dan melesat lebih dari 2%.

Pergerakan tersebut terjadi setelah indeks S&P 500 dan Nasdaq mengalami kenaikan secara mingguan karena rilis data tenaga kerja AS solid sehingga meredakan kekhawatiran akan resesi.

Data tenaga kerja yang solid juga mengisyaratkan bahwa ekonomi dapat menahan lebih banyak kenaikan suku bunga acuan oleh bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed).

Investor global masih menunggu rilis Indeks Harga Konsumen (IHK) yang akan dirilis pada Rabu (10/8) yang akan memberikan investor lebih banyak klarifikasi tentang langkah The Fed selanjutnya pada September.

Kurang bergairahnya bursa Wall Street pada penutupan perdagangan Senin (8/8), perlu dicermati oleh pelaku pasar pada hari ini.

Wall Street cenderung tertekan, hanya indeks Dow Jones yang berakhir di zona hijau meski tipis, karena terbebani oleh saham teknologi setelah Nvidia merilis kinerja keuangan yang mengecewakan.

Ambruknya Wall Street biasanya dapat menular ke bursa saham global, tidak terkecuali Indonesia.

Namun, William Surya Wijaya, Direktur Utama PT Yugen Bertumbuh Sekuritas memperkirakan IHSG masih berpeluang menguat.

"Capital Inflow secara year to date masih terlihat cukup menjanjikan pada pergerakan IHSG hingga memasuki bulan kedelapan tahun ini. Hal tersebut menunjukkan minat investor masih cukup besar dalam pasar modal Indonesia hingga saat ini yang tentunya ditunjang dengan laporan kinerja emiten yang terlihat akan membaik sepanjang paruh pertama," tutur William dalam analisnya.

Selain itu, investor perlu mencermati beberapa sentimen penggerak pasar lainnya dari dalam negeri.

Pertama, rilis penjualan eceran atau ritel Indonesia per Juni 2022 yang akan dirilis pada pukul 11:00 WIB.

Sebagai informasi, Bank Indonesia (BI) telah mengumumkan penjualan ritel Indonesia pada Mei 2022 yang diukur dengan Indeks Penjualan Riil (IPR) tumbuh positif berada di 234,1.

Secara bulanan (month-to-month/mm), penjualan ritel masih terkontraksi atau tumbuh negatif 2,1% karena berakhirnya musim Ramadan-Idul Fitri. Namun, secara tahunan (year-on-year/yoy) tumbuh 2,9%.

Pertumbuhan IPR ditopang oleh penjualan Kelompok Barang Budaya dan Rekreasi, Kelompok Makanan, Minuman dan tembakau, serta Kelompk Bahan Bakar Kendaraan Bermotor.

BI memperkirakan IPR pada Juni akan berada di 229,1 atau turun 2,1% secara bulanan, tapi melesat 15,4% secara tahunan.

Adapun dalam kurun waktu 5 tahun terakhir, kontribusi sektor ritel terhadap PDB sudah lebih dari 10% dan konsumsi masyarakat menyumbang sebesar 53% hingga 56%.

Selanjutnya, ada tiga perusahaan yang akan kembali melantai untuk pertama kali (listing) di Bursa Efek Indonesia hari ini yakni PT Rohartindo Nusantara Luas Tbk (TOOL), PT Klinko Karya Imaji Tbk (KLIN), dan PT Segar Kumala Indonesia Tbk (BUAH).

TOOL menawarkan sebanyak 410 juta saham dengan harga penawaran senilai Rp 127 per saham. Sementara KLIN melepas sebanyak 230 juta saham baru dengan harga penawaran senilai Rp 100 per saham.

BUAH telah melakukan masa penawaran pada 2-5 Agustus 2022 dan melepas 200 juta saham baru atau sebanyak 20% dari jumlah seluruh modal ditempatkan dan disetor penuh dalam Perseroan setelah IPO dengan nilai nominal Rp 50 setiap saham.BUAH menetapkan harga penawaran senilai Rp 388 per saham.

Sementara dari eksternal, investor juga perlu mencermati rilis produktivitas Non-pertanian kuartal II-2022 yang menghitung perubahan efisiensi tenaga kerja dalam memproduksi barang dan jasa, yang tidak termasuk industri pertanian. Penurunan produktivitas tenaga kerja sama saja dengan peningkatan upah.

US Bureau of Statistic melaporkan produktivitas tenaga kerja non-pertanian pada kuartal pertama tahun ini berada di -7,3% dan menjadi penurunan produktivitas paling tajam sejak kuartal ketiga 1947, karena output turun 2,4% dan jam kerja naik 5,4%.

Konsensus analis Investing.com memperkirakan angka produktivitas Non-pertanian kuartal II-2022 akan kembali melemah lebih tajam dari -7,3% ke -7,5%. Namun, konsensus analis Trading Economics memproyeksikan angka produktivitas akan naik ke -4,6%.

Berikut beberapa data ekonomi yang akan dirilis hari ini:

  • Penjualan Ritel Indonesia Juni 2022 (11:00 WIB)
  • Produktivitas Non-pertanian AS kuartal II-2022 (19:30 WIB)
  • Ekspektasi Inflasi Konsumen AS Juli (22:00 WIB)
  • Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan PT Elnusa Tbk (09:30 WIB)
  • Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa PT Lancartama Sejati Tbk (10:00 WIB)
  • Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa PT Nusantara Infrastructure Tbk  (14:00 WIB)
  • Pembagian dividen PT Samudera Indonesia Tbk
  • Pembagian dividen PT Sinar Mas Agro Resources and Tech Tbk
  • IPO PT Rohartindo Nusantara Luas Tbk (TOOL)
  • IPO PT Klinko Karya Imaji Tbk (KLIN)
  • IPO PT Segar Kumala Indonesia Tbk (BUAH)

Di bawah ini adalah sejumlah indikator perekonomian nasional:

Indikator

Tingkat

Pertumbuhan Ekonomi (Q II-2022 YoY)

5,44%

Inflasi (Juli 2022 YoY)

4.94%

BI 7 Day Reverse Repo Rate (Juli 2022)

3,5%

Surplus/Defisit Anggaran (APBN 2022)

0,57% PDB

Surplus/Defisit Transaksi Berjalan (Q I-2022)

0,1% PDB

Surplus/Defisit Neraca Pembayaran Indonesia (Q I-2022)

(US$ 1,8 miliar)

Cadangan Devisa (Juli 2022)

US$ 132,2 miliar

TIM RISET CNBC INDONESIA


(aaf/luc) Next Article Powell Buat Pasar Happy, IHSG Bisa Cuan Saat Window Dressing

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular