
Awas, Inflasi Makin Panas!

Untuk perdagangan hari ini, investor patut mencermati sejumlah sentimen yang bisa menggerakkan pasar. Pertama adalah rilis data inflasi.
Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan inflasi periode Juli 2022 sebesar 0,53% secara bulanan (month-to-month/mtm). Melambat dibandingkan Juni 2022 yang 0,61%.
Namun secara tahunan (year-on-year/yoy), laju inflasi semakin cepat. Pada Juli 2022, inflasi tahunan diperkirakan mencapai 4,89%. Jika terwujud, maka akan menjadi yang tertinggi sejak November 2015.
Laju inflasi yang semakin cepat ini perlu diwaspadai. Sebab, inflasi menjadi salah satu pertimbangan bagi Bank Indonesia (BI) untuk menentukan suku bunga acuan.
Apabila inflasi semakin tinggi, apalagi inflasi inti, maka BI tidak akan segan untuk menaikkan suku bunga acuan seperti bank sentral di berbagai negara. Ketika rezim suku bunga rendah resmi berakhir, maka akan ada risiko pertumbuhan ekonomi bakal melambat.
Rilis data kedua adalah aktivitas manufaktur yang diukur dengan Purchasing Managers' Index (PMI). Trading Economics memperkirakan PMI manufaktur Indonesia periode Juli 2022 sebesar 50,4, naik tipis dibandingkan bulan sebelumnya yang 50,2.
Jika terwujud, maka ini akan menjadi kabar gembira. Sebab di negara lain, seperti China, PMI malah menurun.
Pada Juli 2022, PMI manufaktur China berada di 49. Turun dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 50,2 sekaligus jadi yang terendah dalam tiga bulan terakhir.
PMI menggunakan angka 50 sebagai titik mula. Kalau di bawah 50, artinya dunia usaha sedang dalam fase kontraksi.
Halaman Selanjutnya --> Simak Agenda dan Rilis Data Hari Ini
(aji/aji)