Newsletter

Awas, Inflasi Makin Panas!

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
01 August 2022 06:10
Financial Markets Wall Street
Foto: AP/Courtney Crow

Beralih ke bursa saham AS, tiga indeks utama melonjak signifikan pada perdagangan akhir pekan lalu. Dow Jones Industrial Average (DJIA), S&P 500, dan Nasdaq Composite naik 0,97%, 1,42%, dan 1,88%.

Wall Street menutup perdagangan Juli dengan cerah. Sepanjang bulan lalu, S&P 500 meroket 9,1%, kenaikan bulanan tertinggi sejak November 2020. Sedangkan Nasdaq 'terbang' 12,3%, lompatan bulanan tertinggi sejak April 2020.

Padahal bulan ini ada rapat bank sentral AS (The Federal Reserve/The Fed) yang memutuskan kenaikan suku bunga acuan sebanyak 75 basis poin (bps). Sepanjang tahun ini, Ketua Jerome 'Jay' Powell sudah menaikkan Federal Funds Rate sebanyak 225 bps dan kemungkinann besar masih berlanjut.

Rezim suku bunga tinggi adalah musuh bagi pasar saham. Sebab, biaya ekspansi emiten menjadi lebih mahal sehingga menggerus laba. Investor pun sulit berharap dividen tinggi.

Namun, pelaku pasar di New York kini sampai kepada pemahaman bahwa ada peluang The Fed tidak akan terlalu agresif dalam menaikkan suku bunga acuan. Memang masih akan naik, tetapi tidak sampai, misalnya, 100 bps dalam sekali rapat.

Ini karena The Fed tentu mempertimbangkan faktor pertumbuhan ekonomi. Jika suku bunga naik terlampau tinggi, maka pertumbuhan ekonomi AS akan semakin terancam.

US Bureau of Economic Analysis melaporkan pembacaan awal terhadap ekonomi Negeri Paman Sam menunjukkan adanya kontraksi alias pertumbuhan negatif negatif 0,9% pada kuartal II-2022 dibandingkan kuartal sebelumnya (quarter-to-quarter/qtq). Pada kuartal I-2022, Produk Domestik Bruto (PDB) AS juga terkontraksi 1,6% qtq.

Saat ekonomi suatu negara mengalami kontraksi qtq dalam dua kuartal beruntun, itu disebut dengan resesi teknikal. So, Negeri Adikuasa kini sudah resmi masuk ke 'jurang' resesi.

Halaman Selanjutnya --> Cermati Sentimen Penggerak Pasar Hari Ini

(aji/aji)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular