
Wall Street Sudah Ijo Royo-royo, Kabar Baik Buat IHSG?

Pada hari ini, investor akan memantau beberapa sentimen, di mana salah satunya yakni pergerakan bursa saham Wall Street yang mulai membaik, meski kedua indeks yakni S&P 500 dan Nasdaq masih terkoreksi tetapi sudah mulai terpangkas koreksinya.
Wall Street yang masih cenderung kurang bergairah terjadi karena investor masih khawatir akan potensi resesi yang meningkat kembali.
Kekhawatiran atas ekonomi yang melambat dan kenaikan suku bunga yang agresif menghabiskan sebagian besar paruh pertama tahun ini karena investor terus mencari titik terendah dari aksi jual pasar yang ganas.
Di sisa perdagangan kuartal kedua tahun 2022 atau semester I-2022, investor masih cenderung berhati-hati sembari memantau apakah pasar saham sudah mencapai titik bottom-nya atau justru masih terkoreksi.
Selain itu, investor akan mengevaluasi pernyataan Ketua The Fed, Powell di forum ECB kemarin. Powell berjanji bahwa pembuat kebijakan tidak akan membiarkan inflasi menguasai ekonomi AS dalam jangka panjang.
"Risikonya adalah karena banyaknya guncangan, anda mulai beralih ke rezim inflasi yang lebih tinggi. Tugas kami secara harfiah adalah mencegah hal itu terjadi, dan kami akan berusaha agar hal itu tidak terjadi hingga jangka panjang," kata Powell.
Berbicara bersama dengan tiga rekan globalnya, Powell melanjutkan pembicaraan kerasnya tentang inflasi di AS yang saat ini berjalan pada level tertinggi dalam lebih dari 40 tahun terakhir.
Dalam waktu dekat, The Fed telah melembagakan beberapa kenaikan suku bunga untuk mencoba menahan kenaikan harga yang cepat. Tetapi Powell mengatakan bahwa penting juga untuk menahan ekspektasi inflasi dalam jangka panjang, sehingga tidak mengakar dan menciptakan siklus yang terpenuhi dengan sendirinya.
"Waktu terus berjalan, di mana kita mengalami inflasi yang tinggi selama lebih dari setahun. Akan menjadi manajemen risiko yang buruk bila hanya mengasumsikan ekspektasi inflasi jangka panjang itu akan tetap berlabuh tanpa batas dalam menghadapi inflasi tinggi yang terus-menerus. Jadi kami sejatinya tidak mau melakukan itu," kata Powell.
Di lain sisi, menurut Presiden The Fed Cleveland, Loretta Mester mengatakan dia akan mengadvokasi kenaikan suku bunga sebesar 75 bp pada pertemuan bank sentral Juli jika kondisi ekonomi tetap sama pada saat itu.
"Saya belum melihat angka-angka di sisi inflasi yang perlu saya lihat untuk berpikir bahwa kita dapat kembali ke kenaikan 50 bp," katanya kepada CNBC International.
Masih dari AS, Ekonomi Negeri Paman Sam berkontraksi sedikit lebih banyak dari perkiraan awalnya pada kuartal I-2022 karena defisit perdagangan melebar ke rekor tertinggi dan kebangkitan pandemi Covid-19 yang membatasi pengeluaran untuk layanan seperti rekreasi.
Produk Domestik Bruto (PDB) final pada kuartal I-2022 turun menjadi 1,6%, direvisi turun dari laju penurunan 1,5% yang dilaporkan bulan lalu.
Itu adalah penurunan pertama dalam PDB sejak resesi pandemi yang singkat dan tajam hampir dua tahun lalu. Perdagangan mengurangi 3,23 poin persentase yang belum direvisi dari PDB.
Ekonom dalam polling Reuters memperkirakan bahwa laju kontraksi tidak akan direvisi pada tingkat 1,5%. PDB AS pada awalnya diperkirakan mengalami kontraksi pada tingkat 1,4%. Itu tumbuh pada kecepatan 6,9% yang kuat di kuartal keempat tahun lalu. PDB AS berada 2,7% di atas levelnya pada kuartal keempat 2019.
Pada hari ini, pelaku pasar perlu mencermati beberapa rilis data ekonomi. Di kawasan Asia-Pasifik, pelaku pasar bakal memantau rilis data aktivitas manufaktur resmi China yang tergambarkan pada Purchasing Manager Index (PMI).
PMI manufaktur China versi NBS diperkirakan masih terkontraksi dari 49,6 pada bulan sebelumnya menjadi 48,3 pada bulan Juni.
Kemudian, data final dari pertumbuhan ekonomi Inggris pada kuartal I-2022 juga akan dirilis pada hari ini, di mana data final PDB Inggris diprediksi tumbuh 0,8% secara bulanan, melambat dari kuartal sebelumnya yang tumbuh 1,3%. Pertumbuhan ekonomi tahunan diprediksi sebesar 8,7% dari sebelumnya 6,6%.
Kembali ke AS, data indeks belanja perorangan (personal consumption expenditure/PCE) per Mei juga akan dirilis pada hari ini, di mana secara tahunan diprediksi sebesar 6,7% dan secara bulanan sebesar 0,9%, menurut konsensus Tradingeconomics. Keduanya meningkat dari bulan sebelumnya yang masing-masing sebesar 6,3% dan 0,2%.
(chd/chd)