Newsletter

Duh... Wall Street Drop 4% Lebih, IHSG Bisa Gagal 'Hattrick'

Robertus Andrianto, CNBC Indonesia
19 May 2022 06:10
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar saham Indonesia kembali bergairah. Seakan melupakan pekan kelabu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat dalam dua hari beruntun.

IHSG ditutup menguat kencang 2,24% di level 6.793,41 dan sukses menembus level psikologis 6.700 serta menempel level psikologis 6.800 pada perdagangan Rabu (18/5/2022).

IHSG konsisten bergerak di jalur hijau sepanjang perdagangan hari ini dengan transaksi mencapai Rp 17,3 triliun.

Meski IHSG menguat, namun investor asing mencatatkan jual bersih senilai Rp 60 miliar. Saham BBNI dan KLBF menjadi dua saham yang paling banyak diborong asing dengan net buy masing-masing sebesar Rp 129 miliar dan Rp 113 miliar. Sedangkan Saham MDKA dan PTBA menjadi dua saham paling banyak dilepas asing dengan net sell sebesar Rp 107 miliar dan Rp 105 miliar.

IHSG tidak sendiri mengalami penguatan,bursa lain di Asia-Pasifik pun mayoritas naik. Indeks Nikkei Jepang ditutup melesat 0,94% ke level 26.911,199, Hang Seng Hong Kong menguat 0,2% ke 20.644,279, dan ASX 200 Australia melonjak 0,99% ke posisi ke 7.182,7.

Berikutnya Straits Times Singapura melompat 0,73% ke level 3.225,35, KOSPI Korea Selatan terapresiasi 0,21% ke 2.625,98.

Hanya indeks Shanghai Composite China yang ditutup melemah pada perdagangan hari ini, di mana indeks saham Negeri Tirai Bambu tersebut ditutup terkoreksi 0,25% ke level 3.085,98.

Kenaikan wall street menjadi angin segar bagi IHSG hari ini. Sebab indeks tersebut merupakan indeks acuan dunia sehingga dapat indikasi optimisme investor di pasar saham.

Beda nasib dengan pasar saham, rupiah lagi-lagi melemah melawan dolar Amerika Serikat (AS). Dengan demikian, sepanjang bulan Mei rupiah sama sekali tidak pernah mampu mencatat penguatan. Padahal, beberapa kali rupiah membuka perdagangan dengan menguat tetapi gagal dipertahankan hingga penutupan.

Pada perdagangan Rabu (18/5/2022), rupiah berakhir di Rp 14.685/US$, melemah 0,27% di pasar spot, melansir data Refinitiv. Level tersebut merupakan yang terlemah sejak 2 November 2020.

Sulitnya rupiah menguat di bulan ini tidak lepas dari agresifnya bank sentral AS (The Fed) dalam menaikkan suku bunga acuannya. Hal ini juga berpengaruh pada gerak harga obligasi pemerintah atau Surat Berharga Negara (SBN)

SBN cenderung bervariasi, di mana SBN tenor 1, 5, 10, dan 20 tahun ramai diburu oleh investor ditandai dengan turunnya imbal hasil (yield) dan menguatnya harga. SBN tenor 3, 15, 25, dan 30 tahun cenderung dilepas oleh investor ditandai dengan naiknya yield dan penurunan harga.

Bursa saham Amerika Serikat (AS) jatuh pada perdagangan Rabu (18/5/2022) di tengah kekhawatiran mengenai inflasi dan kenaikan harga kebutuhan sehari-hari.

Indeks Dow Jones Industrial Average ditutup drop 1.164,52 poin (-3,57%) ke 31.490,07. Ini adalah kinerja harian terburuk sejak Juni 2020 yang membawa indeks berada di level terendah sejak Maret 2021.

S&P 500 surut 165,17 poin (-4,04%) ke 3.923,68, penurunan terburuk sejak Juni 2020. Sedangkan Nasdaq anjlok 566,37 poin (-4,73%) ke 11.418,15, penurunan terbesar sejak 5 Mei.

Koreksi terjadi menyusul kinerja buruk emiten Target dan Walmart memicu kekhawatiran investor akan inflasi yang mengurangi laba perusahaan dan permintaan konsumen.

"Kami mulai melihat pada akhir tahun bahwa konsumen beralih ke kartu kredit untuk membayar kenaikan harga pangan, kenaikan harga energi, dan itu sebenarnya menjadi jauh lebih buruk. ... Ini akan merugikan tempat-tempat ritel terkemuka itu dan Walmart cenderung menjadi salah satunya," kata Megan Horneman, kepala investasi di Verdence Capital Advisors.

Saham Target anjlok 24% lebih setelah melaporkan laba bersih kuartal I-2022 yang lebih rendah dari estimasi pasar akibat kenaikan harga energi. Saham Walmart ikut turun 6,8%, setelah kemarin drop 11%.

"Jelas bahwa biaya transportasi penting dan berdampak pada (beberapa) perusahaan terbesar," ujar Kim Forrest, pendiri Bokeh Capital.

"Jadi saya pikir investor bertamya-tanya, 'jadi, siapa selanjutnya?' Dan mereka memberikan visibilitas tentang apa yang terjadi dengan konsumen," tambahnya.

Saham Lowe's juga turun, 5% lebih, setelah kinerjanya di bawah ekspektasi pada laporan kuartal I-2022.

"Perusahaan yang bergantung pada belanja rumah tangga dan kebutuhan pelengkap akan tertekan kuartal ini karena banyak pemasukan tambahan yang tersedot untuk energi dan makanan," tutur Jack Ablin, pendiri Cresset Capital, seperti dikutip CNBC International.

Saham dan aset berisiko telah tertekan oleh inflasi dan upaya bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) untuk menekan inflasi dengan menaikkan suku bunga acuan secara agresif, yang meningkatkan potensi resesi.

Bos The Fed Jerome Powell dalam konferensi Wall Street Journal menyatakan tidak akan ragu menaikkan suku bunga acuan hingga inflasi terkendali. Imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun-yang menjadi acuan di pasar-pun kembali menguat melewati level 3%.

IHSG hari ini rawan terkoreksi karena dekat dengan resisten kuat di 6.850 yang merupakan moving average 100. Ditambah Wall Street yang anjlok akan jadi penekan. Laporan keuangan emiten jadi penopang kenaikan.

Bursa saham Amerika Serikat (AS) jatuh pada perdagangan Rabu (18/5/2022) di tengah kekhawatiran mengenai inflasi dan kenaikan harga kebutuhan sehari-hari.

Indeks Dow Jones Industrial Average ditutup drop 1.164,52 poin (-3,57%) ke 31.490,07. Ini adalah kinerja harian terburuk sejak Juni 2020 yang membawa indeks berada di level terendah sejak Maret 2021. S&P 500 surut 165,17 poin (-4,04%) ke 3.923,68, penurunan terburuk sejak Juni 2020. Sedangkan Nasdaq anjlok 566,37 poin (-4,73%) ke 11.418,15, penurunan terbesar sejak 5 Mei.

Dari dalam negeri, rilis laporan keuangan kuartal I-202 akan jadi penopang laju IHSG pada hari ini.

Emiten pertambangan emas PT Merdeka Copper Gold Tbk. (MDKA), mencatatkan kinerja cemerlang pada kuartal pertama tahun 2022.

Sepanjang tiga bulan pertama tahun ini, pendapatan perusahaan tercatat melonjak hingga 164% dibanding periode yang sama tahun lalu (year-on-year/yoy) menjadi US$ 123,09 juta atau setara dengan Rp 1,76 triliun (asumsi kurs Rp 14.350/US$) dari periode yang sama tahun lalu yang hanya sebesar US$ 46,55 juta (Rp 667,99 miliar).

Pendapatan yang melonjak ini membuat perusahaan akhirnya mampu membalikkan kondisi dari semula rugi US$ 4,98 juta (Rp 71,46 miliar) menjadi untung US$ 69,65 juta (Rp 999,47 miliar) pada kuartal pertama tahun ini.

PT Indo Tambangraya Megah Tbk.(ITMG) berhasil membukukan pendapatan bersih sebesar US$ 640 juta, naik 125% yoy dari kuartal I-2021. Laba bersih perusahaan pun melesat 407% yoy menjadi US$ 213 juta.

Kinerja positif juga dirasakan oleh PT Timah Tbk. (TINS), di mana pendapatan naik 80% yoy menjadi Rp 4,4 triliun. Laba bersih TINS meroket 5.713% yoy menjadi Rp 601 miliar.

Berikut beberapa data ekonomi yang akan dirilis hari ini:

  • Neraca dagang Jepang bulan April (06.50 WIB)
  • Ekspor dan Impor Jepang bulan April (06.50 WIB)
  • Klaim pengangguran Amerika Serikat per tanggal 14 Mei (pukul 19.30)

Berikut agenda korporasi yang akan berlangsung hari ini:

  • RUPST PT Sekar LautKalbe Farma Tbk (KLBF) pukul 10.00 WIB
  • RUPST PT Allo Bank Indonesia Tbk (BBHI) pukul 14.00 WIB
  • RUPST & RUPSLB PT Sunindo Adipersada Tbk (TOYS) pukul 10.30 WIB
  • RUPST & RUPSLB PT Sarimelati Kencana Tbk (PZZA) pukul 13.00 WIB
  • RUPST & RUPSLB PT FKS Multi Agro Tbk (FISH) pukul 14.00 WIB
  • RUPSLB PT Century Textile Industry Tbk (CNTX) pukul 09.30 WIB
  • RUPSLB PT Perintis Triniti Properti Tbk (TRIN) pukul 14.00 WIB
  • RUPSLB PT Krakatau Steel (Persero) Tbk (KRAS) pukul 14.00 WIB

Berikut sejumlah indikator perekonomian nasional:

Indikator

Tingkat

Pertumbuhan Ekonomi (Q1-2022 YoY)

5,01 %

Inflasi (April 2022, YoY)

3,47%

BI 7 Day Reverse Repo Rate (April 2022)

3,50%

Surplus/Defisit Anggaran Sementara (APBN 2022)

-4,65% PDB

Surplus/Defisit Transaksi Berjalan (Q4-2021)

0,40% PDB

Cadangan Devisa (April 2022)

US$ 135,7 miliar

 

 

 TIM RISET CNBC INDONESIA


(ras/luc) Next Article Powell Buat Pasar Happy, IHSG Bisa Cuan Saat Window Dressing

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular