Newsletter

Setelah 'Berdarah-darah', Akankah IHSG Pulih Pekan Ini?

Research - Robertus Andrianto, CNBC Indonesia
17 May 2022 06:20
Layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (9/5/2022). (CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto) Foto: Layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (9/5/2022). (CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pekan lalu menjadi pekan berdarah bagi pasar saham Indonesia. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ambles 8,73% point-to-point (ptp). Bagaimana dengan minggu ini?

IHSG berakhir di bawah level psikologis 6.600 atau tepatnya di 6.597,99. Menyisakan return sejak awal tahun sebesar 0,25% setelah sebelumnya sebelumnya mencapai hampir 10%.

Koreksi IHSG juga diikuti oleh jual bersih atau net sell asing yang mencapai Rp 8,41 triliun di pasar reguler. Sementara di pasar nego dan tunai, asing melepas Rp 697,4 miliar. Jika ditotal asing melakukan jual bersih senilai Rp 9,11 triliun di saham.

Saham-saham emiten jumbo, seperti kuartet perbankan menjadi 'bulan-bulanan' aksi jual asing selama sepekan ini.

Saham PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA), terkena aksi jual asing sebesar Rp 3,4 triliun dan ambles 9,85%.

Setali tiga uang, saham emiten bank BUMN PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. (BBRI) anjlok 12,73% hanya dalam waktu sepekan dengan net sell Rp 1,6 triliun.

Saham duo bank pelat merah lainnya, PT Bank Mandiri Tbk. (BMRI) dan PT Bank Negara Indonesia Tbk. (BBNI) juga mencatatkan net sell masing-masing Rp 709,5 miliar dan Rp 366,4 miliar dalam sepekan. Kedua saham ini turun secara berturut-turut sebesar 12,85% dan 10,57% selama minggu ini.

Aksi jual asing juga terjadi di pasar SBN. Bank Indonesia (BI) mencatat, non-residen di pasar keuangan RI jual bersih SBN senilai Rp 12,32 triliun pada periode 9-12 Mei 2022.

Yield SBN 10 tahun pun ditutup di level 7,39%. Yield SBN 10 tahun naik lebih dari 40 basis poin (bps) mengingat sebelum libur, yield SBN 10 tahun masih di bawah 7%. Kenaikan yield mencerminkan adanya koreksi harga di pasar SBN.

Total dana asing keluar yang mencapai hampir Rp 20 triliun dari pasar keuangan RI juga turut menekan kinerja nilai tukar rupiah pekan ini.

Jika sebelum libur nilai tukar rupiah masih berada di bawah Rp 14.400/US$, kini rupiah sudah anjlok mendekati level Rp 14.600/US$.

Saham Teknologi Anjlok, Laju Wallstreet Terhambat
BACA HALAMAN BERIKUTNYA
HALAMAN :
1 2 3 4
Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading