Newsletter

'Masalah Lama Bersemi Kembali', Awas IHSG Rontok Lagi!

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
26 April 2022 06:50
Business adviser analyzing financial
Foto: Freepik

Di sisi lain, adanya risiko pelambatan ekonomi di Amerika Serikat dan China membuat pelaku pasar kembali masuk ke obligasi yang merupakan aset aman (safe haven).

Yield obligasi AS (Treasury) pun menurun, tenor 10 tahun pada perdagangan Senin turun 8,66 basis poin.

Penurunan tersebut tentunya bisa meredakan tekanan yang dialami SBN dalam beberapa pekan terakhir. Ada peluang aliran modal asing kembali masuk ke dalam negeri yang bisa membuat SBN menguat.

Rupiah juga akan mendapat tenaga untuk menghadapi dolar AS jika terjadi capital inflow di pasar obligasi.

The greenback masih terus melaju kencang. Indeks dolar AS kembali naik 0,5% ke 101,736 yang merupakan level tertinggi sejak Maret 2020 lalu.

Ekspektasi The Fed akan menaikkan suku bunga yang sangat agresif terus membuat indeks dolar AS menanjak.

Pasar melihat The Fed bulan depan akan menaikkan suku bunga 50 basis poin, bahkan di bulan Juni diperkirakan lebih tinggi lagi. Hal tersebut terlihat di perangkat FedWatch milik CME Group, di mana ada probabilitas sebesar 75% The Fed akan menaikkan suku bunga 75 basis poin menjadi 1,5% - 1,75% di bulan Juni.

fedFoto: CME Group

HALAMAN SELANJUTNYA >>> Simak Rilis Data dan Agenda Hari Ini

(pap/pap)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular