Polling CNBC Indonesia

Belum Mau Ikut-ikutan The Fed Cs, BI Diramal Tahan Bunga

Maesaroh, CNBC Indonesia
18 April 2022 18:13
Perry Warjiyo Proyeksi The Fed Naikkan Suku Bunga 7 Kali, BI Kapan? (CNBC Indonesia TV)
Foto: Perry Warjiyo Proyeksi The Fed Naikkan Suku Bunga 7 Kali, BI Kapan? (CNBC Indonesia TV)

Ekonom Bank Danamon Wisnu Wardana mengatakan tekanan inflasi tengah meningkat. Tren global juga tengah menuju kepada kebijakan ketat. Namun, BI diperkirakan masih akan menahan suku bunga mereka paling tidak hingga kuartal II tahun ini.

Sebagai catatan, Indonesia mencatatkan inflasi sebesar 2,64% (YoY) di Maret tahun ini yang merupakan inflasi tertinggi sejak April 2020 (2,67%). Tekanan inflasi diyakini meningkat tajam sampai Mei karena perayaan Lebaran dan kenaikan harga BBM.

Sementara itu, sejumlah bank sentral negara lain telah menaikkan suku bunga acuan mereka. Bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve/The Fed sudah menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 bps di Maret 2022. The Fed diperkirakan akan mengerek kembali suku bunga acuan mereka sebesar 50 bps Mei mendatang. Bank sentral Inggris (BoE) juga sudah menaikkan suku bunga sebanyak tiga kali sejak Desember 2021.

"Inflasi tentu saja akan menjadi kunci dalam menentukan kebijakan suku bunga. Namun, kami memperkirakan BI paling cepat baru akan menaikkan suku bunga di kuartal III tahun ini," tutur Wisnu, kepada CNBC Indonesia.


 

Ekonom OCBC Wellian Wiranto memperkirakan BI akan menaikkan suku bunga mulai Mei tahun ini. Selain karena inflasi yang diperkirakan melonjak, BI kemungkinan mengambil langkah pre-emptive sebelum The Fed menaikkan suku bunga kembali pada bulan tersebut.

"Indonesia tengah menghadapi peningkatan inflasi. Kami memperkirakan BI akan mulai menaikkan suku bunga pada Mei mendatang," tutur Wellian, dalam laporannya Faster after Fasting Month?

Perry Warjiyo, pekan lalu, menegaskan kembali bahwa BI hanya akan mempertimbangkan kenaikan suku bunga jika inflasi sudah mengkhawatirkan. Dia masih optimis tahun ini inflasi tetap terkendali dan masih berkisar pada asumsi semula, yaitu 2-4%, sekalipun kini harga barang dan jasa terus naik.

"Kami perlu menjelaskan bahwa kebijakan suku bunga selalu didasarkan ke perkiraan inflasi dan pertumbuhan ekonomi ke depan. Sejauh ini kami masih dalam stance suku bunga akan kami pertahankan 3,5% sampai ada tanda-tanda kenaikan inflasi," tegas Perry Warjiyo, Gubernur BI, dalam konferensi pers Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK), Rabu (13/4/2022).

BI, lanjut Perry, juga tidak sembarangan dalam merespons inflasi. Apa yang akan direspons oleh MH Thamrin adalah inflasi yang sifatnya fundamental, yang dicerminkan dengan inflasi inti. Inflasi inti pada Maret 2022 tercatat 2,37% (YoY), meningkat dibandingkan yang tercatat pada Februari (2,03%)

"Jadi tekanan harga pangan dan energi tentu saja BI tidak akan merespons dampak pertamanya. Kami akan respons dampak rambatan, kalau berdampak ke fundamental inflasi yang indikatornya inflasi inti," jelas Perry.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(mae/mae)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular