
Rusia vs Ukraina-Barat Makin Panas, Pasar Global Ambruk Lagi?

Pada perdagangan kemarin, pelaku pasar global berusaha untuk mengabaikan sejenak sentimen dari konflik antara Rusia dan Ukraina yang masih memanas, di mana pasar saham di kawasan Asia ditutup menguat, sedangkan pasar saham Eropa dan AS sempat menghijau.
Namun, konflik kedua negara tersebut lagi-lagi membuat investor di AS dan Eropa kembali khawatir, di mana di AS, bursa Wall Street kembali berjatuhan setelah sempat menguat di sesi awal perdagangan Rabu kemarin waktu setempat.
Pada Rabu petang waktu Ukraina, beberapa website pemerintah Ukraina offline akibat dari serangan siber DDoS (denial of service) massal.
Menurut Mykhailo Fedorov, kepala Kementerian Transformasi Digital Ukraina, serangan siber tersebut menyebabkan beberapa bank Rusia terpaksa offline, dimulai sekitar pukul 16:00 waktu setempat. Namun, Fedorov tidak mengatakan bank mana yang diserang dan seberapa parah kerusakannya.
Sedangkan website Kementerian Luar Negeri Ukraina, Kabinet Menteri dan Rada, dan parlemen Ukraina juga terkena dampak dari serangan siber.
"Website pemerintah secara tiba-tiba menjadi offline ketika para pejabat berusaha untuk mengalihkan lalu lintas di tempat lain untuk meminimalkan kerusakan," kata Fedorov, dikutip dari CNBC International.
Sebagai informasi, DDoS adalah jenis serangan yang dilakukan dengan cara membanjiri lalu lintas jaringan internet pada server, sistem, atau jaringan. Umumnya serangan ini dilakukan menggunakan beberapa komputer host penyerang sampai dengan komputer target tidak bisa diakses.
Di lain sisi, AS kembali melancarkan sanksi keduanya kepada Rusia, di mana Pemerintahan Biden mengumumkan akan memberikan sanksi kedua bagi perusahaan yang bertanggung jawab untuk membangun pipa gas Nord Stream 2 Rusia.
Sanksi ini diberikan menyusul sanksi tahap pertama terhadap Rusia pada Selasa lalu yang menargetkan bank-bank Rusia, obligasi Rusia dan tiga individu terkaya Rusia yang berkaitan erat dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin.
"Hari ini, saya telah mengarahkan pemerintahan saya untuk menjatuhkan sanksi pada Nord Stream 2 AG dan pejabat perusahaannya," kata Biden dalam sebuah pernyataannya Rabu kemarin.
"Langkah-langkah ini adalah bagian lain dari tahap awal sanksi kami sebagai tanggapan atas tindakan Rusia di Ukraina," tambah Biden.
Ketika kekhawatiran meningkat bahwa 'invasi' Rusia akan meningkat, Pemerintah Ukraina memperingatkan warganya untuk menghindari bepergian ke Rusia dan segera meninggalkan negara itu jika mereka sudah berada di sana.
Langkah itu dilakukan setelah Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan bahwa Moskow "selalu terbuka" untuk diplomasi pada Rabu kemarin, beberapa hari setelah memerintahkan pasukan militernya ke Ukraina timur dan mengakui kemerdekaan dua wilayah di Ukraina Timur, yakni Donestk dan Luhansk.
Risiko geopolitik kedua negara pecahan Uni Soviet dapat menyebabkan siklus pertumbuhan lebih lambat dan menghilangkan risiko kenaikan suku bunga acuan bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) setengah poin pada keputusan dari pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) pada 16 Maret nanti.
Investor bertaruh ada peluang 100% untuk kenaikan suku bunga acuan pada pertemuan The Fed pada Maret, jika mengacu kepada perangkat FedWatch CME Group. Namun dengan angka inflasi yang tinggi, diproyeksikan akan ada kenaikan sebanyak 50 basis poin (bp).
Sementara itu dari data ekonomi, data pembacaan awal dari pertumbuhan ekonomi AS pada kuartal IV-2021 akan dirilis pada hari ini, di mana pasar memperkirakan ekonomi Negeri Paman Sam pada akhir tahun lalu melonjak menjadi 7%, dari sebelumnya pada kuartal III-2021 sebesar 2,3%.
Masih dari AS, data klaim pengangguran mingguan periode pekan yang berakhir 20 Februari 2022 juga akan dirilis pada hari ini. Pasar memprediksi ada sekitar 235.000 klaim yang diajukan, lebih rendah dari klaim pada pekan sebelumnya.
(chd/chd)