Newsletter

Rusia vs Ukraina-Barat Makin Panas, Pasar Global Ambruk Lagi?

Chandra Dwi, CNBC Indonesia
24 February 2022 06:10
Dow Jones
Foto: Dow Jones (REUTERS/Brendan McDermid)

Beralih ke ASĀ  bursa saham Wall Street kembali ditutup ambles pada perdagangan Rabu waktu setempat. Ini arena investor kembali merespons negatif dari meningkatnya kembali eskalasi tensi antara Rusia dan Ukraina.

Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) ditutup ambles 1,38% ke level 33.131,76, S&P 500 ambruk 1,84% ke posisi 4.225,59, dan Nasdaq Composite yang paling parah yakni anjlok 2,57% menjadi 13.037,49.

Saham maskapai, pelayaran, dan teknologi di AS menjadi pemberat utama Wall Street pada perdagangan kemarin. Saham maskapai Delta Air Lines ambruk 4,1%.

Sedangkan saham teknologi seperti Tesla anjlok 7%, saham raksasa e-commerce Amazon ambles 3,6%, dan saham Apple ambrol 2,6%.

Saham peritel AS juga ditutup ambles. Saham Macy's ambruk 5,2%, saham TJX Companies ambles 4,2%, saham Best Buy merosot 2,1%, dan saham Nordstrom ambrol 3,4%.

"Pasar saham global akan berjuang untuk menemukan arah sampai kondisi global memiliki arah yang jelas tentang apakah krisis Rusia-Ukraina akan memiliki solusi diplomatik atau menjadi perang regional," kata Edward Moya, analis pasar senior di Oanda, dikutip dari CNBC International.

Investor hingga kini masih khawatir dengan ketegangan antara Rusia dan Ukraina, meski mereka sempat mengabaikannya kemarin.

Pemerintah Ukraina memperingatkan warganya agar tidak bepergian ke Rusia dan meninggalkan negara tetangga, jika mereka ada di sana. Sementara itu, Inggris menyatakan siap menjatuhkan sanksi lagi kepada Rusia.

Sebelumnya pada Rabu petang waktu setempat, Kementerian Transformasi Digital Ukraina juga mengatakan bahwa ada serangan DDoS (denial of service) massal yang menyerang situs pemerintah dan beberapa situs bank Ukraina, di mana serangan siber ini mencegah entitas tertentu mengakses situs web pemerintah, seperti yang dilaporkan oleh NBC.

Sementara itu, pemerintahan Joe Biden AS mengumumkan akan mengizinkan sanksi kedua bagi perusahaan yang bertanggung jawab untuk membangun pipa gas Nord Stream 2 Rusia.

Sanksi ini diberikan menyusul sanksi tahap pertama terhadap Rusia pada Selasa lalu yang menargetkan bank-bank Rusia, obligasi Rusia dan tiga individu terkaya Rusia yang berkaitan erat dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin.

"Hari ini, saya telah mengarahkan pemerintahan saya untuk menjatuhkan sanksi pada Nord Stream 2 AG dan pejabat perusahaannya," kata Biden dalam sebuah pernyataannya Rabu kemarin.

"Langkah-langkah ini adalah bagian lain dari tahap awal sanksi kami sebagai tanggapan atas tindakan Rusia di Ukraina," tambah Biden.

Di lain sisi, risiko geopolitik dapat menyebabkan siklus pertumbuhan lebih lambat dan menghilangkan risiko kenaikan suku bunga acuan bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) setengah poin pada keputusan dari pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) pada 16 Maret nanti.

Investor bertaruh ada peluang 100% untuk kenaikan suku bunga acuan pada pertemuan The Fed pada Maret, jika mengacu kepada perangkat FedWatch CME Group. Namun dengan angka inflasi yang tinggi, diproyeksikan akan ada kenaikan sebanyak 50 basis poin (bp).

Pasar juga memantau kinerja keuangan emiten. Per Jumat pekan lalu, 78% konstituen indeks S&P 500 telah merilis kinerja keuangan yang melampaui ekspektasi pasar, di mana 78% merilis laba bersih di atas ekspektasi, jika mengacu pada data FactSet.

(chd/chd)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular