Newsletter

Angin Segar Ditiup Wall Street, Tapi 2 Risiko Membayangi

Arif Gunawan, CNBC Indonesia
09 February 2022 07:00
ilustrasi Bursa
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki

Kewaspadaan seputar risiko pandemi terhadap perekonomian global kembali meningkat, setelah Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) memperkirakan versi omicron yang jauh lebih menular kini sedang berkembang biak di seluruh dunia.

Maria Van Kerkhove, Kepala Teknikal Covid-19, menyebutkan bahwa pihaknya merunut empat versi omicron, di mana salah satunya yakni subvarian BA.2 yang jauh lebih menular akan lebih mendominasi dibandingkan pendahulunya BA.1.

"BA.2 lebih mudah menular dibandingkan BA.1 sehingga kita akan melihat BA.2 akan semakin banyak terdeteksi di seluruh dunia," tutur Van Kerkhove dalam sesi tanya jawab daring pada Selasa kemarin.

Dia menekankan bahwa tak ada indikasi bahwa subvarian tersebut memiliki daya rusak yang lebih parah dari subvarian omicron sekarang. Secara umum, Omicron tidak membuat penderitanya mengalami sakit separah varian alpha dan delta, meski lebih mudah menular.

Peneliti Denmark menemukan bahwa BA.2 memiliki tingkat penularan 1,5 kali lebih cepat ketimbang BA.1 dan lebih bisa menginfeksi manusia yang sudah divaksinasi dan bahkan sudah sudah disuntik penguat.

Omicron juga terbukti bisa menginfeksi mereka yang sudah pernah terkena Covid, sebagaimana temuan studi di Inggris. Di Amerika Serikat (AS), sejauh ini baru terkonfirmasi 460 kasus infeksi BA.2.

Risiko lain masih seputar geopolitik di Ukraina, di mana Amerika Serikat (AS) kembali mempertegas lagu lamanya soal tudingan bahwa Rusia akan menyerbu Ukraina. Hal ini tetap disuarakan meskipun beberapa pihak menentang tuduhan tersebut.

Dalam sebuah sesi pers, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan bahwa tuduhan ini dialamatkan dengan bukti. Ia menambahkan Rusia telah melakukan penumpukan besar-besaran pasukannya di dekat wilayah kekuasaan Kiev.

"Ini bukan alarmisme. Ini hanya fakta," katanya dikutip AFP, Senin (7/2/2022). Pemerintahan Joe Biden mengklaim Rusia telah memiliki 110.000 tentara yang bersiaga di perbatasan Ukraina. Ini merupakan 70% dari kapasitas invasi penuh.

Di sisi lain, Rusia telah membantah tuduhan invasi itu. Moskow berdalih pasukan itu digerakkan untuk melindungi kepentingan Rusia bila Ukraina menjadi anggota pakta pertahanan NATO yang merupakan rival negara itu.

Dua risiko tersebut akan diperhatikan pasar secara melekat, karena akan mempengaruhi prospek pertumbuhan ekonomi global ke depannya. Dari dalam negeri, belum ada agenda dan sentimen yang kuat untuk menjadi penggerak pasar, selain kasus Covid-19.

(ags/ags)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular